****
Kondisi Renata sekarang sudah
membaik dan ia memutuskan untuk pergi ke sekolah, ada beberapa berkas yang harus dia urus sebelum dirinya dinyatakan lulus nanti.Di bawah lebih tepatnya di ruang makan sudah ada sang Mama dan Papa nya yang sedang mempersiapkan sarapan.
"Bang Mavin mana ma?"tanya Renata.
"Udah pergi duluan katanya ada kelas pagi"ucap sang Mama
"Eh beneran kamu udah gapapa?",memastikan kondisi anaknya apakah sudah benar-benar pulih.
"Iya ma, beneran"jawab Renata sambil tersenyum simpul.
"Kalo masih pusing gak usah di paksain, nanti biar papa sendiri yang datang ke sekolah izinin kamu sekalian papa mau ke kantor" kantor yang berpusat di Jakarta, kebetulan dia belum mengunjungi nya semenjak satu tahun yang lalu. Dia terlalu sibuk dengan urusan nya yang di luar negeri.
"Gak usah ma! Pa, Nata beneran udah gapapa"berusaha menyakinkan kedua orangtuanya.
Renata memakan satu roti lapis coklat di atas meja.
"Yauda, nanti hati-hati di sekolah jangan banyak gerak kalo pusing"pesan sang mama.
"Iya ma" Renata rasanya sangat senang melihat kedua orang tuanya ada disini. Sebelumnya jarang mereka kesini walaupun sesekali Renata & Mavin lah yang pergi mengunjungi kedua orangtuanya.
"Nata pergi dulu ma,pa!"pamit Renata
"Iya hati-hati!!"
Renata pergi keluar dari pintu rumahnya, pasalnya kedua sahabat nya itu Dilla dan Karin bilang sudah ada di depan rumah Renata.
Terlihat mobil berwarna putih di dekat gerbang pintu rumahnya. Renata segera berjalan menuju gerbang kemudian masuk kedalam mobil milik Dilla.
"Ren! Lo beneran udah gapapa?"tanya Karin dari belakang. Karena posisinya Renata berada di samping Dilla yang sedang menyetir.
Renata menghembuskan napasnya sambil memakai sabuk pengamannya.
"gapapa, dah mending langsung jalan!""Kalo pusing atau apa ngomong ke gue"Reaksi Renata hanya memutarkan bola matanya.
"Kagak bakalan! udah gue bilang gue gapapa,ngeyel bgt si"cibir Renata karena sudah jengah.
"Eits nyelo dong, semenjak bangun dari sakit tambah galak aja lo"timpal Karin.
"Oh atau semenjak lo sama Al..-"ucapan Karin terhenti setelah melihat bola mata Dilla melebar.
Raut wajah Renata seketika berubah menjadi murung, ia langsung memalingkan wajahnya ke arah jendela. Menatap pantulan dirinya dari kaca. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Hanya kalimat itu yang ada di pikiran gadis itu saat ini.
Dilla segera menyalakan mobilnya bergegas menuju sekolah. Dan Karin ia merutuki kebodohanya,
****
Mereka bertiga keluar dari dalam mobil, melangkah meninggalkan area parkiran. Saat memasuki koridor sekolah semua siswa menatap Renata dengan tatapan yang sulit di artikan.
Kedua sahabat Renata menatap heran ke arah sekelilingnya. Tak banyak dari mereka yang terlihat sedang mencibir Renata. Karin yang melihat itu, mengeluarkan tatapan tajamnya ke arah siswa yang sedang menatap mereka.
"Apa lo! "
Mereka semua langsung mengalihkan tatapan nya.
"Gue denger lo sama Alex udah putus"
Ucapan lantang itu terdengar dari arah belakang segerombolan siswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ✓ {END}
Teen Fiction[Belum di Revisi] Cowok itu berkali-kali berhasil membuat Renata bahagia sekaligus sakit secara bersamaan. Akan kah Renata akan terus bertahan dengan perasaannya?? Ayo baca ceritanya kalau mau tau kelanjutannya,Tapi jangan lupa tinggalkan jejak set...