22 ♡ panti asuhan

7.4K 1.1K 79
                                    

Keadaan panti saat itu benar-benar sangat kacau. Beberapa pot tanaman yang setiap pagi selalu mereka siram kini sudah dalam keadaan hancur tak berbentuk. Serpihan kaca jendela yang pecah terlihat berserakan dimana-mana, dan juga beberapa barang-barang panti lainnya yang sudah tidak berada pada tempatnya.

Sebagian besar kerusakan yang terjadi terpusat di bagian ruang tamu dan teras depan. Tidak begitu jauh berbeda dengan kondisi halaman panti yang sebagian kursi kayunya sudah patah terbelah dua dan hancur. Sungguh ironis keadaan panti saat itu.

Jake yang baru saja tiba di panti asuhan, terkejut saat melihat semua itu, terlebih ketika pandangannya menangkap ke depan, dimana Bunda sedang berlutut di depan seorang Laki-laki berjas hitam yang bernama Charles. Dan tak jauh dari sana, Jake juga melihat anak panti lainnya sedang terduduk menangis sambil berpelukan.

"Bunda!" teriaknya kemudian berlari menghampiri Bunda.

Wajah Bunda terlihat sangat pucat dan ketakutan. Tentu saja, ini kali pertama mereka diusir dengan cara seperti ini, sangat tidak manusiawi. Jake segera membantu Perempuan paruh baya itu untuk berdiri, dia lantas menatap Charles yang bediri di depannya.

"Kalian nggak seharusnya seperti ini, beri kita waktu setidaknya sampai kita mendapatkan Donatur baru." ucap Jake seraya memeluk bahu Bunda yang mulai bergetar.

Charles berdecih, tertawa dengan tatapan mengejek. "Tolol! Mending lo semua buruan cabut! Mana ada sih Donatur yang mau ngasih donasi buat panti asuhan reot yang bentar lagi mau rubuh ini!"

"Sebulan, aku bakalan dapetin Donatur baru. Jadi jangan hancurin panti ini." mohon Jake.

Lagi-lagi tawa mengejek terdengar keluar dari mulut Charles dan kesepuluh anak buahnya yang berdiri di belakang. Jake tidak tau lagi bagaimana caranya untuk mempertahankan panti dengan keadaan seperti ini, yang bisa Jake lakukan hanya mencari Donatur. Karena hanya dengan mendapatkan Donasi, pemilik tanah tidak akan menjual tanah mereka.

Jake melihat Charles tersenyum remeh, laki-laki itu terlihat tidak mempercayai ucapan Jake. Memang terdengar mustahil jika panti asuhan tua yang hampir rubuh seperti panti asuhan mereka mendapatkan Donatur. Namun, bagi Jake dan anak panti lainnya, tidak ada yang mustahil di dunia ini. Jake yakin jika masih ada orang-orang di luar sana yang mau menjadi Donatur di panti asuhan mereka.

"Hancurin semuanya!" perintah Charles pada semua anak buahnya.

Jake tersentak panik dan melangkah maju untuk menghalangi orang-orang tersebut. Mereka semua sudah bersiap menghancurkan panti dengan tongkat besar di tangan mereka masing-masing.

Jake tidak merasa takut sama sekali. Demi mempertahankan panti asuhan yang sudah berjasa membesarkannya, Jake berdiri dengan tangan merentang lebar di depan pintu, menahan orang-orang tersebut untuk tidak masuk ke dalam panti mereka.

"Berhenti! aku mohon jangan dihancurin."

"Minggir!" teriak salah satu dari mereka seraya mendorong tubuh Jake.

Jake jatuh terjerembab akibat dorongan kuat dari salah satu orang-orang tersebut. Melihat Jake tersungkur di lantai membuat tangisan anak-anak panti menjadi semakin histeris, mereka ketakutan, terlebih saat suara pecahan kaca di dalam rumah terdengar oleh mereka.

"Jake...!!" teriak Bunda.

Jake berdiri lagi, mencoba menghentikan beberapa orang yang mulai memukuli jendela serta pintu rumah panti.

"Aku minta tolong, berhenti!"

"Lo mau gue matiin juga!?" bentak salah satu di antara mereka, "Minggir!"

Lutut Jake rasanya sudah sangat lemas, matanya mulai berkaca-kaca, dan napasnya mulai terengah-engah. Dia tidak bisa menyerah begitu saja, tidak untuk sekarang. Walaupun Jake merasa dirinya sangat kuat, tapi tetap saja dia masih sangat membutuhkan bantuan saat ini.

{SUDAH TERBIT} Started with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang