L&F Part 37

306 37 4
                                    

Hani duduk di sofa di kamarnya sambil melamun larut dalam pikirannya.

Sebenarnya, perasaannya belum terlalu lega soal foto tadi hanya saja pertanyaan Ryan tadi masih terbayang-bayang di pikirannya.

Mengapa sangat sulit mengatakan jika dirinya masih sangat mencintai laki-laki itu.

Tok-tok-tok

"Sayang, boleh mama masuk?" tanya Susti.

"Masuk aja, Ma" jawab Hani.

Ibu Hani pun masuk ke dalam dan langsung duduk di sebelah putrinya itu. Dia menarik Hani ke dalam pelukannya.

"Mama udah denger semuanya dari Shamika. Dia nelpon mama tadi" kata Susti.

Hani hanya diam dan memeluk ibunya.

"Kenapa kamu ngelakuin sesuatu yang buat kamu sedih kaya gini?" tanya Susti.

"Maksud mama?" tanya Hani balik.

"Mama juga tau soal kamu yang sudah gak terlalu dekat sama Ryan. Begitu juga soal kamu yang pacaran sama Maren" jawab Susti.

Hani membulatkan matanya. Dia benar-benar tidak menyangka jika ibunya akan mengetahui semuanya.

"Mama juga tau, dulu kamu sempet pacaran sama Ryan" kata Susti. "Makanya mama mutusin kontak sama keluarganya karna mama tau soal kamu."

Air mata Hani mengalir lagi malam ini. Dia sama sekali tidak menyangka jika orangtuanya akan melakukan hal ini demi ydirinya.

"Sayang, kamu harusnya jujur sama perasaan kamu. Bukan malah begini" nasihat Susti.

"Hani ngerasa bersalah sama Ryan, Ma. Hani tiba-tiba pergi dari dia gitu aja, tanpa ngomong apapun" jelas Hani. "Hani yakin dia marah sama Hani gara-gara itu."

"Sekarang mama tanya. Apa Ryan marah sama kamu habis ketemu kamu?"

Hani mengangguk.

"Sampe sekarang?"

Hani dengan cepat menggeleng.

"See. Itu berarti Ryan udah nerima masa lalu" kata Susti yakin. "Mama yakin kalo kamu jujur sama dia, dia bakal ngertiin kamu" tambah Susti.

"Enggak, ma" kata Hani berdiri dari sana. "Hani gak bisa balik ke Ryan."

"Terus kamu mau apa sekarang? Kalo kaya gini terus, sama aja kamu nyiksa diri kamu sendiri dengan pemikiran kamu ini" kata Susti.

"Perjodohan yang diomongin sama Papa pas itu-" Hani menarik nafas. "Hani bakal terima" lanjut Hani.

"Hani! Bukan ini jalan keluar dari masalahmu. Masalah ini cuma masalah kecil, tapi karna kamu ngelakuin semua ini, ini jadi rumit" kata Susti tidak habis pikir dengan anak pertamanya ini.

"Keputusan Hani udah bulat. Hani gak mau buat Ryan semakin berharap dan Hani cape dengan beban rasa bersalah Hani ini" kata Hani.

"Pikiran kamu lagi kacau sekarang. Mending kamu istirahat dan pikirin ini baik-baik lagi" kata Susti.

Setelah mengatakan itu Susti pun pergi dari kamar Hani.

Hani kembali duduk dan menangis. Apakah jika dia menikah dengan orang lain maka dia bisa bebas dari semua perasaan ini atau perasaan ini akan semakin menyiksanya.

Hani menjambak rambutnya pelan. Seperti yang dikatakan oleh ibunya, masalah yang awalnya kecil menjadi rumit karena drama yang dirinya buat sendiri.

~~~

Hani mengaduk-aduk es krim di depannya sambil menatap kosong ke depan.

Love & FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang