****
"kamu mau lanjut kuliah dimana??." tanya Renata di tengah keheningan.
Alex yang mendengar hal itu terdiam lama.
"belum kepikir, emang nya kenapa?. "ujar Alex mengalihkan tatapannya pada Renata.
"yaa enggak kenapa-kenapa sih, aku pengen kita sekampus aja nanti"
Alex hanya bisa tersenyum tipis kala mendengar ucapan kekasihnya. Jujur hatinya sekarang sedang tidak baik, hatinya sedang di selimuti rasa takut yang mendalam. Ketakutan yang ada di hatinya sangat lah kentara. Rasa takut dan bimbang bersatu dalam pikiran dan hatinya.
Takut kekasihnya kecewa apa yang akan ia dengar nantinya. Dan rasa takut akan kehilangan semakin besar.
"oh iya lex, kok aku gak pernah liat orang tua kamu?." tanya Renata.
"papa meninggal saat aku berumur 7 tahun. Dan mama sibuk dengan urusan bisnisnya. "jawab Alex tanpa mengalihkan tatapannya ke depan.
"maapin aku gak tau kalo papa kamu... " sesal Renata.
"gapapa. "potong Alex.
Terjadi keheningan lagi, hanya ada bunyi klakson mobil dan motor pengendara yang berlalu lalang.
Renata sibuk memperhatikan pengendara yang berlalu lalang. Dan bangunan -bangunan yang ada di pinggiran jalan.
Mobil Alex terpakir di sebuah restoran yang ada di jakarta, dan itu membuat dahi Renata mengernyit.
"aku tau kamu belum makan dari tadi. " karena dari tadi Renata hanya mengahabiskan waktunya dengan mengobrol.
Renata tersenyum pipinya memerah.
"aku masih pake baju seragam sekolah gimana dong. "Masa iya ke restoran pake baju seragam, kan gak banget.
Alex menyodorkan sweater berwarna abu miliknya guna menutupi seragam Renata, kebetulan tadi ia memakai sweater karena malas mencari baju alhasil kini tinggal hanya kaos polos berwarna hitam yang melekat ditubunya.
Renata meninggalkan tasnya didalam mobil Alex supaya tidak keliatan banget anak SMA nya.
Mereka berjalan masuk ke dalam restoran, banyak sekali tatapan yang tertuju padanya salah hanya pada Alex. Lagi dan lagi Renata harus menahan jiwa iblis nya untuk tidak keluar. Gini nih punya cowok cakep kemana-mana jadi bahan perhatian. Ada juga beberapa yang memperhatikan Renata cowok-cowok yang ada di dekat pintu masuk.
Ini si Alex gak ada niatan buat gandeng atau pegangan tangan gitu kan risih di liatin. Mana tatapannya pada lapar gitu lagi. Berasa bukan pacarnya udah kek bodyguardnya gue.
Mereka berdua duduk di meja paling sudut, dan Alex memanggil pelayan untuk datang ke mejanya.
Dia marah apa gimana sih dari tadi diem mulu. Perasaan tadi biasa aja.
Renata segera meraih menu makanan yang ada di atas meja, sesekali matanya melirik Alex yang sibuk dengan ponselnya. Bibir nya mengercut kesal.
"saya pesan steak sama jus alpukat." pesan Renata. Dia beralih menatap Alex. "lex kamu mau mesen apa?. "
"jus jeruk." jawabnya beralih menatap Renata kemudian menyimpan ponselnya.
"kamu gak makan?. "
"aku gak laper. "
"ouh ya udah."
"jus jeruk, steak sama jus alpukat nya ada lagi mbak?. "tanya pelayan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ✓ {END}
Teen Fiction[Belum di Revisi] Cowok itu berkali-kali berhasil membuat Renata bahagia sekaligus sakit secara bersamaan. Akan kah Renata akan terus bertahan dengan perasaannya?? Ayo baca ceritanya kalau mau tau kelanjutannya,Tapi jangan lupa tinggalkan jejak set...