Setelah dari butik milik ibu Ryan di sinilah Ryan dan Hani sekarang. Di sebuah ballroom hotel yang sudah didekorasi sedemikian rupa untuk acara pertunangan rekan kerja ayah Ryan.
"Kenapa bukan Om Arzan aja yang dateng?" tanya Hani.
"Dia bilang, gue harus mulai bangun hubungan sama orang-orang penting. Makanya gue yang wakilin" jelas Ryan.
"Oh... gitu" balas Hani.
"Ryan!"
Hani dan Ryan menoleh ke asal suara. Terlihat seorang gadis dengan mini dress berwarna hitam mendekati mereka.
"Karin" balas Ryan. "Kamu dateng sama siapa?" tanya Ryan.
'Kamu?' kata Hani dalam hati
"Aku sendirian. Habis gak ada gandengan" jawab Karin.
"Ada-ada aja kamu" balas Ryan tertawa.
Karin melihat Hani yang berada di samping Ryan.
"Dia?" tanya Karin.
"Ah, kenalin. Dia Hani, sahabat gue" jawab Ryan.
"Hai, Hani. Gue Karin" kata Karin mengulurkan tangan.
"Hani" balas Hani singkat tanpa menerima uluran tangan Karin.
Jujur saja, saat ini Hani merasa déjà vu dengan situasi ini. Situasi yang sama saat bersama Alina waktu sekolah dulu. Hanya saja kali ini Ryan menanggapi gadis di depannya dengan sangat baik.
"Dia kerja di kantor gue, sekaligus temen satu kampus" jelas Ryan.
"Hm" balas Hani malas.
"Yan, ayo datangin pasangannya dulu. Kita kasih selamat" kata Karin menarik lengan Ryan. "Lo gak papa kan nunggu sebentar?" tanya Karin pada Hani.
Hani hanya diam dengan wajah datarnya karna percuma saja dia menjawab Karin yang sudah menarik paksa Ryan.
"Njir, siapa lagi tuh cewek" umpat Hani kesal.
"Kalo muka lo kaya gitu, nanti tamu yang lain pada takut"
Hani langsung menoleh ke asal suara dari belakangnya.
"Maren!" kata Hani sedikit teriak.
Maren tersenyum kepada Hani.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Hani.
"Jadi tamu undanganlah" jawab Maren santai.
"Loh, tapi-"
"Gue wakilin bokap gue" kata Maren lagi. "Harusnya, sih abang gue, tapi dia udah berangkat ke luar negri" lanjut Maren.
"Oh..." balas Hani.
"Mana sih Ryan?" tanya Maren.
"Tuh" tunjuk Hani ke Ryan yang sedang bersama Karin.
"Ngomong mau jadiin lo pasangannya tapi malah pergi bareng cewek lain" sindir Maren.
Hani hanya diam karna yang dikatakan oleh Maren itu memang benar.
"Hani!"
Hani dan Meren menoleh.
"Shamika!" kata Hani senang.
Shamika langsung buru-buru berjalan ke arah Hani dan langsung memeluknya.
"Lo sama siapa ke sini?" tanya Hani.
"Tuh" tunjuk Shamika pada Arghi.
"Halo Kak Arghi" sapa Hani.
"Hai" balas Arghi tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Friend
Teen FictionApakah kalian percaya dalam hubungan PERSAHABATAN tidak akan tumbuh perasaan LAIN? 'Gue gak keberatan tetap jadi SAHABAT lo, tapi satu hal yang pasti. Perasaan gue gak bakal BERUBAH' - Adrienne Hani Dzemila 'Apa gue salah? Gue cuma gak mau kehilanga...