Matahari sudah menampakan dirinya, tapi ini tidak menjengkelkan karna hari ini adalah hari Minggu.
Hani terlihat sedang memanggang roti di dapurnya untuk dirinya karna pagi ini orangtuanya harus pergi ke tempat teman ibunya yang sedang mengadakan acara dan karna perasaan Hani sedang senang pun dia jadi bersemangat memasak bahkan tidak lupa dia menyalakan speaker miliknya untuk mendengarkan musik.
“Ho-how you like that?” Hani bernyanyi dengan semangat. “You gon' like that, that-that-that-that, that-that-that-that”
“KAK! Bisa gak sih, gak usah nyanyi” teriak Chelsea sambil menuruni tangga.
“Ih… terserah aku lah” kata Hani. “Now look at you, now look at me” lanjut Hani bernyanyi.
“Gini nih, kalo obatnya kurang” kata Chelsea kesal.
Hani tidak peduli dan tetap melanjutkan kegiatan memasak dan bernyanyinya, sedangkan Chelsea mendekat ke arah lemari penyimpanan di dapurnya untuk mengambil mie instan.
“Bagus… mie terus…” sindir Hani.
“Mumpung gak ada mama” kata Chelsea santai.
“Lihat aja, kuaduin ke mama nanti” kata Hani licik.
“Dasar pengaduan” kata Chelsea kesal.
Hani langsung membuang mukanya dan pergi dari sana karna dia sudah selesai memasak sarapannya.
Hani berjalan menuju ruang keluarga dan tidak lupa dia menyalakan tv untuk menonton Doraemon. Walaupun di luar Hani mulai liar, tapi jika di rumah Hani tetap anak manja kedua orangtuanya. Dia menyantap sarapannya dengan bahagia.
Mulai dari bangun tidur Hani benar-benar merasa bahagia. Mungkin karna hari ini dia akan pergi keluar dengan Ryan.
“Kakak udah gila yah?” tanya Chelsea prihatin.
“Apaan sih!” protes Hani melemparkan bantal sofa.
“Ih, hampir aja tumpah mieku” kata Chelsea yang masih membawa mangkuk mienya.
“Syukur, kalo tumpah” kata Hani kesal.
Chelsea pun meletakkan mangkuk mienya di meja dan dia lebih memilih duduk di bawah, sedangkan Hani duduk di sofa.
“Kakak gak keluar hari ini?” tanya Chelsea.
“Nanti malam” jawab Hani fokus menonton.
“Oh… kalo gitu-“
Drrrt~Drrrt~Drrrt
Sebuah panggilan masuk di ponsel Hani. Hani pun langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa itu karna fokus menonton.
“Halo” kata Hani.
“Hani, ini gue Zielle” tanya Zielle.
“Kenapa, Zi?” tanya Hani.
“Lo dimana?” tanya Zielle.
“Lagi di rumah. Kenapa?” tanya Hani mulai penasaran.
“Lo bisa ke rumah gue gak? Gue kirimin ojol buat jemput lo” kata Zielle.
“Memangnya ada apa?” tanya Hani bingung.
“Nanti gue jelasin. Lo kalo udah siap chat gue, biar gue pesenin ojol” kata Zielle.
“Gak usah pesenin gue ojol. Sebentar gue ke sana” kata Hani.
“Oke, gue tunggu” kata Zielle.Sambungan telpon pun terputus dan Hani masih bingung karna tidak biasa Zielle seperti ini.
“Kenapa Kak?” tanya Chelsea.
“Aku pergi dulu yah. Tadi Zielle nyuruh ke rumahnya” kata Hani.
“Oke” balas Chelsea.
“Jangan kemana-mana. Kalo mau keluar telpon aku dulu” kata Hani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Friend
Ficção AdolescenteApakah kalian percaya dalam hubungan PERSAHABATAN tidak akan tumbuh perasaan LAIN? 'Gue gak keberatan tetap jadi SAHABAT lo, tapi satu hal yang pasti. Perasaan gue gak bakal BERUBAH' - Adrienne Hani Dzemila 'Apa gue salah? Gue cuma gak mau kehilanga...