26 - Bunga

466 88 0
                                    

"Berapa lama lagi kami akan ditahan disini?"

"Matahari sudah mulai menyengat!"

"Aku tidak peduli kasus apa yang terjadi..."

"Itu tidak ada hubungannya dengan kami, bukan begitu?!"

"Maafkan aku, harap menunggu sebentar lagi!" - pinta polisi yang menjaga pintu masuk. Para pengunjung mulai protes karena tidak diperbolehkan pulang.

"Megure-keibu! Penjagaan pintu keluar kuil semakin sulit!" - akhirnya Takagi melaporkan situasinya pada sang inspektur.

"Begitu kah?"

"Bagaimana dengan senjata pembunuhnya?" - tanya Takagi.

"Sayangnya itu masih belum ditemukan."

"Mungkin pelakunya telah melarikan diri dengan senjata pembunuhnya?"

"Tidak, dengan memperhitungkan waktu antara terjadinya pembunuhan dan ketika kita menutup pintu keluar, dan fakta bahwa pelakunya menyeret kakinya, kemungkinan pelakunya masih di sekitar kuil ini. Ia harus menyembunyikan pemukul sepanjang 30 cm yang Agasa-hakase lihat di suatu tempat." - Megure menjelaskan.

"Saya mengerti. Berarti bahwa ketiga orang yang tercopet menjadi tersangkanya...."

"Ya. Karena kami menemukan pemancar GPS yang diletakkan dalam catatan dompet dari pencopet yang dibunuh. Saya tidak yakin dengan kemungkinan salah satu yang disebutkan Jodie-sensei— bahwa pelakunya membiarkan dompetnya dengan pemancar GPS dicuri, kemudian melacak dan membunuhnya di lokasi yang sepi."

"Namun, tampaknya tidak satupun dari mereka bertiga memiliki masalah dengan kaki atau bagian kaki lainnya. Kaki orang tua itu memang sakit, tapi tampaknya ia tidak bisa berjalan tanpa tongkat. Dan jika kita berasumsi bahwa pelakunya punya teman dan menyelipkan senjata pembunuhan, kita harus menyembunyikan kerumunan orang-orang yang ke kuil ini untuk melihat bunga Sakura." - jelas Takagi.

"It's not necessary. Ada bagian dari senjata yang belum pelaku sembunyikan." - samber Hiromi.

"Hm? Darimana anda tau?" - tanya Megure, merasa aneh, katanya Hiromi remaja :v tidak hanya dia, tapi para tersangka juga tampak tidak enak dengan ini.

"Aku suka membaca jadi memecahkan hal seperti ini sering kulakukan." - jawab Hiromi tersenyum lebar.

"Tapi, apa yang anda maksud bagian?" - tanya Takagi.

"Bagian itu dipakai untuk mengikat senjatanya secara bersamaan." - jawab Hiromi.

"Ketika anda mengatakan 'mengikat bersamaan'...."

"Tapi, senjata yang terlihat hanya dalam 1 bagian, bukan begitu, Hiro? Itu tidak diikat atau semacamnya." - Jodie melanjutkan ucapan Takagi.

"Senjatanya terbuat dari suatu benda dalam jumlah besar. Kalaupun ditemukan, pasti sudah tersembunyi sehingga tidak dicurigai. Karena mendekati anak-anak ini dia tidak dicurigai." - Hiromi kembali menjelaskan.

Conan memperhatikan Hiromi dengan seksama. Tadinya dia berniat memakai suara Agasa untuk menyelesaikan kasus, tapi dia lupa bahwa Hiromi yang memberinya petunjuk, dan pasti Hiromi sudah mengetahui pelakunya lebih cepat darinya.

"Maksud onee-chan kami?" - tanya Ayumi.

"Apa orang tua yang berbicara dengan kita saat kita sedang mengambil ramalan?" - lanjutnya.

"Ah, ada banyak ramalan yang diikat. Tidak seorangpun melihat jika ada beberapa atau lebih dari mereka kan?" - tanya Genta.

"Tapi tidak peduli bagaimana kau mengikat ramalan bersama-sama, kau tidak akan mampu menghasilkan senjata yang bisa membunuh seseorang  bukan begitu?" - tanya Haibara membuat Genta berekspresi jengkel.

R E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang