"Cium gue di tengah lapangan dan minta gue buat jadi pacar lo!"
Jake mematung, lututnya serasa lemas sekali. Tidak, tidak ada yang salah dengan pendengarannya, yang salah adalah mulut sialan itu yang dengan mudah mengucapkan hal-hal yang tidak masuk akal.
"Kamu gila?" sahut Jake sinis.
Sunghoon hanya mengedikan kedua bahunya seolah mengatakan kepada Jake jika dia salah berurusan dengan cowok seperti dirinya.
"Aku nggak mau! Kenapa harus pake cium-cium segala!"
Sunghoon kembali memainkan bola yang ada di tangannya, memantul-mantulkan ke tanah. Sementara ketiga temannya di belakang sudah saling tertawa meledek Jake yang berdiri di depan mereka dengan wajah pucat pasih.
"Terserah lo sih. Kalo lo nggak mau, ya gue juga nggak mau belajar sama lo!"
Jake semakin merasa tersudutkan dengan penawaran Sunghoon. Di satu sisi dia sangat mengharapkan tawaran Oma Yolanda, di sisi yang lainnya dia tidak mau menjadi laki-laki murahan yang dengan seenaknya saja mencium Sunghoon di tengah lapangan, di antara ratusan siswa yang sedang berdiri menatap mereka kini.
"Sunghoon..." panggil Jake pelan, bahkan lebih seperti bisikan tapi bisa membuat Sunghoon berbalik menatap dirinya. "Aku nggak mau!"
"Oke! kalo gitu lo juga nggak bisa maksa gue!" Sunghoon pun tersenyum penuh kemenangan.
Sunghoon melangkah mundur masih dengan tatapannya yang mengarah pada Jake. Kemudian cowok itu berbalik, melempar bolanya ke arah ring, dan....
BUM!
Bola itu masuk ke dalamnya, melewati ring dan terjatuh ke tanah. Sunghoon tersenyum penuh kemenangan, dia kembali berhasil memperlihatkan siapa dirinya di depan Jake. Sunghoon juga seolah meledek Jake jika berurusan dengan penguasa kegelapan adalah suatu kesalahan. Hanya sekali lempar dan Jake tidak berkutik, sama seperti bola basket itu.
"Gila lo, man!" Heeseung mengangkat tangannya ke arah Sunghoon, lalu disambut oleh cowok itu dengan tepukan.
"Ini baru Sunghoon, Iblis nomor satu di sekolah!"
"Mantab!" timpal Ni-ki.
Jay menepuk pundak Sunghoon dengan kekehan kecil, "Parah lo, mukanya pucet tuh. Kelewatan lo ngerjainnya."
"Biarin, biar dia tau untuk nggak macem-macem sama gue!" Sunghoon menyeringai.
Mereka berempat menoleh ke arah Jake yang masih bergeming di tempatnya. Jake menunduk seraya berpikir dengan ucapan Sunghoon barusan.
Seharusnya Jake memang sudah memikirkan hal ini sebelum dia berani terjun ke dalam jurang bernama Sunghoon Mandala. Seharusnya dia juga sudah mengantisipasi keadaan seperti ini sebelumnya, jika berurusan dengan Sunghoon sama saja dengan harus menuruti pemikiran konyol cowok itu.
Jake berbalik, menjauhi empat cowok yang kini sedang menertawakannya. Satu langkah, dia berpikir, mereka ngetawain aku. Dua langkah menjauh, gimana sama Oma Yolanda? Tiga langkah menjauh, kuliah aku!
Berhenti. Memejamkan mata sebentar. Menarik napas lalu berbalik menatap Sunghoon yang sedang menatapnya dengan seringai.
Satu langkah menuju Sunghoon, aku nggak akan kalah! Dua langkah menuju Sunghoon, kamu nggak bisa tertawa lagi. Tiga langkah menuju Sunghoon, ini semua demi masa depan!
Dan langkah selanjutnya, Jake semakin dekat dengan Sunghoon, sementara cowok itu mengerutkan dahinya bingung, kemana wajah pucat Jake yang tadi dia lihat? Jake berjalan yakin ke arahnya seolah akan menelannya hidup-hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
{SUDAH TERBIT} Started with you
Novela Juvenil[Beberapa part dihapus] Sunghoon adalah salah satu gelar penguasa tertinggi, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Sunghoon Mandala adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas...