L&F Part 20

465 42 0
                                    

Hani dan Ika kembali ke kelas mereka karna sebentar lagi sudah bel masukkan.

Baru saja masuk mereka sudah disambut oleh teman-teman sekelas mereka yang sedang meributkan sesuatu.

"Pada kenapa sih?" tanya Hani bingung.

Kedua gadis itu mendekati teman mereka yang juga sedang ribut.

"Zie, ada apaan sih?" tanya Hani penasaran.

"Itu, tadi mereka dapat kabar kalo Maren kecelakaan tadi malam dan sekarang dia dirawat di rumah sakit" jawab Zielle.

"Apa?" tanya Hani tidak percaya.

"Kecelakaan? Ditabrak?" tanya Ika ikut penasaran.

"Kita juga gak tau. Intinya sekarang Maren lagi di RS" kata Shamika.

"Katanya, kondisi Maren lumayan parah" tambah Aprilia.

Saat itu Hani benar-benar merasa cemas dengan Maren. Tentu saja, sebagai seorang teman tidak lebih.

Zielle terlihat mendekati Hani.

"Han, lo mau jengukin Maren?" bisik Zielle.

Hani menggeleng dengan maksud tidak tau harus bagaimana.

"Kalo gue pasti jenguk karna kakak gue" kata Zielle masih berbisik. "Kalo lo mau, alasan aja sama Ryan kalo lo mau ngerjain tugas sama gue."

"Nanti gue pikirin lagi" balas Hani.

"Kalian bisik-bisik ngapain sih?" tanya Shamika.

"Gak kok" jawab Zielle.

"Ada yang kalian sembunyiin?" tanya Shamika curiga.

Keduanya langsung menggeleng. Sebenarnya dari keempat teman Hani, Shamika lah yang sangat tidak suka dengan Maren. Bisa dibilang dia di pihak Ryan.

'Gue harus gimana sekarang?' tanya Hani dalam Hati.

~~~

Ryan sedang berada di depan pagar Hani. Malam ini dia tidak berniat untuk menghabiskan waktu bersama Hani karna dia sudah diajak oleh temannya untuk berkumpul seperti biasa dan Hani juga mengatakan kalo dia sudah ada janji.

"Ryan" panggil Hani saat keluar dari dalam rumahnya.

Ryan pun tersenyum ke arah Hani yang berjalan mendekatinya.

"Katanya mau ngumpul, kok malah ke sini?" tanya Hani.

Bukannya menjawab Ryan malah mengeluarkan sesuatu dari balik badannya yang dari tadi dia sembunyikan.

"Nih" kata Ryan menyerahkan sebuah buket bunga mawar berwarna biru dengan beruang kecil putih di tengahnya.

Hani tidak bisa berkata-kata hanya dapat menerima itu dengan mulut sedikit terbuka.

"Gue mau ngasih itu buat lo. Mungkin harusnya mawar merah, tapi gue tau lo suka warna biru" kata Ryan sedikit malu.

"Thank you, Ryan" kata Hani tersenyum.

Hani langsung maju dan memeluk Ryan dengan tangan masih memegang buket bunga itu.

"Mungkin bunganya bakal layu, tapi gue bakal jaga bonekanya" kata Hani.

Hani melepaskan pelukannya dan menatap Ryan.

"Gue bakal ngasih lo apapun demi bisa lihat senyum lo ini" kata Ryan.

"Tanpa lo ngasih gue semua ini, gue bakal selalu senyum karna gue bahagia sama lo" balas Hani tersenyum.

Ryan yang mendengar itu pun mencubit gemas pipi Hani.

Love & FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang