19 - Beika

533 93 1
                                    

"Tolong berikan aku cuti, bos. Aku juga kan perlu menemui dan mengabarkan keluargaku di sana." - pinta Camel.

Kini, mereka sedang berada di Beika, di sebuah toko minuman keras. Kasihannya Hiromi diajak tau-tau ke sini :v gapapalah perkumpulan FBI.

"Itu juga ada benarnya. Meski begitu, aku yakin semuanya pasti memakluminya." - balas James.

"Ta-tapi...."

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Camel. Meski kita sudah terlibat lebih jauh ke organisasi itu. Kita harus tetap bisa tetap tenang dan berpikir jernih." - sambung Jodie.

"Tentu saja itu yang selalu dikatakan James kan?" - lanjutnya, dan Camel menunjukan senyuman lega.

"Ya."

"Daripada itu, lebih baik kita memilih sake yang enak!" - ujar Jodie semangat.

"Kasihani dompetku ya." - pinta James tertawa hambar. Jodie tertawa kecil.

'Cie yang dibabu Jodie.' - pikir Hiromi meledek dalam hati. Dia menyadari Jodie menatapi salah satu alkohol bermerek 'Bourbon', karena Jodie mengambil botol alkohol itu dan menatapinya.

"Bourbon."

"Eh?"

"Itu sudah lama sejak kita mendapatkan informasinya dari Mizunashi Rena yang berhasil menyusup kembali ke organisasi itu." - jelas James.

Bourbon, codename untuk salah satu anggota organisasi yang mulai bergerak. Dari penjelasan Kir, Bourbon sangat ahli dalam mengumpulkan informasi.

"Tapi dia belum memberikan kabarnya lagi pada kita sebagaimana peran detektif atau mata-mata pada umumnya." - balas Jodie, dengan James mengangguk setuju.

"Sulit memberi informasi baginya, karena dia pasti sedang dicurigai karena semudah itu kembali, dan akan diawasi banyak mata. Jadi memberi info seperti itu saja sudah bagus bagi kita." - balas Hiromi.

"Benar juga...."

"Target Bourbon kemungkinan mencari gadis kecil yang dikenal dengan nama 'Sherry'. Berdasarkan dengan apa yang terjadi sejauh ini, tak heran organisasi itu mengira gadis kecil yang dicarinya terhubung ke dalam FBI. Karena itu, aku pikir mereka akan terus bergerak dan akan terus mendekati kita." - jelas James lagi.

"Itu benar. Beberapa waktu lalu kesalahan yang sama membuat mereka semakin yakin dan mengira itu semua ada hubungannya dengan kita. Kejadian itu tepatnya berada di kantor detektif Mouri. Dan akhirnya FBI berhasil menghilangkan jejak itu." - balas Jodie.

"Meskipun, orang yang membuat kesalahan itu sebenarnya Edogawa Conan-kun." - balas James lagi.

"Ngomong-ngomong soal sake, aku jadi teringat seseorang." - samber Camel, membuat Jodie menoleh ke arahnya dengan suara bingung.

"Akai-san desu yo. Orang yang melesatkan tembakannya dan membuat organisasi itu terpikat dengan tembakan jauhnya melebihi gedung 700 meter. Itu Akai-san juga kan?" - tanya Camel. James menoleh ke arahnya dengan mengerutkan dahinya, sedangkan Jodie masih menatapnya tidak enak. Hiromi masih berada di posisi sama tanpa bergeming bahkan menoleh sedikitpun, hanya menatap kosong dengan tatapan tenang.

"Eh? Apa aku salah?" - tanya Camel dengan polosnya.

"Ah, tidak... Itu seperti yang kau katakan." - jawab James.

"Andaikan Akai-san masih ada, kita tidak perlu takut dengan si Bourbon itu. Dan saat ini, Hiromi-san mulai melakukan perannya kan?" - ucap Camel.

Meski mungkin bisa dikatakan, 'Akai sudah tiada, sehingga Hiromi, anaknya, yang akan melanjutkan'.

R E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang