3 - Bertemu 'Keluarga'

1K 121 6
                                    

"Sudah lama ya, Shuichi-niisan." - ucap seorang pemuda pada yang terbilang 'kakak laki-lakinya'.

Siang hari yang terik, di sebuah pantai Atsuhama, prefektur Shizuoka. Katanya sih 'Akai' reuni ama keluarganya.....

"Ya, sudah 7 tahun. Kau sudah tumbuh besar, Shukichi. Sekarang kau sudah kelas 3 SMA kan?" - balas Akai, tanpa ekspresi sedikitpun. Shukichi sudah biasa dengan sikap kakaknya, jadi tidak ada reaksi keras.

"Hei, ayo sapa. Ini pertama kalinya kalian berdua bertemu kan?" - tanya Shukichi pada seorang anak perempuan di belakang kakinya.

"Se-senang bertemu denganmu. Namaku Masumi." - sapa anak perempuan itu, masih malu.

"Hm? Siapa bocah ini?" - tanya Akai tanpa dosa.

"Adik kita! Aku sudah pernah mengirim fotonya, kan?" - tanya Shukichi tersenyum menahan kesal.

"Benar.... Sebelum aku pergi ke Amerika, kaa-san sempat hamil."

"Lalu, di mana Mary-kaasan? Dia pergi ke hotel untuk menemuimu, tapi kalian tidak datang bersama?" - tanya Shukichi, melihat sekelilingnya, mencari sosok wanita yang merupakan ibunya.

"Kami habis bertengkar sedikit di hotel. Serangannya mengenai mataku, sekarang wajahku jadi begini." - jawab Akai seraya melepas kacamata hitamnya, memperlihatkan luka di mata kirinya.

"Aku juga berhasil mendaratkan satu dua pukulan. Mungkin sekarang dia sedang menaruh es di atas lukanya." - lanjutnya sedikit tersenyum untuk meringankan suasana.

"Justru kepalamu yang butuh es. Kau meninggalkan anakmu di hotel? Kalau kau tidak bisa bertanggung jawab tidak usah membawanya sekalian." - samber seorang wanita berambut pirang pendek dengan memakai topi, seorang anak berumur 2 tahun berambut putih berada di belakang kakinya.

'Kenapa aku di sini?' - tanya Hiromi dalam hati dengan sweatdrop. Kalau dia benar-benar bocah berumur 2 tahun, dia mungkin sudah menangis karena situasi yang berat.

Dia berpikir-pikir. Kenapa coba tebakannya benar soal ayahnya akan bertengkar dengan Mary? Apakah ini yang disebut dengan 'reuni keluarga'?

"Satu-satunya alasan aku mengizinkanmu pergi ke Amerika adalah karena kau bilang mau belajar di Amerika. Tapi ternyata kau malah mencari kebenaran di balik 'insiden ayahmu'. Ditambah lagi kau bilang mau bergabung dengan FBI setelah lulus. Kau seperti orang yang sedang dirasuki dewa kematian saja." - lanjutnya dengan tatapan tajam.

Mary Akai, atau Mary Sera, ibu dari 3 anaknya yaitu Akai, Shukichi, dan Sera Masumi, sekaligus nenek angkat dari Hiromi.

"Aku punya green card dan KTP Amerika. Setelah 3 tahun pengalaman kerja, aku akan lulus tes tertulis dan fisiknya. Tidak akan ada masalah." - balas Akai.

"Aku memang kesulitan mendapat SIM, karena aku tidak terbiasa mengemudi setir kanan. Soalnya negara kampung halaman dan disini, setir kiri kan?" - lanjutnya.

"Lalu bagaimana dengan biaya hidupmu? Kau pikir aku akan memberikan uang pada orang yang cuma bisa bicara hal bodoh begitu?" - tanya Mary, semakin jengkel.

"Tenang saja. Aku mendapat pekerjaan paruh waktu yang bagus. Lagipula, Hiro bukan anak yang boros dan dia cukup mandiri. Aku bisa bertahan hidup sampai masuk FBI dengan itu." - jawab Akai, yang nampaknya selalu siap menjawab jika Mary bertanya.

'Ya lah.... Mana mau aku boros kalo aku tau dia kerja buat 2 orang....' - pikir Hiromi. Tentu saja, dia merasa sangat berhutang. Rasanya seperti anak tidak tau diri yang meminta dirawat oleh pemuda yang masih belajar dan bekerja paruh waktu.

R E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang