Hani turun dari motor ojol yang tadi dia pesan. Dia telah sampai di tempat Ryan bertanding basket.
Sebenarnya, pertandingan sudah dimulai dari beberapa jam yang lalu, tapi Hani yakin jika tim sekolahnya pasti akan masuk ke final. Jadi, Hani memutuskan datang terlambat.
Lagipula dia tidak terlalu suka dengan sesuatu yang berhubungan dengan olahraga, tapi karna Ryan dia merelakan waktunya untuk menyaksikannya.
Hani berjalan menuju ke dalam, tapi sebuah notif chat masuk ke ponselnya dan dia langsung membukanya.
Shamika N.
Kalo udah nyampe, tunggu Ika sama April dulu
14.05Hani D.
Mereka belum di situ?
14.06Shamika N.
Belum
14.07Shamika N.
Lo tunggu aja, katanya udah mau nyampe
14.07Hani D.
Oke
14.08Hani yang tadinya ingin masuk pun akhirnya menunggu kedua temannya yang belum datang juga.
Entah karna memang sudah waktunya babak final atau apa, tiba-tiba saja banyak orang yang mulai berdatangan. Padahal tadi masih cukup sepi.
“Hani!” panggil Aprilia baru datang.
“Kalian udah datang. Ayo cepat, sudah mulai rame nih” kata Hani.
Mereka pun mencoba masuk, tapi saat sudah di dalam mereka malah bingung karna tidak tau dimana teman-teman mereka yang lain.
“Hani!” panggil Vian yang mendatangi ketiga gadis itu.
“Vian!” balas Hani.
“Ayo ikut gue. Tadi Shamika nyuruh gue jemput kalian karna kalian gak tau kita kan” kata Vian.
Hani pun mengangguk dan mereka berjalan mengikuti Vian menuju tempat yang sudah disiapkan. Shamika meminta pada Arghi agar mereka bisa menonton pertandingan bersama, tentu saja hal itu lebih aman.
Saat mencoba melewati kerumunan orang-orang yang banyak itu, Ika sedikit kesusahan dan Vian yang melihat itu pun mendekati Ika.
“Sini” kata Vian menggenggam tangan Ika tiba-tiba.
Ika yang diperlakukan seperti itu benar-benar sangat terkejut, sedangkan Hani dan Aprilia yang melihat itu dari belakang hanya cengengesan tidak jelas. Mereka tau jika Ika tipe anak baik-baik yang jarang berinterksi dengan laki-laki dan sekarang dia malah sedang digandeng oleh laki-laki yang dicap sebagai playboy.
Setelah berusaha akhirnya mereka sampai dan terlihat Shamika dan Zielle melambaikan tangan mereka. Aprilia langsung duduk di samping Shamika, Ika duduk di sebelah Vian, dan Hani memilih duduk di sebelah Zielle yang duduk di depan.
“Gimana pertandingannya?” tanya Hani.
“Sekolah kita masuk final lawan SMA Pandu” jawab Zielle.
“Oh… pantes aja langsung rame” kata Hani.
SMA Pandu memang sekolah yang paling terkenal di kotanya. Jadi, wajar jika banyak yang ingin menonton pertandingan ini.
“Gue pikir lo gak dateng, karna kata Ika kayanya lo sama Ryan berantem lagi” kata Zielle.
“Enggak kok” jawab Hani singkat.
Zielle hanya diam dan bersikap tidak peduli.
Pertandingan pun akan segera dimulai dan semua pemain dipersilahkan masuk ke lapangan. Mata Hani langsung menangkap seorang laki-laki yang menggunakan kaos tanpa lengan berwarna biru, siapa lagi jika bukan Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Friend
Novela JuvenilApakah kalian percaya dalam hubungan PERSAHABATAN tidak akan tumbuh perasaan LAIN? 'Gue gak keberatan tetap jadi SAHABAT lo, tapi satu hal yang pasti. Perasaan gue gak bakal BERUBAH' - Adrienne Hani Dzemila 'Apa gue salah? Gue cuma gak mau kehilanga...