"Maaf tiba-tiba memanggilmu ke sini...."
"Hiro." - ketimbang berekspresi malas, Hiromi memasang senyuman di bibirnya. Tatapan matanya lebar seperti biasa.
"Aku tidak menyangka orang sepertimu bisa meminta bantuan." - Hiromi membalasnya dengan ledekan. Ketika menutup pintu mobil, Hiromi memberikan sebuah benda yang dilapisi kain putih.
"Aku bisa tertangkap jika tidak memakai pesawat FBI. Katakan, kenapa tiba-tiba meminta pistol? Apa tidak bisa mendapat yang dari sini?" - tanya Hiromi seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Akai tidak menjawab sama sekali.
"Ah, di sekitar sini ada toko buku kan?! Aku mau sedikit!" - pinta Hiromi. Akai menghela napas seraya tersenyum. Setidaknya hobi Hiromi cukup berguna.
"Kau bisa beli apapun yang kau mau. Aku harus pergi ke suatu tempat. Aku akan menjemputmu 1 jam lagi." - Akai memberikan beberapa uang yen pada Hiromi. Tau dia kalo Hiromi sudah melihat buku, 3 jam pun bisa habis :v
"Okee!" - Hiromi pergi dengan 'bahagia'nya. Dia menatapi uang di atas tangannya yang dilapisi sarung tangan.
Yak.... Hiromi memiliki sangat banyak kebiasaan yang bisa terbilang aneh. Salah satunya adalah, suka memakai sarung tangan meski udara panas.
'Buku apa ya yang akan kubeli?' - dia berhenti berjalan tepat di depan toko buku. Dia sebenarnya ragu, toko buku itu sangat sepi dan tidak ada pembeli sama sekali.
'Buku-bukunya bagus kaga itu....'
Srak
Dia tidak memperhatikan sekitarnya, dan berakhir ada seseorang menutup mulutnya secara kasar dari belakang dan mengangkatnya menjauh dari toko itu, hingga masuk ke sebuah gang kecil.
'Apa-apaan-?!' - Hiromi berusaha meronta, namun tangan lain dari orang itu menahan kedua tangannya.
Buk
"Apa-apaan?!" - tanya Hiromi kaget saat orang itu membuka mulutnya, tapi malah menahan leher sekaligus tangannya dan menahannya juga hingga punggungnya menempel pada tembok. Hiromi terbelalak merinding melihat siapa yang baru saja 'menculik'nya. Pria bersurai silver panjang dan mengenakan topi fedora. Dia juga terlihat memakai pakaian serba hitam.
"Apa hubunganmu dengannya?" - tanya pria itu dengan suara berat dan nada bicara yang terdengar penuh amarah. Dia sedikit membungkuk untuk menahan Hiromi tetap di tempatnya.
"Hah?! Apaan sih?! Kalo ngomong tuh yang jelas! Dengannya dengannya siapa?!" - ketimbang dirinya yang lagi di posisi 'diculik' dan tidak bisa melawan, Hiromi berani membentak pria itu :v
"Rambut putih, mata merah. Di dunia ini hanya wanita itu yang memilikinya."
"Wanita itu siapa?! Benar-benar tidak bisa bicara jelas!"
Pria itu tidak membalas, namun dia memeriksa bagian leher Hiromi yang sedikit tertutup dengan jaketnya, dan menarik sesuatu dari dalam jaketnya.
"Bahkan kau memakai kalungnya. Kalung ini tidak akan dijual dimanapun, karena dibuat dari kalung dan liontin dari tempat dan bahan yang berbeda. Apa hubunganmu dengannya?"
"Daripada kau terus bertanya 'hubunganku dengannya' lebih tepatnya bertanya 'dari mana aku dapat', aku tidak ingat dapat dari mana tapi sejak kecil sudah ada bersamaku. Terlepas harga yang mahal aku menganggap ini berharga sebagai kenangan." - balas Hiromi, benar-benar jengkel. Masalahnya, pria di hadapannya ini sangat tinggi, Hiromi mana bisa melawan.
'Sebentar.... Kenangan apa? Apa itu barusan? Kenapa aku mengatakan soal harga dan kenangan?' - Hiromi seketika sadar dengan apa yang baru saja dikatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E D
FanfictionRed, artinya merah. Namanya mengartikan merah, warna yang sama dengan matanya. Warna yang merupakan keunikan dirinya. 2 orang yang berbeda, seorang gadis dan seorang wanita, namun keduanya berhubungan.