Di suatu hari yang tenang dan damai tenteram aman sejahtera di kediaman Kudo—
Gajadi damai deh karena Akai menerima telepon dari seseorang.
"Tidak biasanya mendapat telepon darimu nak." - yap, yang menelpon adalah Conan.
'Dari Shin-chan?' - pikir Yukiko seraya meletakkan nampan dengan teko dan gelas diatasnya. Dia menuangkan teh untuk Hiromi dan Hiromi menerimanya dengan senang hati.
"Apa? Shukichi hilang setelah terlibat di sebuah kasus pembunuhan?" - Hiromi tersedak minumannya tepat setelah Akai bicara demikian.
"Hiromi-chan?! Kau baik-baik saja?!"
"Nggak—"
"Ya, mungkin Taikou Meijin menemukan siapa pelakunya dan pergi menemui mereka. Sebelumnya ada 3 tersangka dan mereka adalah pemain shogi profesional sama seperti dia, mungkin dia ingin membujuknya untuk menyerahkan diri." - karena penasaran, Hiromi mendekat pada Akai untuk menguping pembicaraan.
"Ngomong-ngomong, beritahukan padaku detail kasusnya—"
"Bisakah kau jadikan loudspeaker jadi aku dapat mendengar percakapannya dengan baik? Aku punya banyak waktu luang ..." - pinta Yusaku.
"Kau memiliki seorang fanatik deduksi terkenal untuk memanfaatkan isi hatimu!" - Yukiko tersenyum lebar seraya menunjuk pada Yusaku.
Setelah itu, Akai mengaktifkan speaker pada ponselnya dan Conan mulai menjelaskan kronologi kejadiannya. Dia juga menjelaskan adanya benda yang mungkin bisa menjadi barang bukti. Meski awalnya tidak tau, tapi berkat Yusaku yang memberi petunjuk, Conan langsung mengerti.
"Bagaimanapun juga, situasi telepon ini dalam keadaan darurat. Bertemulah dengan Akai-kun dan pastikan adiknya selamat." - sambung Yusaku.
"Tunggu, aku ikut!" - pinta Hiromi langsung mengikuti Akai yang keluar dari rumah.
"Hiromi-chan sangat imut kalau mengikuti ayahnya begitu~ ekh aku juga iri melihat rambutnya yang begitu lembut. Aku jadi ingin menyentuhnya—" - keluh Yukiko.
"Bukankah dia sudah membiarkanmu memainkan rambutnya setiap hari?"
"Benar juga."
Akai dan Hiromi sampai di tempat dimana Conan berada, dan Conan langsung masuk ke mobilnya.
"Sudah lama juga ya, nak. Sejak aku bertemu denganmu dengan wajah ini." - sapa Akai.
"Bukannya kita tak punya pilihan .... Tak ada waktu bagimu untuk menyamar." - balas Conan.
"Meskipun Yukiko-san pasti sangat ingin aku melakukannya."
"Ya setidaknya cukup hati-hati kan, soalnya bahaya kalo ada yang liat muka ini." - samber Hiromi tersenyum lebar. Dia duduk di kursi bagian belakang, dan karena itu Conan terkejut sampai terloncat.
"Hi-Hiro-nee?! Kok kau ada di sini?!"
'Lah?! Perasaan tadi aku lihat belakang dan tidak melihat siapapun! Auranya sama sekali tidak terasa kayak hantu!'
"Oh aku gaboleh ikut gitu?"
"Eh bukan gitu— aku ga nyangka kamu ikut! Kenapa ikut?"
"Berburu cowok—" - Akai langsung menatap tajam Hiromi karena jawaban absurdnya sampai Hiromi merinding sendiri dan tertawa hambar.
"Ya aku mau ketemu Shukichi-ojisan lah! Emang salah ketemu keluarga?"
"Oiya juga—"
"Dan? Kupikir kau punya tanda keberadaan adikku?" - tidak mau berbasa-basi, Akai langsung bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E D
FanfictionRed, artinya merah. Namanya mengartikan merah, warna yang sama dengan matanya. Warna yang merupakan keunikan dirinya. 2 orang yang berbeda, seorang gadis dan seorang wanita, namun keduanya berhubungan.