26 ♡ haii

8.2K 1.1K 253
                                    

halloooo, aku bakal lanjut book ini, maaf labil banget 😭 tapi mungkin cuma beberapa part aja? dan cerita ini masih lanjutan dari yang kemarin yaa:)

• • • • • • • • •

"Hujannya masih deres?" tanya Sunghoon yang baru saja keluar dari kamar Jake dengan memakai piyama tidur cowok itu yang sedikit kekecilan ditubuhnya.

Jake mengalihkan pandangannya dari jendela rumah, lalu terbelalak lucu menatap Sunghoon dari atas sampai bawah. Setelahnya, dia tergelak kencang melihat itu.

"Ngeselin!" Sunghoon cemberut sembari menghempaskan tubuhnya di sofa, "Gue pulang kalo lo masih ketawa."

Jake melipat bibirnya, menahan tawa yang ingin keluar. "Kamu lucu." lalu dia ikut merebahkan dirinya di sofa. "Minum tehnya dulu, mumpung masih anget."

Sunghoom meminumnya sedikit, dan merasakan kehangatan yang mengalir turun dari tenggorokannya hingga menuju perut. Tapi itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan rasa hangat di hatinya saat ini.

"Oh iya, aku belom bilang ya sama kamu kalo panti udah dapet Donatur."

Hampir saja Sunghoon tersedak saat mendengar Jake mengatakan itu. Dia buru-buru menetralkan wajahnya dan menatap Jake dengan santai. "Bagus dong."

"Hmm... aku seneng banget, sampe rasanya mau nangis."

Sunghoon bisa melihat mata Jake yang mulai berkaca-kaca.

"Kamu tau, Donatur bagi anak-anak panti itu seperti anugerah. Cuma dari mereka kita semua bisa makan dan mendapatkan tempat tinggal. Aku sebenernya kepengen buat ketemu sama Donaturnya, tapi kata orang yang datang ke panti, mereka nggak mau ditemuin."

Sunghoon diam sebentar, lalu berdehem kecil. "Nggak apa-apa, mungkin emang cara mereka kayak gitu buat ngebantu orang-orang."

"Iya... pokoknya aku selalu berdoa, semoga orang itu hidup dengan bahagia dan diberikan kesehatan selama-lamanya." Jake tersenyum sumringah.

Sunghoon ikut tersenyum, selalu ada kedamaian di setiap senyuman Jake. Bahkan binar di mata Jake itu bisa membuat siapapun ikut merasakannya. Sunghoon ingin sekali menyentuh wajah itu, maka dia memilih untuk mengangkat tangannya dan mengelus pipi Jake pelan. Jake tersentak malu, hingga menimbulkan warna merah pada pipinya.

"Merah..." ujar Sunghoon.

Jake menunduk, "Jangan diliatin."

"Kenapa?" Sunghoon mengangkat dagu Jake dan membuat pandangan mereka bertemu.

"Aku malu."

"Merah juga cantik." Sunghoon mengelus pipi merona itu dengan punggung jari tangannya, "Gue suka."

Lagi-lagi Jake menahan napasnya, jantungnya berdebar cepat dan hampir menggila. "Sunghoon, iihh... bikin dada aku deg-degan."

Sunghoon tergelak. Siapapun tolong katakan, mengapa orang ini mudah sekali membuatnya berteriak gemas.

Masih dengan senyuman di bibirnya, Sunghoon kemudian menarik bahu Jake untuk masuk ke dalam dekapannya. "Makasih."

"Buat?"

"Pipi merah sama deg-degannya."

"Kok gitu?" tanya Jake bingung.

{SUDAH TERBIT} Started with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang