****
Mavin baru saja menyelesaikan kelas siangnya. Dan sekarang niatnya ia ingin pergi ke rumahsakit menemui dokter Dian selaku penanggung jawab magangnya selama ini. Mavin ingin mengucapkan banyak terimakasih sebab ilmu yang beliau berikan selama ini sangatlah berguna bagi dirinya.
Jika diingat kan Mavin mungkin tidak akan lama lagi disini. Ia harus menempuh pendidikannya di negara lain. Sebenarnya berat jika harus meninggalkan kota kelahirannya sendiri, namun apa daya Mavin hanya bisa pasrah menerima perintah dari nyonya besarnya.
Taklama Mavin segera menekan kunci mobilnya hingga menimbulkan suara seperti berbunyi alarm. Dan Secara tiba-tiba dari arah berlawanan tepatnya di pintu keluar , terdengar suara deru motor menggema memenuhi setiap sudut area parkiran. Mavin tampak tersentak sesaat mendengarnya. Lalu Dari arah pintu, muncul sebuah motor sport putih dengan helm fullface berwarna hitam melaju kencang mengarah padanya. Namun dengan kecepatan yang tidak berkurang sama sekali.
Jarak radius satu meter baru itu orang menekan pedal remnya. Sehingga menimbulkan decitan nyaring antara gesekan aspal dan ban motor.
Si pemilik motor kemudian melepas helm Fullface miliknya. Merasa rambutnya sedikit berantakan, ia langsung menyisirnya kebelakang. Agar tidak terlalu berantakan.
"Yoo Man! " sapa pria itu seraya tersenyum manis.
"Anjing lo ya" hardik Mavin. Begitu melihat wajah si pelaku kegaduhan. Bukannya keren, Mavin malah ingin mencekik longgar Pria didepannya.
"Lo mau gue mati?" cerca Mavin.
Anjay terlihat meneliti setiap inci tubuh Mavin dari atas hingga bawah.
"Ngerasa nginjak tanah?" tanya Anjay menopang dagu sambil menatap Mavin.
Pria itu lantas mengangguk. Reaksi Mavin terlihat serius sebab Anjay menatap nya dengan demikian.
"Berarti Lo masih idup, tenang aja"ucap Anjay kelewat santai.
"Menghapus semua kewarasanmu em" ujar Mavin seraya menggeplak kepala Pria itu gemas.
"Ngapain disini?! " desis Mavin.
"Jemput lo"
Lagi dan lagi kepala Anjay menjadi sasaran empuk Mavin. Merasa janggal, Mavin kali ini menjitak kepalanya.
"Orang dimana-mana cowok jemput cewek, lah ini asep jemput jamal. Gimana ceritanya! "seru Mavin. Tak habis pikir.
Anjay terlihat mengusap wajah nya. Mimik muka pria itu langsung berubah menjadi lesu. Tidak ada gairah hidup sama sekali. Kemudian menatap temannya dengan melas.
"Gue akhir-akhir ini kayaknya SMS"jawab Anjay lemah tak berdaya. Sambil Meratapi nasib yang kian berat.
"Hah?! PMS? "sahut Mavin.
"SMS b*****d"
"SMS? "tanya Mavin memastikan.
"Iya, Semakin Merasa Single"
Mavin memutar bola matanya malas. Kemudian beralih menepuk bahu Anjay.
"Kita sama"Taklama mereka berdua pun berpelukan layaknya terletabis. Beradu nasib yang sama. Saling mengelus punggung. Berharap nasib buruknya segera berakhir.
Disela mereka berpelukan. Anjay kembali bersahut.
"Vin"
"Apaan"
"Lo suka sama gue?"
Mavin buru-buru melepasnya. Terlihat Mavin, dia ingin kembali memukul kepala pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ✓ {END}
Teen Fiction[Belum di Revisi] Cowok itu berkali-kali berhasil membuat Renata bahagia sekaligus sakit secara bersamaan. Akan kah Renata akan terus bertahan dengan perasaannya?? Ayo baca ceritanya kalau mau tau kelanjutannya,Tapi jangan lupa tinggalkan jejak set...