DUA

158 15 0
                                    

   
     
           Di sebuah kampus, seorang most wanted  tengah berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya. Di samping kanan dan kirinya mengikuti kedua sahabat baiknya, Egyn dan Tama.

Trio yang di juluki Trio Tampan berdompet tebal  oleh mahasiswi itu, nyatanya lebih suka membawa motor daripada mobil.  

           Sampai di parkiran, mereka menuju motor masing-masing.

"Eh bray, noh Si Fadil katanya pulang dari London. Dua hari yang lalu, dia bilang minta jemput kita-kita," ucap Egyn sambil memasang helm full face nya.

"Lah, ngapa  dah pulang segala?!. Bentar lagi juga kelar kuliahnye, kan?" timpal Tama.

"Nah, elu kagak lihat di instatory nya dia, brader?!. Dia kan udah wisuda bulan lalu" sambung Haikal, yang di juluki most wanted terkece.

"Buset dah, cepet amat!" kaget Egyn.

"Parah elo tuh. Makanya, punya Instagram tuh, jangan nge-stalk ciwi-ciwi doang. Tobat woy, kena karma baru nyahok elo!" timpal Tama dan tak lupa menghadiahkan toyoran di kepala brillian sahabatnya.

"Elu mah, kebiasaan. Jadi berkurang entar, kecerdasan gue!" sergah Egyn.

"Ogeb!" sahut Tama dan Haikal berbarengan dan di ikuti tawa menggelegar ketiganya.

Getaran ponsel di saku celana jeans Haikal, akhirnya berhasil menghentikan tawa mereka bertiga.

"Eh bentar guys, yang kita omongin nelpon" ucap Haikal ketika melihat ID Caller yang muncul di layar ponselnya.

"Waalaikum salam. Iye, udah kelar. Hah buset, cepet amat?!. Ya udah, tunggu bentaran deh, kita cus ke situ" telpon di matikan.

"Udah sampai, si curut?" tanya Egyn.

"Udah. Yuk lah kita ke bandara" ajak Haikal.

"Oneng, kita kagak bawa mobil. Gimana mau jemputnya, coba?!" seru Egyn lagi.

"Buset dah, lupa gue. Ya udah lah cus ke tempat kerja kakak gue. Bawa mobil kakak gue aja," usul Haikal.

"Oke deh"

mereka bertiga pun akhirnya bersamaan menuju tempat kakak Haikal, yaitu Alika untuk meminjam mobil.

                            
                               💔💔💔

         
          Di dalam ruangan meeting, Alika tengah bertemu klien yang akan memakai jasa wedding organizernya. Ia sedang menjelaskan rincian-rincian yang ada di per paketnya. Ia di temani salah satu desainer gaun pengantin di butiknya.

          Oh iya, sedikit info. Selain usaha EO dan WO, Alika juga memiliki usaha butik. Memang bukan dia desainernya, tapi ia menggeluti bidang itu juga.

Dia bilang, biar kalau butuh gaun pengantin bisa ambil dari butiknya sendiri. Bisa disewa atau pun di beli.

Untuk kliennya kali ini, mereka memilih menjahitkan gaun pernikahan mereka di butik Alika juga. Jadilah Alika membawa Hesti, sang desainer yang ia miliki.

         Kliennya kali ini, adalah pasangan yang manis menurut Alika. Lakinya tampan, perempuannya juga cantik. Pasti pas banget kalau di sandingkan di pelaminan.

"Jadi konsepnya fix ini ya, mbak?" tanya Alika meyakinkan sekali lagi.

"Iya mbak. Garden party lebih cocok ke kita berdua yang suka alam"
terang Annisa sang calon pengantin wanita.

"Iya mbak, konsepnya kita banget" sahut putra, sang calon mempelai lelaki.

"Baik mas, mbak. Saya list yang ini. Dan maaf, berapa Minggu dari sekarang  ya?" tanya Alika untuk memastikan tanggal.

"Masih dua bulan dari sekarang sih, mbak," jawab Annisa.

"Baik mbak,l" jawab singkat Alika.
Ia pun melingkari kalender meja yang ia pegang.

Belum selesai meetingnya, suara berisik diluar ruangan mengganggu pendengaran.

         Suara berisik itu semakin dekat. Dan benar saja, tiga serangkai kece yang ternyata gaduh di kantornya.

"Kak" sapanya sembari mencium pipi dan kening kakaknya.

"Buset, main nyosor aje elu. Kakak elu kal, bukan pacar elu," komen Tama.

"Biarin wlee," jawabnya cuek.

"Ngapain nyusul kakak?!" tanya Alika curiga.

"Mau pinjam mobil dong kak. Mau jemput Fadil di bandara," terang Haikal.

"Tuh, di dalem kuncinya" tunjuk Alika pada ruangan lima meter dari ia duduk.

         Haikal pun segera mengambil apa yang ia butuhkan. Setelah dapat, ia bukannya langsung keluar, melainkan berdiri di samping kakaknya seraya menengadahkan tangan.

"Buset, ngapa masih di sini. Kakak lagi bahas hal penting nih!," geramnya.

"Duit kak," cengir Haikal.

"Buset, duit aja minta. Kan di ATM kamu banyak. Udah di transferin sama papa, sama bang Ahsan, kakak juga. Masak minta lagi?!" keluh Alika.

"Males ke ATM sih, sebenernya" jawab Haikal tanpa dosa.

"Ya Allah Gusti.. ya udah nih!," seru Alika yang berakhir memberikan apa yang Haikal pinta.

Sepuluh lembar pecahan berwarna merah, bertengger di tangan Haikal.

"Makasih kakakku yang cantik, yang imut" seru Haikal sembari menghujani ciuman di wajah kakaknya.

"Buset ikal, udah sana kamu pergi. Kakak masih meeting!" Serunya galak.

"Siap!," jawab Haikal.

Ketiga cowok kece itu pun pergi ke bandara. Sementara Alika melanjutkan meetingnya.

                           
                                💔💔💔

Jember, 24 November 2021

Hai, hai.. akhirnya.. bisa lanjut lagi. Vote dan komennya jangan lupa ya???
Krisarnya juga..
Makasih..

Finally Sah (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang