13 - FBI vs OH

703 99 0
                                    

"Hmm ... Kalau kuku kakinya ditekan keras-keras seperti ini akan memberikan ransangan sakit. Kalau kondisi sadar, dia harusnya sadar atau meringis. Dia sepertinya memang koma." - jelas sang dokter sambil menekan kuku kaki Rena.

'Selimutnya berbeda lipatan.... Dia sudah sadar.' - pikir Hiromi. Tapi, dia memilih untuk diam saja karena menurutnya waktunya kurang tepat.

"Begitu ya ..." - jawab James.

"Yah, bisa kita pastikan dengan melakukan pemeriksaan gelombang otak sekarang."

"Tidak, sudah cukup. Maaf sudah merepotkan. Karena aku ingin memastikan." - balas James.

"Fuh, biasanya aku akan menanyakan alasannya. Tapi, karena percaya sahabat yang pernah membantuku takkan berbuat jahat, kuputuskan tak bertanya." - balas dokternya sambil berjalan keluar dari ruangan.

"Kau tidak memberitahu direktur soal kondisi detailnya ya?" - tanya Jodie.

"Ya. Aku cuma bilang kalau kita FBI dan dia saksi penting dalam suatu kasus. Aku tak bisa bilang kalau penyiar terkenal, Mizunashi Rena sebenarnya anggota organisasi berbahaya yang sedang kita buru. Dan anggota organisasi itu menyusup kesini sebagai pasien untuk mencarinya, itu demi keselamatannya juga."

"Kondisinya sedang koma, keuntungan di tengah kesialan. Meski mereka mengendus kamar ini, tapi cukup beresiko untuk membawa keluar orang yang sedang koma." - kata Akai.

"Ini juga demi direktur dan rekan-rekannya yang membantu kita. Tidak! Dia tidak boleh ditemukan!" - balas James.

"Benar. Karena, sebagai orang yang membantu, mereka bisa diincar organisasi itu meski tak tau alasannya." - jawab Jodie.

"Masalahnya, bagaimana kita menemukan anggota organisasi itu diantara ketiga pasien itu? Tidak akan mudah mencari mereka kalau dengan kita yang FBI dan mereka tau kita." - tanya Hiromi.

"Ada Shinkicho Taro masuk tanggal 18 Desember karena patah tulang kaki kanan. Kusuda Rikumichi masuk tanggal 19 Desember karena terkilir tulang leher. Dan Chugo Nishiyo masuk tanggal 21 Desember karena sakit pinggang akut." - Jodie mengingat wajah ketiga orang itu.

"Huh, biasanya kita sudah memindahkan ketiganya ke RS yang berbeda-beda dan menginterogasi habis-habisan." - balas Akai.

"Woi.... Ini di Jepang. Dan yang merupakan anggota hanya 1, sisanya pasien biasa." - pintah Hiromi jengkel.

"Dan seperti kata Hiro tadi, kalau kita mendatangi mereka, mereka pasti tau keberadaan FBI disini dan keberadaan wanita itu terbongkar." - balas Jodie.

"Kalau begitu, gimana kalau coba cara jituku?" - tanya Conan.

"Cara jitu?"

"Aku akan mengatakannya setelah semua keluar dari ruangan ini. Kita ke ruangan lain." - jawab Conan dan membuka pintu untuk melihat keluar.

"Kalau ada orang yang melihat tatapan tak menyenangkan bersama dua orang asing keluar dari satu ruangan, bisa mencolok dan jadi bahan pembicaraan. Sekarang, lorong lumayan sepi." - jelas Conan.

"I-iya." - jawab Jodie sambil berjalan keluar.

"Ayo kita pindah." - pintah James.

"Ojichan, ayo ikut juga!" - pinta Conan.

"Apa? Aku juga?" - tanya agen FBI itu yang diajak bicara oleh Conan.

"Aku juga ingin ojichan mendengar. Nggak lama kok. Ayo cepat!" - pintah Conan dan berjalan keluar. Tapi....

"Yaah!" - sahut Conan mendadak.

"Ada apa?" - tanya Jodie.

"Ada yang ketinggalan di kamar. Kuambil dulu ya!" - pinta Conan dan kembali ke kamar. Hiromi tersenyum kecil. Ternyata ada yang sadar juga.

R E DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang