“Bagaimana para saksi? Sah?”
“SAH!!!”
Tepuk tangan dan sorakan dari orang-orang yang menyaksikan acara itu pun menambah kebahagian untuk kedua pasangan yang kini telah sah menjadi suami istri itu.
Air mata mengalir di pipi gadis cantik dengan balutan kebaya putih itu. Dia tidak percaya jika orang yang selalu dengannya mulai dari sekolah sekarang telah menjadi suaminya.
Shamika benar-benar sangat bahagia sekarang.
“Kok nangis sih?” kata Arghi lembut.
“Enggak kok. Cuma seneng aja” jawab Shamika tersenyum.
Mereka berdua pun melanjutkan semua proses akad sampai sekarang ke acara resepsi.
“Selama ya, Shamika” kata Aprilia senang.
“Gak nyangka kalo salah satu dari kita udah ada yang nikah” kata Ika.
“Makasih semuanya” kata Shamika senang.
“Wah… Arghi gak bisa main sama kita lagi nih” ejek Vian.
“Memangnya kenapa?” tanya Keyzia.
“Kan sekarang dia udah punya istri” kata Ervin santai. “Yang ada nanti dia dapet piring terbang lagi kalo pulang malem habis main.”
Semua orang pun tertawa mendengar hal itu.
“Tapi, kayanya bakal ada yang nyusul Shamika sama Arghi nih” kata Ervin sambil melihat Hani dan Ryan.
“Bener juga. Jadi kapan kalian nikah?” tanya Zielle.
“Apaan sih! Masih lama. Tunggu Ryan lulus dulu” jawab Hani malu.
“Maunya sih secepatnya, tapi keluarga maunya gitu” kata Ryan kesal.
Hani menyikut perut Ryan dan memberikan tatapan tajam pada laki-laki itu.
“Sakit tau, Han” kata Ryan cemberut.
Hani hanya diam karna kesal.
“Tapi kan, kalian udah tunangan. Jadi aman” kata Shamika.
“Betul tuh. Mengikat sementara” goda Zielle.
Ryan dan Hani memang telah bertunangan. Setelah menerima lamaran dari Ryan malam itu, mereka langsung mengadakan pertemuan keluarga dan keluarga mereka memutuskan untuk mengadakan pertunangan terlebih dahulu, baru mereka akan menikah setelah Ryan lulus kuliah yang tinggal beberapa bulan lagi.
Hani tidak akan pernah melupakan malam itu. Malam dimana dia dan Ryan bisa kembali bersama.
Flashback.
“Hani, will you marry me?”Hani terdiam mendengar hal itu. Apa yang baru saja dia dengar. Apa dia tidak salah dengar.
“Hani” panggil Ryan.
“R, Ryan. Plis, jangan kaya gini” kata Hani serba salah.
“Gue serius. Gue mau lo nemenin gue habisin sisa waktu hidup gue. Gue sayang sama lo dan gue mau kedepannya kita bisa bahagia sama-sama” jelas Ryan.
“Yan, gak semudah itu” kata Hani.
“Ini bakal mudah kalo lo juga ngerasa apa yang gue rasa, tapi beda lagi kalo lo selalu lari kaya gini” kata Ryan.
Hani tertunduk. Ingin rasanya dia mengiyakan Ryan, tapi tetap ada keraguan di hatinya.
“Gue gak tau ini bisa meyakinin lo atau gak, tapi asal lo tau, gue udah nerima semua yang terjadi di masa lalu dan gue cuma mau mikirin masa yang akan datang. Dan gue berharap, ada lo di samping gue di masa yang akan datang itu” jelas Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Friend
Teen FictionApakah kalian percaya dalam hubungan PERSAHABATAN tidak akan tumbuh perasaan LAIN? 'Gue gak keberatan tetap jadi SAHABAT lo, tapi satu hal yang pasti. Perasaan gue gak bakal BERUBAH' - Adrienne Hani Dzemila 'Apa gue salah? Gue cuma gak mau kehilanga...