Hani berjalan di sebuah taman untuk mencari sosok yang sudah membuat janji dengannya tadi malam.
"HANI!"
Dengan cepat Hani menoleh dan sebuah senyum langsung terukir di wajahnya saat mendatangin orang itu.
"Maren!"
"Gue udah nunggu lama, asal lo tau" protes Maren.
"Maaf, tadi gue harus ke butik buat lihat gaun gue" kata Hani.
"Jadi lo nikah sama Ryan?"
"Jadilah. Kan gue udah ngasih lo undangannya" balas Hani kesal.
"Iya, gue cuma bercanda. Tujuan gue balik ke sini kan buat datangin acara lo" kata Maren.
Yah, Maren yang sudah cukup lama di Singapura memutuskan untuk kembali ke Indonesia demi menghadiri acara pernikahan Hani dan Ryan yang tinggal menghitung hari.
Walaupun cukup menyakitkan bagi Maren harus melihat gadis yang dia sukai bersanding dengan laki-laki lain, tapi apa yang bisa dia lakukan saat Hani langsung menghubunginya dan mengatakan ingin dirinya hadir di hari bahagianya itu.
"Gue laper, ayo cari makan" ajak Maren.
"Lo belum makan?" tanya Hani.
"Belum. Habis dari bandara langsung ke sini" jawab Maren.
"Yah udah kalo gitu, ayo" kata Hani.
Mereka berdua pun berjalan di sekitar taman untuk mencari tempat makan yang enak.
"Kata cari makan. Kok malah beli es krim" kata Hani malas.
"Tiba-tiba aja gue pingin" jawab Maren santai.
Hani dan Maren pun menikmati es krim mereka, tanpa merasa canggung sedikit pun.
"Gimana Ryan?" tanya Maren.
"Maksudnya?"
"Ya... selama gue tinggal kalian aman aja kan?"
"Aman kok" kata Hani tersenyum.
"Syukurlah"
"Gue bener-bener ngerasa berhutang banget sama lo. Kalo lo gak ngomong apa-apa sama Ryan, mungkin gue gak bakal pernah bahagia" kata Hani.
"Dan gue ngelakuin semua itu karna gue mau lihat lo bahagia" kata Maren.
Hani memandang Maren.
"Sorry ya, Ren"
"Untuk?"
Hani terdiam, tidak mungkin dia mengatakan jika dia meminta maaf karna telah menyakiti perasaan Maren.
"Cuma mau minta maaf aja" kata Hani lagi.
"Aneh" balas Maren kesal.
"Ngomong-ngomong, lo gak ada kecantol sama cewek cantik di sana?" goda Hani.
"Apaan sih. Gue disana sibuk kerja, gak ada waktu buat begituan" balas Maren.
"Hm... dasar"
Maren hanya tertawa melihat wajah cemberut Hani. Dia benar-benar ingin menikmati momen saat ini, karna mungkin saja ini terakhir kalinya dia bisa menghabiskan waktu dengan Hani sebelum gadis ini memiliki kehidupan yang baru nantinya.
'Lihat lo bisa sebahagia ini. Gue sama sekali gak nyesel ngelakuin itu'
~~~
Hani duduk di sebuah ruangan dengan perasaan yang tidak karuan. Dirinya menatap pantulan cermin di depannya, dimana ada sosok dirinya yang telah berbalut gaun putih dengan rambut yang sudah ditata sedemikian indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Friend
Teen FictionApakah kalian percaya dalam hubungan PERSAHABATAN tidak akan tumbuh perasaan LAIN? 'Gue gak keberatan tetap jadi SAHABAT lo, tapi satu hal yang pasti. Perasaan gue gak bakal BERUBAH' - Adrienne Hani Dzemila 'Apa gue salah? Gue cuma gak mau kehilanga...