Jam tujuh kurang lima belas menit, Sunghoon Mandala sudah bertengger manis di atas motornya dengan seragam sekolah lengkap. Sesuatu yang mengejutkan, bisa dikatakan jika ini seperti sebuah rekor untuknya.
Biasanya jam segini Sunghoon masih terlelap di bawah selimut, masih bergulat dengan mimpi-mimpinya, dan berakhir di sekolah ketika gerbang sudah ditutup. Namun tidak lagi, semenjak cowok bernama Jake mencium dan memintanya menjadi pacarnya di tengah lapangan. Bisa kalian katakan jika itu memang aneh.
"Kamu udah sarapan?" Jake bertanya pada Sunghoon yang bersandar pada motornya sambil membuka pintu pagar.
"Nih sarapan gue," Sunghoon mengangkat satu batang rokok yang terselip di jari tangannya.
Jake menggeleng, kemudian mengunci pintu pagar. Perhatiannya kembali lagi pada wajah Sunghoon yang sedang menghisap ujung rokoknya.
"Yang aku tanya itu sarapan, bukan polusi."
Sunghoon mengedikan bahunya santai, kembali menghisap batang rokok itu dan menghembuskannya ke udara. Jake bersidekap, menatap lekat-lekat mata Sunghoon, seolah mengatakan pada cowok itu untuk membuang rokoknya ke tanah.
"Nggak akan gue buang," ujar Sunghoon cuek.
Jake masih menatap Sunghoon, kali ini lebih tajam dan menantang. Tidak ada ketakutan sama sekali di wajahnya, Jake seakan sedang memberi perlawanan lewat sorot matanya. Sunghoon yang mulai merasa terintimidasi akhirnya menghela napas pelan dan membuang batang rokok itu ke tanah lalu menginjaknya.
"Puas?"
Seketika itu juga ekspresi wajah Jake berubah. Senyum sumringah yang sering dia tunjukan itu perlahan mulai menghiasi wajahnya.
"Padahal aku nggak ngomong apa-apa loh," Jake terkekeh.
Sunghoon mendelik, lalu mengeram kesal dan kemudian berbalik menaiki motornya. Dia sudah bersiap-siap memakai helm saat Jake menyodorkan satu paper bag kecil di depannya.
"Aku buatin roti isi telur, aku tau pasti Sunghoon belom sarapan kan?" lagi-lagi Jake tersenyum. "Buka tas kamu, makannya nanti aja ya di kelas, kalo sekarang udah nggak keburu, nanti kita telat."
"Gue nggak butuh itu."
"Nggak boleh nolak. Kamu harus sarapan, kalo perut kamu kosong nanti belajarnya jadi nggak fokus."
Jake meraih tali tas di punggung Sunghoon, lalu membuka resleting dan memasukan kotak makan di dalam tas cowok itu.
Sunghoon hanya memperhatikan tanpa menolak sedikit pun saat Jake membuka tasnya dan memasukan kotak makan itu. Sunghoon sulit menebak isi hatinya sendiri, apapun yang Jake lakukan kepadanya, entah mengapa Sunghoon tidak bisa melakukan apapun selain terdiam.
Jake bukan tipe yang pemaksa, tapi cara dia untuk membuat Sunghoon mengikuti kemauannya bisa membuat Sunghoon luluh begitu saja, walaupun harus mengerahkan seluruh argumen untuk mengalahkan kekeras kepalaan Sunghoon.
"Yukk!" Sunghoon tersadar lalu buru-buru menyalahkan mesin motornya dan melaju meninggalkan pagar rumah Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
{SUDAH TERBIT} Started with you
Teen Fiction[Beberapa part dihapus] Sunghoon adalah salah satu gelar penguasa tertinggi, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Sunghoon Mandala adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas...