L&F Part 30

537 62 1
                                    

Setelah perdebatan yang cukup panjang, akhirnya Hani berakhir di dalam mobil Ryan untuk diantar pulang oleh laki-laki itu.

Awalnya Hani mengatakan jika dia sudah baik-baik saja dan akan pulang setelah restoran tutup, tapi Ryan tidak mau mendengarkan dan mengatakan pada Hani jika dia akan menunggu gadis itu sampai gadis itu ingin pulang.

Tentu saja hal itu membuat Hani kesusahan. Dia tidak peduli jika memang Ryan mau tetap di sana, tapi Hani tau jika Ryan membantu ayahnya di kantor dan juga masih harus kuliah.

Karena tidak ingin kegiatan Ryan terganggu karna hal kecil seperti demamnya, akhirnya dengan terpaksa Hani pulang diantar Ryan.

"Gue serius soal omongan gue tadi" kata Ryan fokus menyetir.

"Soal?" tanya Hani datar.

"Nikahin lo" jawab Ryan.

Hani hanya diam dan melihat keluar kaca.

"Gue siap nikahin lo kalo memang lo mau nikah sama gue" kata Ryan.

"Plis, gak usah ngomongin soal nikah. Gue belum ada pemikiran sampe sana" kata Hani.

"Kenapa? Karna lo sudah gak suka sama gue?" tanya Ryan.

"Lo pikir nikah itu gampang. Ini bukan cuma tentang suka atau gak, Yan" kata Hani mulai kesal. "Ini soal lo yang bakal gimana untuk kedepannya nanti. Nikah bukan cuma sekedar nikah terus sah, tapi lo harus siap ngasih nafkah lahir batin, Yan" lanjut Hani.

"Gue tau dan gue ngerasa kalo gue udah mampu ngasih lo nafkah lahir batin" balas Ryan santai.

Hani hanya diam.

"Heh, gue tau kok alasan lo. Karna lo gak pernah mikirin bakal punya masa depan sama gue, tapi lo pasti mikirin masa depan sama Maren" sindir Ryan.

"Dia gak ada hubungannya" kata Hani sinis.

"Really? Bukannya dia pacar lo sekarang?" tanya Ryan sinis.

Hani hanya menghela nafas dan memilih diam. Percuma jika dia menjelaskan pada laki-laki di sampingnya ini sekarang, apalagi dalam suasana seperti ini.

~~~

Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit, akhirnya Hani sampai di depan sebuah rumah yang berukuran lebih kecil dari rumahnya yang dulu, walaupun masih cukup besar bagi orang lain.

Ryan berniat turun dari mobil untuk menemani Hani masuk.

"Lo gak usah turun" kata Hani dingin.

"Kenapa?" tanya Ryan bingung.

"Lo pikir gue bakal ngebiarin cowok yang sudah nyium paksa gue masuk ke rumah gue pas gak ada siapa-siapa" kata Hani sinis.

Ryan pun terdiam dan tetap di dalam mobil, sedangkan Hani langsung keluar dari mobil tanpa mengucapkan terima kasih.

"Gak ngomong terima kasih gitu" gumam Ryan memperhatikan Hani yang masuk ke dalam rumahnya.

Setelah sosok Hani benar-benar hilang, Ryan pun melajukan mobilnya untuk kembali ke kantornya.

Tanpa sadar, sebuah senyum tiba-tiba terukir di wajah tampan Ryan. Dirinya mengingat beberapa saat yang lalu saat melihat kalung berbentuk hati dengan batu shafir yang dipakai Hani.

'Lo pacaran sama Maren, tapi masih nyimpen kenangan lo sama gue. Dari awal, gue tau kalo lo masih sayang sama gue' kata Ryan yakin dalam hati.

~~~

Seminggu sudah berlalu sejak hari itu dan Hani semakin terganggu dengan sikap Ryan yang terang-terangan mendekatinya. Bahkan, beberapa hari yang lalu dia hampir saja berkelahi dengan Maren hanya karna Maren menolong Hani.

Love & FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang