YES I DO"46" | BRIGHT

850 54 8
                                    


Max, dan Blue mengantar Bright ke bandara. Hari ini Bright harus kembali ke Amerika. Karena permintaan Orang tuanya, juga Win.

"- - -Max bisa kau menjaga Win untuk ku.?!" Permintaan Bright sebelum Ia benar-benar masuk kedalam maskapai penerbangan menuju Amerika.

"- - -Aku tak tau berapa lama aku di sana. Kau tahu Pho ku seperti apa. Aku harus meluluhkan hatinya. " Bright terlihat murung.

"- - -Kau tak usah khawatir aku akan menjaganya dengan baik." Max menepuk pelan pundak Bright.

*
*
*

Amerika.

Kini Bright kembali ke negara itu lagi. Meninggalkan segalanya yang ada di Bangkok termasuk separuh hatinya.

Bright duduk bersama dengan pria paruh baya yang Ia begitu hormat, yaitu ayahnya. Seseorang yang keras, dan tidak suka perintahnya di bantah.

"- - -Tinggalkan laki-laki itu, dan lanjutkan pertunangan mu dengan Aye.! " Titah Ayahnya mutlak.

"- - -PHO.! " Ucap Bright dengan penekanan.

Ibunya yang duduk di samping Bright, mencoba menenangkan anak tunggalnya itu.

"- - -jangan membatah Bright. Aye lebih pantas untuk mu. "

"- - -Atas dasar apa Pho menilai begitu hah. ?!" Ini kali pertamanya Bright meninggikan suaranya.

"- - -Bright__tenanglah." Ibunya mencoba memenangkan anak semata Wayangnya.

"- - -Sampai kapan pun. Aku tidak akan bisa bertunangan dengan Aye Pho. " Bright berdiri dari duduknya.

"- - -pikiran kau masih terlalu dangkal Bright. Jika kau bertunangan dan menikah dengan Aye. Apa pun akan kau miliki. " Bujuk ayahnya kokoh.

"- - -Tapi tidak dengan kebahagiaan dan Cinta.!" Bright meninggalkan ruang keluarga itu, menyisakan ayah dan Ibunya.

"- - -Apa yang kau tahu tentang Cinta hah.?" Ayahnya ikut berdiri. Menatap punggung anaknya.

"- - -Setidaknya aku lebih tau dari pada Pho. Yang hanya mementingkan tahta dan jabatan. " Ucap Bright berlalu meninggalkan Kedua orang tuanya.

*
*
*

Bright berdiri di atas balkon kamarnya, menatap langit Amerika yang gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bright berdiri di atas balkon kamarnya, menatap langit Amerika yang gelap. Ia merindukan Win, tapi Ia tidak berani menghubungi Win. Bukan apa-apa hanya saja Ia takut Win menghindarinya.

Sebuah pesan singkat membuyarkan lamunannya.

"- -Bright. Hasil ujian Win keluar,dan Ia mendapat nilai tertinggi. "

Tulis Max pada sebuah pesan singkat. Yang mampu membuat Bright tersenyum.

Hanya melalui Max Ia bisa Memantau kabar Win. Meski jarak yang jauh memisahkan keduanya, nyatanya Ia tak pernah absen sedikitpun tentang kabar Win.

YES I DO "Bright and win"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang