Malam sudah tiba, lebih tepatnya hampir tengah malam. Setelah menyelesaikan semua perkerjaannya dan semua pegawai restorannya sudah pulang, Hani pun memutuskan untuk pulang juga.
"Mba Hani, kalo gitu saya pulang dulu yah" pamit salah satu orang setelah mengunci pintu restoran.
"Iya, pak. Hati-hati di jalan" balas Hani tersenyum.
Hani pun melihat pegawai terakhir tadi pergi dari sana.
Sebenarnya, Hani ingin minta jemput seperti biasanya tapi dia ingat jika ayahnya sedang di luar kota sedangkan Hani merasa kasihan jika adiknya harus menjemputnya malam-malam seperti ini.
Hani bisa saja membawa mobil sendiri, tapi sayang orangtuanya tidak mengizinkan karna Hani pernah hampir tertabrak dulu dan itu karna dia melamun.
Saat Hani berjalan menuju ke pinggir jalan untuk memesan ojol tiba-tiba saja pandangannya jatuh pada sebuah mobil yang dia kenali. Dengan perasaan sedikit ragu Hani mendekati mobil itu dan mengetuk kaca mobil itu pelan.
"Ryan" panggil Hani saat kaca mobil itu turun. "Ngapain lo di depan restoran gue?" tanya Hani lembut.
"Lo pulang sama siapa?" tanya Ryan balik.
"Gue baru mau mesen ojol" jawab Hani.
"Kemana pacar lo?" tanya Ryan lagi.
"Eh... Dia lagi kerja kelompok" jawab Hani.
Jujur, Hani sedikit canggung berbicara dengan Ryan sejak kejadian hari itu.
Ryan keluar dari dalan mobil dan langsung mendekati Hani, tapi dengan cepat Hani mengambil langkah mundur.
"Hm, kayanya gue bener-bener gak punya kesempatan buat balik sama lo lagi" kata Ryan tersenyum tipis.
Hani hanya diam mendengar itu.
"Gue masih sayang sama lo. Mungkin empat tahun yang lalu gue ngerasa benci sama lo, tapi gue tau itu karna lo tiba-tiba pergi dari gue" kata Ryan.
"Maaf" kata Hani pelan.
"Lo gak perlu minta maaf. Mungkin memang gue belum bisa jadi pacar yang bisa lo percaya pas itu" kata Ryan lembut.
Ingin rasanya Hani menangis sekarang, karna rasa bersalahnya kembali
"Tapi Han, kalo boleh gue minta. Plis, balik ke deket gue lagi sebagai sahabat kaya dulu" kata Ryan tersenyum. "Gue janji, gak bakal ganggu hubungan lo sama Maren. Gue cuma butuh penyemangat kaya dulu" lanjut Ryan.
Hani menatap Ryan yang tersenyum padanya. Apa tidak apa jika Hani kembali pada Ryan sebagai seorang sahabat.
"Apa lo gak marah sama gue?" tanya Hani ragu.
"Gue bakal marah kalo lo nolak tawaran gue" canda Ryan.
Hani menarik nafas dan tersenyum lalu mengangguk kepada Ryan. Ryan pun tersenyum dan menarik Hani ke dalam pelukannya. Kali ini Hani tidak protes dan membalas pelukan itu.
Hangat, itulah yang dirasakan oleh Hani. Perasaan yang dirindukan empat tahun yang lalu, akhirnya kembali lagi.
"Thanks, Han" kata Ryan tidak melepaskan pelukannya.
~~~
Setelah pembicaraan yang cukup dramatis di depan restoran Hani, kini keduanya sedang duduk di dalam mobil menikmati es krim atau lebih tepatnya hanya Hani yang menikmati es krim karna Ryan hanya melihat Hani yang sedang makan.
"Jangan liatin gue kaya gitu" protes Hani.
"Kenapa? Malu?" tanya Ryan.
"Iyalah" jawab Hani kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Friend
Teen FictionApakah kalian percaya dalam hubungan PERSAHABATAN tidak akan tumbuh perasaan LAIN? 'Gue gak keberatan tetap jadi SAHABAT lo, tapi satu hal yang pasti. Perasaan gue gak bakal BERUBAH' - Adrienne Hani Dzemila 'Apa gue salah? Gue cuma gak mau kehilanga...