24 ♡ peduli

7.6K 1.2K 179
                                    

Sunghoon tidak pernah berpikir jika dia akan memasuki ruangan dimana tempat itu adalah hal terakhir yang ingin dia kunjungi. Jika bukan karena sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh Ayahnya, Sunghoon akan berpikir ribuan kali untuk menginjakan kakinya ke dalam ruangan ini.

Dalam hidupnya ada beberapa tempat yang sangat Sunghoon hindari, yaitu tempat dimana dia bisa bertemu dengan sang Ayah. Namun, kali ini Sunghoon harus mematahkan prinsipnya itu, karena hanya seorang Kevin Mandala yang dapat membantu dirinya saat ini.

Begitupun Kevin, lelaki itu menatap heran ke arah anaknya yang kini sedang berdiri di depan meja kerjanya. Pasalnya, Sunghoon tidak pernah sekalipun datang berkunjung ke gedung perusahaan ini, bahkan jika anak lelakinya itu membutuhkan sesuatu.

"Kenapa kamu?" Kevin bertanya dengan nada dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari beberapa dokumen yang berada di atas meja.

"Sunghoon butuh bantuan Papah," jawab Sunghoon.

Kevin berdecak pelan, lalu tersenyum miring seolah sedang meremehkan anaknya.

"Masalah apalagi yang kamu buat?" dia menutup satu dokumen dan beralih menatap Sunghoon yang berada di depannya, "Berantem? Mukulin orang? Atau balapan liar?"

Sunghoon menggeram dalam hati. Tidak bisakan Ayahnya berpikiran baik tetangnya, setidaknya sekali saja. Apapun yang dia lakukan akan selalu terlihat buruk di mata Kevin, tidak peduli jika itu sesuatu yang baik sekalipun.

"Sunghoon mau Papah menjadi Donatur di salah satu panti asuhan!" sahut Sunghoon tegas.

Dengan dahi berkerut, Kevin menatap anaknya yang terlihat serius atas ucapannya. Itu Adalah permintaan pertama Sunghoon setelah dia tumbuh dewasa, baru kali ini Kevin melihat Sunghoon meminta padanya dengan wajah serius, seolah hanya dirinya yang mampu memenuhi kemauan Sunghoon.

"Apa yang bisa Papah dapat dari kamu?" tawar Kevin.

"Sunghoon bakal menuruti semua kemauan Papah."

"Sekalipun itu harus pulang ke rumah?"

Sunghoon terdiam. Tidak terlalu terkejut permintaan Ayahnya, bahkan dia sudah menyiapkan hal terburuk sekalipun dari sekedar permintaan itu. Sunghoon tau, sang Ayah tidak akan memberikan apa yang dia minta secara cuma-cuma.

Lantas Sunghoon memejamkan matanya, lalu menghela napas pelan. "Iya."

Jake meneliti selembar kertas yang berisikan jawaban dari soal yang dia berikan untuk dikerjakan oleh Sunghoon, sesekali matanya mencuri pandang pada sosok Sunghoon yang kini sedang duduk di depannya dengan sebuah handphone di tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake meneliti selembar kertas yang berisikan jawaban dari soal yang dia berikan untuk dikerjakan oleh Sunghoon, sesekali matanya mencuri pandang pada sosok Sunghoon yang kini sedang duduk di depannya dengan sebuah handphone di tangan.

{SUDAH TERBIT} Started with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang