****Semenjak Clarisa meninggal. Alex dan Renata kembali dekat.
Shela juga sekarang tidak lagi menunjukan batang hidungnya sama sekali, setelah di ancam oleh Karin waktu itu.
Renata sedang berada di dalam kelas saat ini, padahal sekarang waktunya istirahat. Entah lah Renata sekarang sedang badmood. Sahabatnya pun sudah lelah membujuk Renata untuk ikut ke kantin.
Renata memejamkan matanya lalu bersandar pada tembok. Seketika terlintas bayangan eskrim di otaknya. Hanya eskrim yang bisa mengembalikan moodnya.
Dengan terpaksa ia pergi ke kantin untuk membeli eskrim.Saat sudah mendapatakan eskrim yang dia inginkan. Renata berjalan ingin menghampiri meja Karin dan Dilla. Tapi tiba-tiba eskrim yang ia pegang terjatuh karena bahunya di tabrak seseorang. Wajah Renata yang tadinya berbinar menjadi muram. Moodnya turun lagi.
" Heh lo kalo jalan liat-liat!!! Eskrim gue jadi jatohkan! "sungutnya kesal.
Renata menatap eskrimnya nanar."Ekhem. " deheman itu membuat Renata mendongkak melihat siapa pelaku yang sudah menjatuhkan eskrimnya.
"Weits Renata habis dari mana??." goda Kai dan Rehan tepat di belakang Alex. Yeah jadi yang menabrak dirinya adalah Alex si tembok.
" diem lo!. "desis Renata mendelik tajam.
"gara-gara lo eskrim gue jatoh!!." Renata dengan kesal berlalu pergi dari hadapan Alex sepertinya menuju Rooftop.
"anjirr si Renata kenapa tuh."sahut Rehan.
"kek nya dia lagi PMS. " celetuk Kai.
"ihh gue paling takut berhadapan ama cewek PMS dari pada singa. " gidik Rehan ngeri.
"gue mah dua-duanya juga takut. "
Alex segera menyusul Renata ke Rooftop. Disana Renata terlihat sedang berdiri menatap gedung-gedung.Rambut nya kena terpaan angin tapi wajahnya di tekut bibirnya di majukan. Sepertinya dia masih kesal.
"nih. "suara dingin milik Alex membuat Renata tersentak kaget. Saat ia menoleh terlihat Alex sedang menyodorkan sebuah eskrim.
"apa!."cetus Renata.
"ganti rugi buat yang tadi. "sahut Alex.
Renata mengambil eskrim itu dengan ragu lalu melahapnya hingga belepotan. Alex tersenyum tipis melihat betapa maniaknya Renata dengan eskrim.
Alex menyodorkan sapu tangan miliknya.
"buat apaan?. "ucap Renata bingung.
"lap bibir lo berantakan!. "
Renata mengambil sapu tangan milik Alex lalu mengusap bibirnya.
"gue bawa, mau di cuci. "ucap Renata saat eskrim nya sudah habis.
Keduanya lama terdiam. Menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka.
" kalo misalkan gue suka sama lo, lo nggak bakalan nge jauhkan. "sahut Renata tiba-tiba. Alex mendongkak melihat Renata berbicara tanpa menatapnya.
"lo berhak suka sama siapapun. "jawab Alex. Giliran Renata yang menoleh dan Alex menatap lurus kedepan sambil memasukan tangannya kedalam celana.
"gue kadang bingung lo itu seperti beri gue harapan besar. "ucap Renata.
"disaat gue mau menjauh lo malah semakin dekat."lanjut Renata menghela napas."lo itu sebenarnya suka atau enggak sama gue,jangan terus beri gue harapan besar seakan-akan lo itu suka sama gue padahal gue gak tau isi hati lo apa. "kata Renata.
"gue gak tau."jawab Alex.
"gue tau lo masih ragu sama perasaan lo, gue bakal berusaha buat yakinin perasaan lo."ucap Renata seraya tersenyum manis.
Alex hanya menatap Renata sekilas.
Hatinya masih ragu ia masih belum bisa melupakan masa lalunya."makasih atas perasaan lo ke gue tapi, gue minta maaf belum bisa bales perasaan lo. "ucap Alex menunduk.
" gue tau lo butuh proses buat ngelupain masalalu lo itu dan gue bakalan nunggu. "tekad Renata sudah bulat ia gak bakalan nyerah karena Alex sudah memberi celah hatinya.
Alex hanya diam. Renata terus menatap Alex dengan wajah datarnya.
"lo dari orok emang kayak gitu? "tanya Renata.
Alex menautkan alisnya bingung apa maksud Renata.
" datar cuek kek tembok. "Cibir Renata.
"iya."jawab Alex.
"coba ngomong sesuatu yang panjang. " ucap Renata.
"sesuatu yang panjang. "
"ishh maksud gue bukan gitu. Lo coba ngomong yang panjang gue pengen liat, malah ngulang ucapan gue. "omel Renata. Terakhir Alex ngomong panjang yaa ketika di rumah sakit waktu itu.
"gak bisa Ren gue udah kayak gini. "ujar Alex.
" ya setidaknya senyum dikit kek."cibir Renata.
Renata berjalan mendekat ke arah Alex. Alex ikut mundur kebelakang, apa yang akan di lakukan Renata. Wajah Alex terlihat gugup saat Renata sudah dekat di depan matanya. Hanya 5cm.
Renata mengukir senyum Alex dengan tangan nya sendiri sambil berjinjit karena Alex lebih tinggi darinya.
Renata tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Alex.
"lo kalo senyum jadi nya aneh. "ucap Renata di sela tawanya.
Alex menatap Renata yang tengah tertawa lepas.
****
Maap ni ye sedikit soalnya buntu ni otak.
Jangan lupa Voment
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ✓ {END}
Teen Fiction[Belum di Revisi] Cowok itu berkali-kali berhasil membuat Renata bahagia sekaligus sakit secara bersamaan. Akan kah Renata akan terus bertahan dengan perasaannya?? Ayo baca ceritanya kalau mau tau kelanjutannya,Tapi jangan lupa tinggalkan jejak set...