"Cider? Kenapa kau?" - tanya Karasuma ketika melihat Cider menabrak-nabrakkan kepalanya ke kaca hingga retak.
"Hentikan. Kau sudah gila?" - seorang bodyguard langsung menarik kepala Cider sebelum Cider menabrakkan kepalanya lagi.
"Mungkin terjadi kerusakan pada sistemnya. Jangan lupa, dia itu AI. Perbaiki sistemnya." - pintah Karasuma.
Sejak itu, Cider mulai menjadi gila. Entah berapa kali dia diperbaiki, seringkali ada kerusakan. Tingkahnya benar-benar bagaikan orang gila.
Dia menabrakkan kepalanya sendiri ke tembok atau kaca, melempar barang yang dilihatnya, melukai dirinya sendiri dengan pisau, tiba-tiba melamun dan bicara sendiri, sampai bicara bahasa tidak jelas.
'Padahal aku sempat khawatir karena dia menunjukkan gelagat pengkhianat, ternyata hanya kerusakan pada sistemnya.' - itulah pikiran Karasuma jika melihat Cider bertingkah aneh.
Pikiran mengkhianat, alias tidak sesuai dengan apa yang diperintahkannya, hanya akan menimbulkan kerusakan pada AI. Karena dia menciptakan tujuan lain yang melenceng dari perintah tuannya.
Dan Karasuma sendiri tidak mau membuang Cider. Karena meski begitu, Cider masih tetap bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, dan dia tidak menggila sampai melukai anggota lain.
BRAK
Dan kali ini, yang dilakukan Cider adalah dia melempar kursinya hingga hancur. Dia tidak menunjukkan ekspresi apapun, bahkan marahpun tidak.
Vermouth menontonnya dari pintu yang terbuka. Dia terang-terangan menunjukkan dirinya, sama sekali tidak peduli dengan Cider yang menatapinya.
'Dia benar-benar sudah gila.'
Vermouth dan Cider itu dekat, mungkin karena mereka berdua yang sama-sama tidak bertambah tua dan sesama wanita licik. Meski caranya berbeda. Vermouth pun tidak tau kalau Cider adalah AI.
'Ah.... Apa yang kupikirkan?' - sesaat, barukah Vermouth sadar kalau yang dipikirkannya salah.
Cider memang sudah gila sejak dulu. Karasuma mengakui Cider adalah orang terkuat selama dia masih hidup, dan itu adalah kenyataannya. Pria dengan tubuh besar sekalipun tidak akan bisa menang melawan Cider dalam pertarungan tangan kosong.
Vermouth ingat saat di mana Cider harus membunuh orang-orang di 1 bar, dan kebetulan yang sedang berada di bar justru adalah banyak pria preman gajelas badan gede doank tapi menye-menye (menurut Cider). Vermouth melihat bagaimana Cider menang melawan mereka semua sekaligus.
'Apa dia bahkan manusia? Sudah bagaikan Mary Sue saja.'
Mary Sue, tipe karakter fiksi, biasanya wanita muda, yang dideskripsikan sebagai orang yang secara tidak realistik tidak memiliki kelemahan, tanpa cacat. Kebanyakan karakter Mary Sue dituliskan sesuai dengan tipe ideal penulis itu sendiri. Biasa wanita muda digambarkan dengan dikelilingi banyak pria, bisa mengangkat senjata dan sangat kuat sekaligus pintar.
Ah..... Wajar jika Cider begitu. Dia kan bukan manusia.
Tapi nyatanya tidak begitu, kan? Dia mencoba berkhianat, dan kini malah menimbulkan kerusakan pada dirinya sendiri.
Vermouth memilih pergi saja dan tidak ikut campur, sebelum dia menjadi korban Cider juga. Cider jelas tidak berada dalam kondisi terbaik, dan dia sangat berbahaya untuk didekati saat ini.
Mungkin harus menunggu lebih lama lagi.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
R E D
FanfictionRed, artinya merah. Namanya mengartikan merah, warna yang sama dengan matanya. Warna yang merupakan keunikan dirinya. 2 orang yang berbeda, seorang gadis dan seorang wanita, namun keduanya berhubungan.