Hari ini Hani benar-benar merasa kacau dan hancur. Bagaimana tidak, kemarin adalah hari yang paling buruk di hidupnya.
Pertama, Ryan yang hampir tidak memaafkannya. Kedua, perkataan ayah Ryan soal dirinya dan Ryan. Terakhir, keputusan pindah yang dikatakan oleh orangtuanya.
Hani tidak setuju dengan keputusan orangtuanya, tapi setelah Hani tau alasannya dia sama sekali tidak bisa menolak hal itu.
Flashback.
"Hani gak mau" kata Hani pelan.Hani benar-benar tidak ingin semua ini.
"Hiks, kenapa Papa sama Mama mau kita pindah dari sini?" tanya Hani terisak.
"Hani, sebenarnya-" kata Susti ragu. "Restoran mama bangkrut."
"Apa?" tanya Hani tidak percaya.
"Orang yang mama percaya jadi manajer selama ini ternyata dia ngelakuin penggelapan dana dan sekarang semuanya sudah ketahuan. Jadi, mama sebagai pemilik harus ganti rugi atas kerugian yang dia lakukan" jelas Susti.
"Untuk sementara, papa bakal keluar dari kantor buat cari jalan keluar masalah ini" kata Yahyo.
"Apa tabungan keluarga kita gak cukup untuk ganti rugi?" tanya Hani.
Susti menggelengkan kepalanya.
"Karna tabungan kita gak bisa nutupin kerugian ini, kita cuma punya satu jalan. Papa terpaksa jual rumah ini" kata Yahyo murung.
Air mata Hani kembali mengalir lebih banyak. Bagaimana bisa dia meninggalkan kota ini dan juga merelakan rumah yang menjadi saksi dia hidup selama 17 tahun ini.
"Hani tau" kata Hani tiba-tiba. "Kita bisa minta bantuan Om Arzan. Hani yakin om bisa bantu kita" kata Hani mulai putus asa.
"Gak sayang, kita gak bisa" kata Susti cepat.
"Kita sudah terlalu banyak ngerepotin mereka" tambah Yahyo.
"Tapi, pa. Om Arzan itu sahabat papa" kata Hani mencoba meyakinkan kedua orangtuanya.
"Papa sudah terlalu banyak ngerpotin mereka. Untuk sekarang papa pingin berusaha sendiri, walaupun bakal butuh waktu" jelas Yahyo.
Susti berdiri dari sofa dan mendekat ke putri pertamanya itu.
"Sayang, punya sahabat bukan berarti kita harus merepotkan mereka terus kalo kita punya masalah" kata Susti lembut.
"Tapi teman-teman Hani semuanya di sini, ma" kata Hani.
"Mama yakin di sana kamu pasti bisa dapat teman baru. Sekarang sudah canggih, kamu masih bisa berhubungan sama teman-teman kamu di sini" kata Susti.
"Tapi tetap aja itu susah, ma" kata Hani.
"Dulu kamu juga gak langsung berteman sama teman-teman kamu yang sekarang kan. Jadi, di sana kamu akan melakukan hal yang sama" jelas Susti.
Hani hanya diam. Dia menarik nafas dalam.
"Kapan? Kapan kita pergi?" tanya Hani lemas.
"Hari Minggu ini" jawab Yahyo. "Besok, papa bakal urus surat-surat kepindahan kita. Termasuk sekolahmu sama adikmu."
Hani tertawa kecil dan pergi dari sana menuju kamarnya.
Hancur, itulah yang bisa mendeskripsikan diri Hani sekarang.
Flashback END.Hani menenggelamkan wajahnya di tangannya yang dia lipat di atas meja. Ingin dia tidak masuk hari ini, tapi saat dia ingat jika ini mungkin terakhir kalinya dia akan bertemu teman-temannya Hani memutuskan tetap masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Friend
Teen FictionApakah kalian percaya dalam hubungan PERSAHABATAN tidak akan tumbuh perasaan LAIN? 'Gue gak keberatan tetap jadi SAHABAT lo, tapi satu hal yang pasti. Perasaan gue gak bakal BERUBAH' - Adrienne Hani Dzemila 'Apa gue salah? Gue cuma gak mau kehilanga...