****
Alex sedang menunggu dokter yang memeriksa Clarisa.
Ceklek!
Pintu terbuka menampilkan dokter yang sudah menangani Clarisa.
"gimana dok ?. " tanya Alex.
" dia hanya banyak pikiran. Apakah beliau sudah tau tentang penyakit yang dideritanya?. " tanya dokter.
" sudah."jawab Alex.
" jadi di usahakan pasien tidak boleh kecapean dan banyak pikiran itu bisa membuat penyakitnya kambuh. Dan saya harap pasien segera mendapat transplantasi jantung. Karena kalau semakin di biarkan bisa memperburuk keadaannya." jelas Dokter.
"lalu apa dia bisa pulang sekarang?. "
"mungkin pasien harus di beri perawatan intensif karena keadannya tidak cukup baik melakukan aktivitas." lanjut Dokter.
****
Alex sekarang sedang menunggu Clarisa yang sedari tadi tidak kunjung bangun juga. Ia sesekali meyusuri setiap inci wajah Clarisa yang pucat di lapisi selang infus.
Satu gerakan tangannya berhasil membuat Clarisa membukakan matanya.
"Alex... "gumam Clarisa lemah.
" lo gak boleh banyak ngomong!." seru Alex.
"gue bakal kasih tau orang tua lo. " ucap Alex.
"pliss lo jangan kasih tau keadaan gue sekarang. Gue gak mau liat mereka sedih lagi dengan keadaan g- uhukk.. Gue kayak gini.. Uhuk. "ucap Clarisa terbatuk-batuk.
"yaudah serah lo. " ucap Alex pasrah karena tidak mau membuat Clarisa bicara lebih panjang lagi.
Alex duduk di kursi dekat ranjang Clarisa. Ia melihat Clarisa tertidur lagi mungkin efek obat tadi. Alex menghela napas panjang. Setelah itu, ia mengecek hp nya dan mengirim pesan kepada sahabatnya untuk datang ke sini.
Setelah beberapa menit pintu terbuka menampilkan 2 sosok mahluk ciptaan alloh.
"kenapa bisa gini lex? " tanya Rehan. Ia merinding melihat wajah pucat Clarisa sekaligus kasihan.
"penyakitnya kambuh lagi. "
"kasian gue liatnya disaat orang lain ngabisin masa remajanya dia malah berjuang melawan penyakitnya. "ujar Kai.
"lo udah kasih tau orang tua dia. " Alex hanya menggeleng.
"lo harus kasih tau bagaimanapun orangtuanya berhak tau, kalo terjadi apa-apa sama Clarisa lo mau tanggung jawab?. " bener juga apa kata si Kai.
"dia larang gue kasih tau. "sahut Alex.
Alex memijit pelipisnya. Hari ini hari yang melelahkan baginya.
****
Hari ini Renata sedang berada di taman belakang sekolah. Duduk sambil membaca novel telinganya ia sumpel dengan headset miliknya.
Saat sedang asik membaca novel ia merasa ada seseorang duduk di sebelahnya.
Renata lantas menoleh,Ia langsung mencopot headsetnya.
"lo ngapain disini?. "ucap Renata kaget.
"duduk." Renata memutar bola matanya malas. Pasti jawabannya hanya 1 kata 2 kata.
Renata kembali pokus pada novelnya dan kembali menyumpal telinganya. Mengabaikan keberadaan Alex. Alex bersekolah hari ini karena Clarisa yang memintanya. Jadilah Clarisa sendiri di rumah sakit. Jahat emang si Alex.
Renata terperanjat kaget. Jantungnya berdegup kencang 2kali lipat.
Bagaimana tidak kaget. Alex sekarang ini sedang tiduran di pangkuan Renata. Garis bawahi di pangkuan gue!!! Di paha gue bayangin!!!
Tapi sebisa mungkin Renata bersikap biasa saja.
"lo kenapa menghindar dari gue?. " sahut Alex seraya menatap ke atas langit. Tenang saja mataharinya terhalang oleh pohon besar jadi tidak silau di mata.
"gue? Lo kali!. " ucap Renata tanpa menatap wajah Alex.
"masa?. "
" lo yang ngehindar! Sibuk sama anak baru itu sampe lupa ama gue. " kali Renata berucap sambil menatap kebawah lebih tepatnya ke wajah tampan Alex.
"oh. " saat mendapat respon seperti itu Renata mendengus sebal. Selalu seperti ini.
Cukup sudah Ia menjadi tidak fokus membaca novelnya, semenjak kehadiran cowok tembok ini.
"lo sebenarnya ada hubungan apa sama anak baru itu. " Renata sudah gatal ingin mengatakan ini.
"temen. " jawab Alex seadanya.
"masa temen kemana- kemana slalu berdua. "cibir Renata.
Alex bangun dari pangkuan Renata. Lalu menatap wajah Renata lekat. Renata yang di tatap seperti itu salah tingkah.
"dia mantan gue!. "
Ucapan Alex tadi dapat membuat Renata terkejut. Apa mantan? Pantas. Berarti niatnya benar, ia harus melupakan Alex bisa sajakan mereka balikan.
" gue gak bakalan balikan!." sahut Alex. Seakan tau apa yang ada di pikiran Renata.
"bodo amat! Mau balikan kek enggak kek ga peduli!. " sungutnya.
Alex tersenyum tipis sangat tipis, Melihat reaksi Renata.
"gue cabut. " pamit Alex. Lalu beranjak dari tempat dudukmya menuju kelas.
"sono pergi lu!ganggu orang aja.! "umpatnya.
Renata beranjak dari duduknya sama pergi ke kelas.
****
Renata berjalan di koridor menuju kelasnya. Tapi tiba-tiba mulutnya ada yang membekam dari belakang.
"mmm.. Mmmm.."Renata memberontak. Seprtinya orang yang memegang tangannya tidak satu orang melainkan dua.
Renata di bawa menuju rooftop, tetapi disaat perjalanan menuju rooftop buku novel yang di bawa Renata terjatuh.
Tangan Renata tiba-tiba di ikat.
Ia di bawa ke tepi tembok gedung sekolah. Keringat dingin meluncur dari atas dahinya, saat melihat ke bawah matanya berkunang-kunang, bayangkan saja gedung sekolah ini memiliki 3 lantai.
"ck.. Ckk.. Renata.lo sama sekali gak ada takutnya sama gue. " decak seseorang. Lalu seseorang itu berbalik dan tangannya mengepal keras menahan amarah, saat sudah tau siapa pelaku yang berani membawanya kesini.
****
Sengaja bikin readers penasaran awokawok:v
Coba tebak siapa yang udah bawa Renata. Coment di bawah ya:)
Eh tapi jangan lupa juga Votenya:))Oke bye:*
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ✓ {END}
Teen Fiction[Belum di Revisi] Cowok itu berkali-kali berhasil membuat Renata bahagia sekaligus sakit secara bersamaan. Akan kah Renata akan terus bertahan dengan perasaannya?? Ayo baca ceritanya kalau mau tau kelanjutannya,Tapi jangan lupa tinggalkan jejak set...