45 - Past, Present, Future

425 69 0
                                    

"..." - Hiromi memejamkan matanya. Dia bisa melihat masa lalu Cider. Meski Cider melupakan masa lalunya, Hiromi tetap bisa melihat sebagian.

'Tidak kusangka Cider bisa sebaik itu juga.'

Dia juga bisa melihat alasan Cider membunuh ayah dari Takarashi Rico. Karena dokter itu melakukan penipuan pada salah satu anggota organisasi. Karena itu Cider mengurusnya langsung.

"Apa kau baik-baik saja?" - Hiromi menoleh saat mendengar seorang pria bertanya padanya dari belakang.

Ketika menengok ke belakang untuk melihat pria yang baru saja bertanya padanya, dia membelalakkan matanya lebar-lebar.

Rambut itu, mata itu, wajah itu.....

Nishi Hiraku.

"Eh....? Emang kenapa?" - tanya Hiromi langsung memasang ekspresi bingung.

"Ah, tidak. Kau sendirian dan melamun saat sudah malam hari begini. Tidak aman untuk anak kecil sepertimu." - Hiraku tertawa kecil. Dia menatapi Hiromi untuk beberapa saat.

"Apa ada sesuatu di wajahku?" - tanya Hiromi dengan sok polosnya.

"Ah, bukan— kau sangat mirip dengan seorang wanita di masa laluku. Rambut kalian sama-sama berwarna putih dan mata kalian sama-sama merah, aku mengira kau adalah anaknya."

"Begitukah.....? Aku tidak tau wanita yang seperti itu. Aku kira aku satu-satunya yang memiliki penampilan begini."

"Aku juga kaget. Apa aku boleh duduk di sini?" - Hiromi mengangguk dan membiarkan Hiraku duduk di sampingnya.

'Dia sudah dewasa.' - Hiromi tidak bisa menyembunyikan senyumannya. 15 tahun lalu, Hiraku hanya bocah berumur 11 tahun yang terlalu nekat dan ceroboh meski juga cerdas.

Kini, dia sudah berumur 26 tahun dan tumbuh menjadi pria yang sehat dan dewasa. Hiromi merasa sedikit bangga, perasaan Cider menyatu dengannya.

Jelas sekali Hiraku disayang oleh Cider. Kalau tidak, bagaimana mungkin Cider membiarkannya hidup di saat dia tau keberadaan dirinya?

"Kalau boleh tau..... Siapa wanita di masa lalumu? Apa teman masa kecilmu?" - Hiromi mencoba bertanya.

"Bukan. Aku masih kecil dan dia sudah dewasa saat kami bertemu. Mungkin..... Aku masih di sekitar umurmu. Itu juga baru pertama kali bertemu."

"Jadi bukan teman....?"

"Yah, aku tidak tau dia menganggapku apa...... Tapi.... Aku sangat amat mengagumi dia hingga sekarang. Karena dia menyelamatkan ibuku. Aku mengira kalau wanita yang cantik seperti dia hanya wanita biasa. Tapi...... Dia ternyata memiliki pekerjaan yang berbahaya."

"Aku mencari-carinya meski dia melarangku, tapi dia benar-benar hilang bagai ditelan bumi. Aku tidak menemukannya dimanapun." - lanjutnya tertawa kecil.

'Orangnya didepanmu—'"Begitu ya..... Kau pasti sangat menyukainya."

"Yah, bagaimana tidak? Aku yakin banyak orang menyukainya."

'Ga salah sih......' - seluruh anggota organisasi menyukai Cider. Tewasnya Cider adalah kerugian besar bagi organisasi. Dia bahkan tidak memiliki pemakaman sendiri, karena orang-orang tidak tau bahwa dia hidup.

Tapi berkhianatnya juga kerugian yang lebih besar.

"Kalau dia ada di sampingku, aku ingin bilang kalau aku merindukannya dan aku masih selalu berterima kasih padanya."

"Ah, maaf, aku jadi termakan suasana. Kau benar-benar mirip dengannya, aku jadi terbawa. Maafkan aku." - Hiraku tertawa hambar.

'Insting manusia memang kadang tidak salah.'"Tidak apa-apa! Aku yakin dia wanita yang hebat!" - Hiromi tersenyum lebar.

R E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang