4 Tahun Kemudian.
Tanpa terasa empat tahun sudah berlalu, kini umur Hani sudah menginjak 22 tahun. Hal itu terlihat dari penampilan Hani yang terlihat lebih dewasa dan juga sikapnya.
Kini Hani sudah kembali ke kota tempat dia lahir. Setelah keluarganya berusaha sangat keras selama ini untuk memulai semuanya dari awal mereka pun berhasil dan kembali ke sini untuk kembali menjalankan bisnis restoran mereka.
Nama baru, tempat baru, suasana baru dan juga orang-orang baru. Sekarang keluarga Hani harus bisa beradaptasi dengan restoran yang baru itu.
Bahkan usaha keluarganya itu benar-benar sukses hingga sekarang ibunya memiliki beberapa cabang restoran di kota yang sama.
Salah satunya adalah yang dikelolah oleh Hani sekarang.
Setelah lulus Sekolah Menengah Atas Hani memutuskan untuk tidak kuliah, dia ingin fokus membantu keluarganya entah bagaimana caranya dan itu terbayarkan setelah Hani diberi tanggung jawab memegang salah satu restoran cabang milik ibunya.
Bahkan walaupun usinya terbilang lebih muda dari pekerja di sana, tapi mereka menghormati Hani karna sikap gadis itu yang sangat baik dan ramah.
“Mbak Hani” panggil salah satu pelayan.
“Iya?” balas Hani lembut.
“Ini saya mau ngasih lihat persiapan untuk makan siang nanti” kata pelayan itu.
“Ah, untuk Pak Alex?” tanya Hani memastikan.
“Iya” jawab pelayan itu.
Hani pun berjalan diikuti pelayan tadi untuk melihat persiapan makan siang untuk pelanggan setianya yang ingin makan siang bersama klien bisnisnya.
Sebenarnya Hani sudah enam bulan berada di kota ini, jadi beberapa orang sudah cukup mengenalnya sebagai pemilik restoran ini.
Setelah sampai di sini yang pertama kali Hani lakukan adalah menghubungi keempat temannya dan segera bertemu mereka.
Bersyukur teman-temannya tidak mengganti nomor kontak mereka. Setelah Hani bertemu mereka reaksi mereka bermacam-macam ada yang senang, sedih bahkan ada yang marah karna tidak terima dengan sikap Hani yang tiba-tiba menghilang.
Untuk Keyzia, Hani tetap berhubungan dengan gadis itu selama ini, hanya saja Hani meminta agar Keyzia tetap tutup mulut.
Lalu Ryan, Hani memutuskan untuk diam karna masih merasa bersalah. Lagipula Hani yakin laki-laki itu sudah tau semuanya, bahkan tentang dirinya yang sudah kembali ke kota ini karna orangtua Ryan adalah sahabat orangtua Hani.
“Ini sudah cukup. Nanti-“ kata Hani terpotong.
“Hani!”
Hani yang merasa dirinya dipanggil langsung berbalik.
“Maren?” kata Hani terkejut.
Yah laki-laki yang memanggilnya adalah teman sekelasnya dulu, Maren.
Sebenarnya Hani tidak pernah menghubungi laki-laki itu, tapi kebetulan saat laki-laki itu makan di restorannya dia melihat Hani dan langsung mengenali gadis itu.
Sejak saat itu Maren selalu datang kemari.
“Tolong urus semuanya kaya biasanya yah” kata Hani tersenyum pada pelayan tadi.
Pelayan itu pun mengangguk paham dan Hani pergi dari sana berjalan mendekati Maren.
“Kok, lo ke sini?” tanya Hani.
“Lo lupa, hari ini waktunya lo ngecek bahan untuk resto?” tanya Maren.
“Astaga, gue lupa. Gue ambil tas dulu yah” kata Hani berjalan ke ruangannya yang ada di restoran tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Friend
Teen FictionApakah kalian percaya dalam hubungan PERSAHABATAN tidak akan tumbuh perasaan LAIN? 'Gue gak keberatan tetap jadi SAHABAT lo, tapi satu hal yang pasti. Perasaan gue gak bakal BERUBAH' - Adrienne Hani Dzemila 'Apa gue salah? Gue cuma gak mau kehilanga...