part 36

37 1 0
                                    

*****

Gadis itu melangkah keluar menuju halaman sekolah berniat pulang. Baju nya sekarang basah kuyup. Tidak tau harus bagaimana. Jika ia pulang menggunakan taksi, kemungkin kursi yang akan dia tumpangi nanti bisa saja terkena basah.

Namun, saat hendak pergi menuju pintu gerbang, sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Woy bocah! "

Renata menatap heran pria yang sekarang ini berada tepat di depannya. Motor sport putih milik pria itu berhenti tepat di hadapannya. Mematikan mesin lalu membuka helm fullface hitam yang sedari tadi bertengger di kepalanya.

Kedua alis Renata terangkat.
"Ngapain disini? " merasa bingung dengan keberadaan teman dari abangnya nya itu. Yang taklain dan takbukan ialah Anjay.

Anjay menyisir rambutnya yang sedikit berantakan, lalu menatap Renata dan betapa terkejutnya Anjay saat ini.

"Lo ngapain basah-basahan?!" hebohnya.

"Gue tau lo pasti kepengen maen aiirkan? Tapi ga harus di sekolah juga jenab" ucap Anjay.

"Kalo gak, gue saranin pancuran monas noh! disana airnya anget pisan sumpah ga boong ini mah" cerocos pria itu tanpa membiarkan Renata berbicara.

"Aih berisik! "cerca Renata. Menatap malas Anjay.

"Etdah dikasih tau juga"

"Naik ayo! "titahnya. Renata mengernyit. Tapi tak lama kemudian, gadis itu beranjak dan hendak naik ke atas motor.

"Eh bentar! " cegat Anjay saat Renata akan menaiki motornya.

Pria itu tampak melepaskan jaket hitamnya lalu dia sodorkan pada Renata.

"Angin sore gak baik buat tubuh. Gue bisa diamuk masal abang lo" ujar Anjay.

Renata tidak menjawab perkataan Anjay melainkan langsung meraih jaket pria itu dan memakainya.

"Bang, gue mohon jangan kasih tau Bang Mavin atau siapapun tentang keadaan gue sekarang" pinta Renata dengan wajah melas.

Anjay cukup lama terdiam, kemudian mengangguk. Melihat gadis itu meggigil Anjay merasa tidak tega.

Mood nya sekarang benar-benar hancur. Ia benar-benar sedang tidak ingin berbicara apalagi berdebat. Maka dari itu Renata hanya bisa pasrah menerima ajakan dari Anjay. Banyaknya masalah yang datang hampir membuat Renata frustasi karena tidak tau harus apa. Dan mulai dari mana.

Ia kemudian menatap jalanan yang ramai oleh pengendara dan beberapa pedagang  tampak mulai membuka dagangannya. Karna waktu sudah mendekati malam atau petang.

*

Petang berganti malam, pukul 8 malam tepatnya. Setelah Anjay mengantarkan dirinya pulang. Renata langsung tertidur dari sore hingga malam. Tentunya dengan pakaian yang sudah berganti. Yaitu Mengenakan baju tidur lebih tepatnya piyama berwarna putih bermotif bunga sakura. Dikarenakan tubuhnya yang telalu lelah, hingga mengharuskan Renata tidur lebih awal. Itu lah mengapa dirinya memilih langsung mengenakan pakaian tidur saja dari pada pakaian biasa. Agar sewaktu bangun nanti dia tidak perlu lagi mengganti pakaiannya menjadi pakaian tidur.

RENATA ✓ {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang