Pagi ini suasana panti begitu ramai. Anak-anak panti yang besar sedang sibuk membersihkan panti sedangkan yang kecil tengah bermain. Semua dipenuhi oleh perasaan bahagia, hingga sebuah mobil mewah masuk ke halaman panti disusul dengan mobil yang tak kalah mewah yang terparkir didepan gerbang. Mobil itu mengalihkan pandangan semua anak yang sedang beraktivitas membuat aktivitas mereka pun terhenti. Semua bertanya-tanya siapa orang yang datang bertamu.
Dibalik pintu kemudi keluar pria paruh baya yang setengah berlari menuju pintu penumpang untuk membuka pintu.
Pintu mobilnya terbuka dan menampilkan sosok pria tampan, dengan pakaian yang mahal dimata anak panti. Semua anak tersenyum hormat pada tamu itu.
Bunda sudah menunggu kedatangannya didepan pintu. Mereka saling bersalaman dan Bunda mengajak pria itu keruangannya. Sebelumnya pria itu meminta pengawalnya untuk memasukan semua barang untuk ia serahkan ke panti. Ada sembako, alat tulis, dan berbagai mainan yang dibawanya. Semua anak yang melihat itu sangat senang.
Disisi lain, Jake masih sibuk berkemas dibantu Sunghoon disampingnya.
Sunghoon sengaja bangun pagi agar bisa membantu Jake untuk berkemas, berkemas untuk pindahannya kerumah sang Ayah.
Kemarin hari, Jake dan Sunghoon juga sempat membersihkan kontrakan Jake, hingga semua barang-barangnya ia bawa ke panti asuhan.
"Udah masuk semua?" tanya Sunghoon.
"Aku rasa udah."
Suara ketukan pintu dan suara seseorang meleraikan mereka.
"Kak Jake, dipanggil Bunda ke ruangannya!" panggil salah satu anak panti dan Jake hanya mengangguk sebagai balasan.
Jake berjalan sambil membawa tas dipundaknya. Dibelakang ada Sunghoon yang mengikutinya. Sesampainya diruang bu kepala, Jake segera mengetuk pintu. Tak menunggu lama suara dari dalam menyuruhnya masuk. Entah perasaan apa yang saat ini Jake rasakan. Sebentar lagi ia akan bertemu dengan sosok Ayah yang belum pernah dia lihat. Haruskah Jake merasa senang? Atau malah membencinya yang tak pernah ada untuknya selama ini.
Setelah Jake membuka pintunya, ia melihat sosok Ayahnya. Benar, wajah mereka sangatlah mirip. Pria itu berdiri dari duduknya dan membuka kedua tangannya seraya tersenyum berharap Jake datang dan memeluknya. Namun itu tidak terjadi karena Jake hanya diam terpaku ditempatnya. Tak ada sorot kecewa dari sosok itu. Seakan mengerti apa yang terjadi, dan sekarang Ayah Jake lah yang berjalan mendekat dan langsung memeluk anaknya. Anak yang selama ini tidak bisa ia temui. Tak terasa air matanya mengalir. Air mata bahagia karna seperti ini lah saat yang ia nantikan.
"Maaf, maafkan Ayah nak! Maaf karna baru mencarimu sekarang. Maaf..."
Hanya ucapan itu yang keluar dari mulut Ayah Jake. Jake masih diam dalam pelukan Ayahnya dan tidak merespon apapun. Dan Sunghoon yang menyaksikan itu hanya bisa tersenyum kaku. Jake tidak menjawab atau membalas pelukan Ayahnya. Dengan berat hati Jake mengurangi pelukannya.
Dicium kening Jake. Setelah itu sang Ayah kembali menegakkan tubuhnya menghapus airmatanya, sebelum tubuhnya menghadap Bunda yang masih berdiri terpaku disamping kursi kebesarannya.
"Terimakasih karna telah menjaga anak saya, Bu." ucap Ayah Jake sambil menjabat tangan Bunda.
•~~•~~•~~•~~•~~•
Sekarang mereka sudah ada disamping mobil yang tadi membawa Ayah Jake ke panti.
"Sama sama pak Dirga. Sudah menjadi tanggung jawab saya untuk mengurus anak panti." balas Bunda. Bunda tersenyum lalu pandangannya berlatih pada Jake, "Disana jadi anak yang patuh pada orang tua ya nak!" nasihat Bunda pada Jake yang sedari tadi hanya diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
{SUDAH TERBIT} Started with you
Novela Juvenil[Beberapa part dihapus] Sunghoon adalah salah satu gelar penguasa tertinggi, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Sunghoon Mandala adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas...