****
" RENATA!"
Sial.
Dengan perlahan ia menengok ke belakang. Dan...
"Eheheh Ibu..." cengir Renata saat Ibu Desi (guru piket sekolah) kini berada di hadapannya.
" Apa kamu cengar cengir kayak kuda!." desis Bu Desi.
"Nggak papa kok bu. Eh Bu, ibu pake skincare ya? . " alibinya.
"Kok kamu tau saya pake Skin Care." ia terkejut kenapa anak ini tau.
"Tau lah bu, soal nya keliatan agak beda mukanya. " Bu Dian sontak memegangi wajahnya.
"Beda gimana maksud kamu. " tanya Bu Dian.
" Tambah keliatan tuanya. " Celetuk Renata.
"Apa Kamu bilang?! Ngatain saya tua?!. " Bentak Bu Dian.
" ehh gak gitu maksudnya, jadi maksud saya gini...kan kebetulan saya punya Skin Care yang pasti cocoklah buat kulit ibu itu, nanti saya kasih tau deh mereknya apa. " ralat Renata supaya gak meledak disini.
"Beneran kamu? Kalau gitu nanti kasih tau ibu." Bu Dian seolah-olah melupakan emosinya yang tadi sempat ingin keluar tanduk.
" Siap bu! Kalau gitu saya permisi pergi dulu. " Renata langsung pamit dan di angguki Bu Dian.
"Ehh!! Renata tunggu!!! "
Yah dia sadar lagi.
Renata langsung berbalik lagi.
"iya bu?. " tanya Renata was-was.
" saya lupa nanya ini, berapa harga Skin Care nya? Mahal gak? Kalau mahal bisa di cicilkan? ." Renata merem melek,terlinganya tidak salah dengar. Bu desti belum sadar ternyata.
"Nanti saya kasih tau, kalo gitu saya permisi dulu bu takut terlambat masuk kelas"
"Aww! Bu sakit kenapa telinga saya di jewer!? "rintih Renata.
"Kamu pikir ibu akan lupa tujuan Ibu apa! Kenapa kamu kesiangan hah?! "amuk Bu Desti.
"Anu bu tadi saya telat bangun jadinya kesiangan deh. " jawab Renata seadanya, percuma ngeles juga orang pasti di hukum juga, mau apapun alesanya itu.
" Ya udah saya kurangin hukuman kamu lari 3 keliling, karena tadi kamu mau kasih tau ibu. " ucap Bu Desi sambil melepaskan jewerannya.
" Yah bu itu mah sama aja. " keluh Renata.
" Yaudah kalo gitu ibu tambahin 5 keliling."
" Ehh gak deh bu terimakasih. Saya pamit pergi dulu mau ngejalanin hukuman." Renata lalu bergegas pergi menuju lapangan basket.
"Ya udah sana" ucap Bu Dian lalu kembali berjalan melanjutkan piketnya.
****
Renata baru mengitari lapangan 2 keliling, berarti tinggal satu keliling lagi. Tapi kenapa kepalanya tiba-tiba berdenyut pusing, matanya juga mulai memburam.
Brukkk!!!
Renata tidak kuat lagi menahan keseimbangan tubuhnya, dan alhasil ia terjatuh ke lantai. Setelah itu gelap. Remang-remang ia bisa mendengar derap suara langkah kaki menuju ke arahnya.
****
Renata sedikit-sedikit membuka matanya, saat sudah membuka mata sepenuhnya, ia langsung merubah posisi tidurnya menjadi duduk, sambil terus memegangi kepalanya yang masih berdenyut.
"awwsshh! Gue di mana nih. "rintih Renata sembari matanya menyelusuri semua ruangan.
"Uks." sahut seseorang.
Renata kaget. Ia baru menyadari ada orang di samping tubuhnya. Laki-laki laki tersebut terlihat menyodorkan plastik yang berisikan roti dan minuman.
"makan! Kata Dio lo punya penyakit mag karena belum makan. " ujar laki-laki laki itu dengan wajah datarnya.
Bentar Renata kayak gak asing sama mukanya, kayak pernah liatt tapi di mana. Ouhhh dia ingat.
