L&F Part 28

718 75 3
                                    

“Hani!”

Hani yang mendengar seseorang memanggil namanya langsung terdiam di tempat. Tubuhnya sedikit bergetar.

Suara itu, suara yang dia rindukan selama empat tahun ini. Walaupun suara yang dia dengar lebih berat, tapi Hani yakin itu suara yang sangat dia kenali.

Hani membalikkan badannya perlahan karna takut jika dia hanya sedang berhalusinasi sekarang.

“Ry…an…” kata Hani pelan.

Ryan dan Hani hanya diam saling menatap, tidak tau harus mengatakan apa setelah kejadian empat tahun yang lalu.

“Ryan! Kamu udah dapat yang-“ kata Hasya mendatangi putranya. “HANI!”

Hasya langsung berlari ke arah gadis itu.

“Hani, kamu Hani kan?” tanya Hasya.

“Halo, tante. Lama gak ketemu” kata Hani lembut.

Hasya langsung memeluk gadis itu dan Hani hanya diam sambil melihat Ryan yang menatapnya dari belakang ibunya.

“Bunda, bener-bener kangen sama kamu” kata Hasya ingin menangis. “Coba lihat sekarang, kamu udah besar begini” kata Hasya lagi sambil mengusap pipi Hani.

Hani hanya menunduk dan tersenyum mendengar itu.

“Bunda sudah coba ngehubungin Papa kamu, Mama kamu, tapi apa kita malah bener-bener lost contact” jelas Hasya sedih.

Hani langsung terkejut mendengar perkataan Hasya. Selama ini dia berpikir jika kedua orangtuanya masih berhubungan dengan orangtua Ryan, tapi nyatanya itu salah.

Pandangan Hani langsung jatuh kepada Ryan. Jadi, selama ini yang benar-benar kehilangan adalah Ryan, sedangkan Hani masih mendapat sedikit kabar dari Keyzia.

Padahal selama ini Hani berpikir laki-laki itu tau semua apa yang terjadi padanya melalui keluarganya.

“Oh iya, kamu ngapain ke sini? Belanja? Sama siapa?” tanya Hasya bersemangat.

“Ah, itu. Hani lagi belanja sama-“

“Dia datang sama saya” kata Maren tiba-tiba.

Hani melihat Maren yang sudah ada di sampingnya dengan trolly belanja yang berisi keperluan Hani.

“Oh… Hani dia?” tanya Hasya kepada Hani.

“Saya Maren, pacarnya Hani” jawab Maren sambil merangkul Hani.

Hani langsung memandang Maren tidak percaya, sedangkan Hasya sedikit terkejut dengan jawab laki-laki di depannya.

“Ah, begitu toh. Ternyata Hani udah gede yah” balas Hasya agak canggung.

Hani hanya bisa diam karna tidak tau harus apa.

“Sayang, udah semua kan belanjanya?” tanya Maren lembut.

“I, iya. Udah semua” jawab Hani canggung.

“Kalo gitu, ayo cepet pulang. Kasihan Chelsea nungguin” kata Maren.

Hani mengangguk.

“Hani, tunggu dulu” cegah Hasya.

“Iya, tante?” balas Hani lembut.

“Boleh tante minta kontak mamamu. Mungkin aja, dia ganti nomor” kata Hasya.

“Oh…”

Hani langsung mengambil ponselnya di dalam tas dan memberikan kontak ibunya. Sebenarnya, ibu Hani memang mengganti nomornya karna ponselnya rusak.

Love & FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang