"Apa..... Ini.....?" - gumam Hiromi bingung. Dia tiba di museum dimana lokasi yang diberikan Baijiu, dan betapa terkejutnya dia melihat banyak pengunjung berteriak di depan museum.
"Yang benar saja, kami bayar mahal hanya untuk dikunci di luar?!"
"Kenapa kami tidak boleh masuk?!"
"Kenapa pintunya ditutup?!"
Pintu museum ditutup rapat, tidak memperbolehkan satupun pengunjung memasuki museum tersebut. Hiromi mengerutkan keningnya. Dia tidak tau bagaimana dia bisa masuk tanpa kelihatan orang-orang yang ada di sana.
'Kecuali.....' - Hiromi melihat kembali peta di hp-nya. Sebuah titik berwarna merah ditunjukan. Itu adalah lokasi yang harus didatangi Hiromi, di museum itu.
Hiromi melihat lebih dekat lagi, kemudian mendatangi lokasi tersebut. Ada sebuah lubang berukuran kecil yang terbentuk karena tembok yang sedikit dihancurkan. Hiromi memiliki tubuh yang kecil, sehingga mudah baginya untuk merangkak masuk.
'Kenapa dia memilih museum ya.....?' - Hiromi berjalan perlahan, melihat sekelilingnya. Tidak ada yang aneh untuk sementara.
Sampai dia melihat banyak mayat manusia tergeletak di lantai hingga tempat itu menjadi kolam darah. Korbannya meliputi penjaga tempat wisata tersebut dan warga biasa, atau turis. Yang membuatnya terpaku adalah semua korbannya meninggal karena tebasan di leher.
"... Sh*t."
"?!" - Hiromi mendengar suara orang lain yang datang. Dia langsung bersembunyi di balik jubah dari sebuah patung.
'Mau apa dia?' - Hiromi melihat sosok pria berambut coklat yang sedang sibuk melakukan sesuatu dengan hp-nya.
Sebelum Hiromi sempat bereaksi, sebuah ledakan terjadi. Ledakan kecil yang meledakan patung dimana Hiromi bersembunyi, namun cukup untuk membuat patung itu hancur terbakar, begitu pula dengan Hiromi.
"Kalau tidak kulakukan kau tidak akan muncul. Sudah kuduga kau akan bersembunyi di sana, Akai Hiromi." - ucap pria itu seraya menatap Hiromi yang sedang melepas jaketnya yang terbakar. Mata merahnya menatap lekat-lekat pada gadis itu.
"Wah.... Sebegitunya kah kau mau membunuhku? Sampai melakukan semua hal gila ini? Kasihan, bos sebegitunya takut padaku ya sampai mengincarku dengan mengorbankan apapun begini?" - Hiromi tertawa meledek seraya menepuk pergelangan lengannya yang tampak terluka bakar.
"Kita lihat apakah kau masih bisa tertawa setelah ini." - Baijiu mengambil sesuatu dari dalam sakunya.
DOR
"?!" - namun tepat setelah Baijiu mengeluarkannya, Hiromi mengambil pistolnya yang diletakannya di punggungnya, kemudian menembak benda yang baru saja diambil Baijiu hingga benda itu hancur. Dari sisa puingnya, benda itu teridentifikasi merupakan sebuah remote.
'Dia mau meledakan semua bom?'
"Yah, sudah kuduga sih. Spesialisasi Cider adalah penggunaannya pada senjata pisau, dan kau memiliki kemampuan menembak dengan pistol yang sangat akurat." - Baijiu menghela napas.
"Tapi......"
"?!" - sebuah peluru sniper meluncur tepat mengenal perutnya. Tidak hanya itu, kurang dari satu detik setelahnya peluru sniper meluncur lagi mengenai kakinya.
'Sialan-' - Hiromi melihat ke arah datangnya peluru, dan ada helikopter yang terbang di sana. Yang menembak pelurunya barusan adalah Chianti dan Korn. Tepat setelahnya, helikopter itu terbang menjauh.
'Aku beruntung mereka menjauh-'
"Dasar iblis. Bahkan peluru itu sama sekali tidak mempengaruhi ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
R E D
FanfictionRed, artinya merah. Namanya mengartikan merah, warna yang sama dengan matanya. Warna yang merupakan keunikan dirinya. 2 orang yang berbeda, seorang gadis dan seorang wanita, namun keduanya berhubungan.