"Lo kan cowok yang di kantin waktu itu!!!." Renata berbicara setengah berteriak. Alex langsung memejamkan mata.
Ehh tapi kok dia bisa ada disini yaa. Apa jangan-jangan jangan, dia lagi yang nolongin gw. Kalau iya,berarti dia gendong gue donggg ke uks. Ahhh sosweet bangetttt. Dah ganteng, baik lagi masyaalloh.
Seakan tersadar dengan apa yang sudah ia ucapkan ,sontak menggeleng menepis pikiran konyolnya.
Alex aneh sendiri melihat Renata termenung lalu menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri.
Renata tersadar, ketika alex menatap dirinya dengan alis sebelah di naikan.
" Ehh kita belum kenalan loh...boleh kenalan? Gue Renata. " Renata langsung mengulurkan tangannya.
"Alex. " jawab Alex singkat, tanpa membalas uluran tangan Renata.
Renata melihat Alex berbicara tanpa membalas uluran tangannya.
dengan cepat pura -pura mengusap rambutnya. Supaya gak keliatan berharap banget pengen di bales."gue ke kelas dulu." pamit Alex beranjak dari duduknya. Tapi ditahan oleh Renata.
" pliss temenin..gue takut sendirian disini... Soalnya kata si Karin uks sekolah itu serem!!! . " ucap Renata sambil menatap sekelilingnya. Alex menatap Renata sekilas lalu duduk kembali.
" Heheh maksihh gak nyangka lo baik banget. " ujar Renata.
" udah cepetan makan nanti lo bisa tambah sakit. " ucap Alex kini bicaranya sedikit agak panjang.
Tumben ngomong panjang.- ucap Renata dalam hati.
" iya iya gue makan nih!." Renata langsung melahap rotinya asal, saking kesalnya. Orang lagi sakit ini malah di suruh makan sendiri, suapin kek gitu.
"udah ahh gue mau ke kelas. " Renata lalu beranjak dari tidurnya. Tapi belum juga kakinya menyenyuh lantai, ia merasa masih pusing dan limbung. Untung Alex langsung memegangi tangannya, kalau tidak bisa nyungsep ini mah.
" udah lo mending istirahat aja. Biar gue yang izinin lo. " sahut Alex sambil kembali mendudukan Renata.
"gak!! Gue sekarang ada ulangan matematika!! Gue gak mau ulangan susulan!! " jawab Renata kekeh ingin pergi ke kelasnya.
" ya udah,kalo itu mau lo." tiba-tiba tiba Alex menggendong nya pake ala bridal style.
" ehh lo apa-apaan turunin gak!!. " Renata kaget langsung memberontak minta turun.
" lo bisa diem gak, nanti bisa jatuh!!" ucap Alex tegas sembari menatap Renata tajam. Renata di tatap seperti itu langsung terdiam.
" gue gendong, takut lo gak kuat berdiri. " Sahut Alex tiba-tiba, saat mereka di koridor. Untung belum jam istirahat jadi gak ada yang liat kalau dia di gendong Alex si Most Wanted sekolah. Kalo keliatan siswi lain bisa-bisa ia jadi makin banyak haters.
" lo kalo mau gendong bilang dong!, gue kan kaget, gue kira lo mau ngapain." omel Renata sambil mengalungkan tangannya di leher Alex. Alex tidak menanggapi ocehan Renata ia hanya memasang wajah datar sambil menatap lurus ke depan.
****
Maap nih belum ada konfliknya tapi tenang nanti di tengah-tengah juga ada.
Makanya jangan ada yang terlewatkan.
Dan jangan lupa Vote & Coment setelah baca :)
Ok bye bye muachhh buat yang udah baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENATA ✓ {END}
Teen Fiction[Belum di Revisi] Cowok itu berkali-kali berhasil membuat Renata bahagia sekaligus sakit secara bersamaan. Akan kah Renata akan terus bertahan dengan perasaannya?? Ayo baca ceritanya kalau mau tau kelanjutannya,Tapi jangan lupa tinggalkan jejak set...