"Hiro, aku sudah menemukan dua bom tersembunyi di belakang gedung, tapi ada juga agen PSB, kepolisian Tokyo, dan ABIN, bagaimana semua bisa ada di sini?!" - tanya Jodie lewat telepon. Dia dan beberapa rekannya kini bersiaga di belakang gedung dengan dua bom terpasang di hadapan mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang berani menjinakkan bom itu. Sedangkan kepolisian Tokyo sedang mencoba mengevakuasikan para pengunjung agar tidak mengacaukan situasi dengan keramaian.
"Kepolisian Tokyo wajar ada, kalo PSB karena agen mereka semua dipanggil ke sini. Kalo ABIN, aku gak tau. Jodie, jangan mencoba menjinakkan bomnya sekalipun! Tolong dengarkan instruksiku!"
Agen PSB mendapatkan perintah yang sama dari Amuro, yaitu jangan mencoba melakukan apapun pada bomnya. Agen FBI dan agen PSB semua memberitahukan perintah itu pada kepolisian Tokyo dan agen ABIN.
Cider, dia masih melihat ponsel milik Baijiu dan mencoba mengerti isinya.
"Kode macam apa ini....?" - bahkan Amuro sendiri tidak tau kode-kode yang dituliskan di hp Baijiu. Ada kode-kode tertuliskan beruntun seperti #A9138, #A9283, #J1122, dan lainnya. Kode tertuliskan terdiri dari tagar, satu huruf, dan empat angka.
"Orang ini masih gak mau membocorkannya?! Kusiksa saja kali ya sampai bicara?!" - sedangkan Cider yang kesabarannya sudah habis sudah siap melakukan hal terlarang pada Baijiu.
'Gak deh.... Aku belum pernah menyiksa orang lain, gak tau gimana. Dan gak lucu kalo dia malah mati.' - Cider langsung melarang dirinya sendiri.
"Coba saja selesaikan sendiri, dasar pengkhianat." - gumam Baijiu pada Amuro.
"Berisik, udah dibilang jangan banyak omong." - Cider menggenggam kepala Baijiu semakin keras. Baijiu, kini dalam posisi terbaring di lantai dalam keadaan tengkurap, dengan Cider duduk di punggungnya dan menggenggam kepalanya dari belakang.
"Kau mencoba menyelesaikannya sendirian untuk membuktikan bahwa kau setara, atau lebih baik dari Cider. Kau tidak mau melaporkan semuanya. Bahwa aku dan Kir adalah NOC, Akai masih hidup, dan informasi penting lainnya. Sekarang, kau lihat bagaimana hasilnya kan?" - tanya Amuro.
"Lucu sekali kalau ada makhluk yang merasa setara denganku. Sayang sekali aku memakai tubuh Hiro, jadi aku kesulitan. Kalau aku dalam kondisi prima dan memakai tubuh asliku, aku bisa menyelesaikan semua sendiri." - Cider tersenyum sinis.
"Ah- Jodie-sensei!" - panggil Conan setelah menyadari maksud dari kode-kode itu.
"Ya?!"
"Coba lihat bomnya, apakah ada tulisan atau tidak. Jika tidak, coba buka tutupnya dan lihat jika ada huruf di dalam!"
"Baiklah." - Jodie melakukan sesuai yang diperintahkan tanpa ragu. Dan setelah beberapa menit, mereka kembali mendengar suara Jodie.
"Di dalam bomnya ada kabel-kabel sirkuitnya, dan kabel itu menutupi angka dan huruf yang seperti kode. Di sini tertulis #J1122."
"Bingo! Kau memang pintar." - puji Cider seraya menepuk kepala Conan.
"Jodie-sensei, tolong beritahukan kode-kode dari bom yang telah didapatkan." - pintah Conan seraya menekan kode dari bom yang disebutkan Jodie dari hp Baijiu.
"Lalu dengarkan instruksiku."
Setiap kode memiliki cara yang berbeda dalam menjinakkan bomnya. Satu persatu, Conan memberikan arahan dari setiap bom di saat Amuro dan Akai mencari bom yang tersisa. Cider, tentu saja bersama Conan, menjaganya sekaligus mengawasi Baijiu.
"Sekarang sisa misilnya." - gumam Cider.
"Sial- tidak ada cara untuk menghentikan misilnya." - gumam Conan.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E D
FanficRed, artinya merah. Namanya mengartikan merah, warna yang sama dengan matanya. Warna yang merupakan keunikan dirinya. 2 orang yang berbeda, seorang gadis dan seorang wanita, namun keduanya berhubungan.