Waktu istirahat sudah tiba dan seperti biasa Arghi CS sudah berkumpul di kantin.
“PACARKU SAYANG!” teriak seseorang seperti memanggil seseorang.
Semua orang di sana pun menoleh ke sumber suara itu dan betapa terkejutnya mereka saat tau kalo yang berteriak tadi adalah Hani yang sedang berjalan ke arah Arghi dan teman-temannya atau lebih tepatnya ke arah Ryan.
“Han, lo sehat?” tanya Ervin.
“Tolong tutup mulut lo yah, Ervin” kata Hani dengan senyum.
Jujur saja, Hani juga malu tapi demi mendapat perhatian Ryan yang mendiaminya sejak pagi dia rela bertingkah seperti cewek cabe-cabean genit.
“Pacarku yang ganteng, udah makan? Kalo belum, temenin aku makan yuk” ajak Hani sok imut sambil merangkul lengan Ryan manja.
Tentu saja semua orang yang berada di sana terkejut dan tersenyum geli melihat hal itu, berbeda dengan Ryan yang masih berwajah datar.
“Wah… gila, Ryan bisa ngerubah Hani jadi ganas gini” kata Ervin takjub.
“Lo di kasih apa sama Ryan sampe begini?” tanya Vian mengejek.
“Bukan urusan lo” balas Hani sinis.
“Sayang, ayo makan. Aku lapar” kata Hani lagi semakin menempel pada Ryan.
Arghi yang ada di sana melihat ke arah Shamika yang berada sedikit jauh dari mereka dan Shamika yang dari tadi memperhatikan Hani juga langsung menggelengkan kepala seakan-akan tau bahwa pacarnya itu menanyakan ada apa ini.
“Ih… sayang, kok diem aja sih. Aku kan-“ kata Hani terpotong.
“Tadi lo manggil Kak Ryan apa? Sayang?” tanya Alina tiba-tiba.
Hani menoleh ke arah gadis itu dengan wajah dinginnya.
“Iya, memang kenapa?” tanya Hani santai.
“Apa!?” teriak Alina tidak percaya.
Seketika suasana yang tadinya ceria karna tingkah Hani menjadi hening karna kedatangan Alina.
“Wah… lumayan, tontonan gratis nih” kata Ervin pelan.
“Diem lo” kata Ceilo.
“Ghi, gak lo stop tuh si Alina?” tanya Vian.
“Kita lihat dulu Hani gimana” kata Arghi santai.
Arghi tau Hani pasti bisa mengatasi gadis bernama Alina itu seperti biasanya.
“Bukannya, lo itu cuma sahabatnya Kak Ryan?” tanya Alina.
“Sahabat yang merangkap jadi pacar” kata Hani dengan senyum penuh kemenangan.
“Gak, gak mungkin” kata Alina tidak menerima.
“Lo terima aja kenyataan kalo gue itu sudah jadi pacar Ryan sekarang” kata Hani. “Jadi, lo gak usah kegatelan sama dia kalo eskul” lanjut Hani dingin.
Alina yang merasa kesal pun langsung pergi dari sana. Begitu juga Ryan yang pergi dari sana setelah melepaskan rangkulan Hani dari tangannya.
“Ryan” panggil Hani.
“Loh kok Ryan pergi?” tanya Ervin.
“Lo berantem sama Ryan?” tanya Arghi pada Hani.
Bukannya menjawab Hani pergi dari sana mengejar Ryan.
“Ryan, plis… dengerin gue dulu” mohon Hani.
Ryan hanya diam. Kali ini dia tidak berpura-pura marah kepada Hani, tapi benar-benar marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Friend
Teen FictionApakah kalian percaya dalam hubungan PERSAHABATAN tidak akan tumbuh perasaan LAIN? 'Gue gak keberatan tetap jadi SAHABAT lo, tapi satu hal yang pasti. Perasaan gue gak bakal BERUBAH' - Adrienne Hani Dzemila 'Apa gue salah? Gue cuma gak mau kehilanga...