Bel istirahat SMA Onze sudah berbunyi. Jika biasanya Shamika akan ikut dengan teman-temannya ke kantin, kali ini dia tidak ikut karna tadi pagi kekasihnya mengiriminya pesan agar menemuinya di ruang OSIS.
Awalnya Shamika bertanya kenapa harus di ruang OSIS, tapi Arghi tidak menjelaskan dan hanya mengatakan ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan Shamika.
Setelah sampai di depan ruangan OSIS shamika mengetuk pintu dan langsung masuk ke dalam.
Ternyata di sana sudah ada Arghi, tetapi tidak sendiri melainkan dengan kelima temannya.
“Udah dateng. Sini” kata Arghi lembut kepada kekasihnya.
Shamika pun mendekat dan duduk di sebelah Arghi.
“Ini ada apa sih, Ghi?” tanya Shamika.
Arghi tersenyum kepada Shamika dan mengusap kepala kekasihnya yang sedang bingung dengan situasi sekarang.
Arghi pun menjelaskan tujuannya memanggil Shamika dan Shamika mendengarkan penjelasan kekasihnya itu dengan serius.
“Jadi, lo mau gue bantuin lo dalam rencana ini?” tanya Shamika kepada Ryan.
“Iya, gue minta tolong sama lo” jawab Ryan serius.
“Sebelum gue setuju bantuin lo. Gue mau tanya satu hal sama lo, Yan” kata Shamika serius.
“Sayang, bantuin aja Ryan” kata Arghi membujuk.
“Gue bakal bantuin dia kalo gue puas denger jawaban dia” kata Shamika.
“Memangnya lo mau tanya apa?” tanya Vian.
“Ryan, apa lo beneran serius mau nembak Hani?” tanya Shamika serius.
Ryan menarik nafas.
“Iya, gue serius. Gue sadar kalo gue suka sama dia dan itu bukan perasaan sebagai sahabat, tapi lebih dari itu” jawab Ryan serius.
“Asal lo tau, gue tau kalo lo pernah nolak Hani dulu pas Hani ngomong ke lo kalo dia suka sama lo” kata Shamika.
Seketika teman-teman Ryan di sana terkejut, kecuali Arghi yang sudah mengetahuinya. Teman-teman Ryan tidak pernah tau soal Hani yang sudah menyukai Ryan dari dulu karna mereka percaya keduanya adalah sahabat dekat.
“Dan lo tau kan, sejak itu Hani berubah” kata Shamika. “Jujur, gue ragu mau bantuin lo karna gue takut teman gue bakal sakit hati lagi.”
“Gue janji, itu gak bakal terjadi. Karna gue beneran sayang sama Hani” kata Ryan meyakinkan Shamika.
Arghi langsung menggenggam tangan kekasihnya itu dan langsung dibalas senyuman oleh Shamika.
“Oke, gue mau bantuin lo” kata Shamika. “Tapi ingat, jangan pernah lo ingkarin janji lo” lanjut Shamika.
“Thanks, Mik” kata Ryan tersenyum.
Kali ini, Ryan benar-benar berencana untuk mengungkapkan perasaannya pada Hani.
Sebenarnya, Ryan sudah sadar jika dia menyukai Hani lebih dari seorang sahabat dan dia semakin yakin dengan perasaannya itu di hari pertandingannya.
Ingin dia mengungkapkan perasaannya di malam dia bersama Hani tempo hari, tapi sayang reuni mereka dengan Harsa menghancurkan semua rencana Ryan.
Bersyukur, Ryan memiliki teman-teman seperti mereka yang rela membantunya dengan senang hati kali ini. Memang keputusan tepat kemarin malam dia meminta bantuan kepada mereka.
Flashback
“Gue butuh bantuan lo semua” kata Ryan serius.Teman-teman Ryan saling memandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Friend
Teen FictionApakah kalian percaya dalam hubungan PERSAHABATAN tidak akan tumbuh perasaan LAIN? 'Gue gak keberatan tetap jadi SAHABAT lo, tapi satu hal yang pasti. Perasaan gue gak bakal BERUBAH' - Adrienne Hani Dzemila 'Apa gue salah? Gue cuma gak mau kehilanga...