ENAM BELAS

82 11 0
                                    


Masih dengan resepsi Ahsan dan Anindya .

 
         Alika membawa baby Raka dalam gendongannya untuk berkeliling. Sebelum akhirnya naik ke pelaminan untuk mengucapkan selamat pada Abang dan kakaknya.

"Selamat om, tante, semoga samawa" ucap Alika menirukan suara anak kecil, seakan baby Raka yang berbicara.

"Makasih mama" sahut Ahsan dan Anin yang sudah paham dengan panggilan tersebut.

Alika beralih menyalami papa mamanya, kemudian ayah dan bunda Anin.

"Udah pantes banget neng!" goda ayah Sulaiman, ayah Anin. Membuat Alika tersenyum lebar.

"Ini kan emang anak Alika, om. Ya Raka ya?, Raka emang anak mama" jawabnya sembari menggoda baby Raka yang bergerak-gerak karena Alika mengecupi seluruh wajahnya.

Beberapa pasang mata terenyuh melihat dekatnya hubungan ibu dan anak walau bukan ibu dan anak kandung.        
   
💔💔💔     
       

     Alika hendak turun dari pelaminan, namun urung. Di kejauhan, ia melihat Catur datang bersama seorang perempuan, yang tak lain adalah Friska, sekretaris Catur yang sudah Alika kenal.

Catur dan Alika saling melempar senyum saat jarak mereka semakin dekat. Pun  dengan Friska yang menebar senyum, yang di balas senyum pula oleh Alika.

Catur mencium tangan papa dan mama Alika, di ikuti Friska. Kemudian bersamaan menyalami mempelai, di lanjut menyalami orang tua Anindya.

"Adek apa kabar?" tanya Catur pada Alika.

"Baik bang. Mbak Friska apa kabar?" tanya Alika pada sekretaris kekasihnya.

"Sangat baik mbak Al, walaupun banyak pekerjaan. Kerjaan mbak Al gimana?" tanya balik Friska.

"Padet banget mbak, sumpah. Tapi aku sih enjoy aja!" jawab Alika.
Kedua perempuan itu tertawa bersama.

"Bayi siapa itu dek?" tanya Catur sembari menunjuk bayi yang di gendong Alika.

"Abang mau kenalan?. Ini anak Meta bang, tapi udah jadi anak adek juga. Karena bayi pinter ini waktu lahir di temenin mama ya nak, ya?" tanya Alika seolah meminta dukungan baby Raka.

"Lucu sekali!" seru Catur.

"Iya dong. Abang mau gendong?."

"Takut" cicit Catur.

"Coba dulu bang, itung-itung latihan kalau kita nikah dan punya anak nanti" tutur Alika tanpa sadar, membuat orang yang mendengar tercengang sejenak.
          
Menyadari mulutnya yang asal bicara, Alika menarik kembali tangannya yang hendak mengangsurkan baby Raka pada Catur.

Ia dekap bayi itu, dan ia begitu saja turun karena malu merasa di perhatikan banyak orang.

         Catur dan Friska mengikuti langkah Alika, yang ternyata menuju ke meja di mana ayah bunda baby Raka dan Arvika beserta suami sedang berkumpul.

Dengan setengah hati, Alika mengembalikan baby Raka pada mamanya.

"Udahan ma, gendongnya?" tanya Meta.

"Iya udah, pegel nih tangan mama" alibi Alika yang senyatanya sudah di ketahui sahabat-sahabatnya.

"Kalian apa kabar?" sapa Catur yang sudah mengenal orang-orang terdekat Alika.

"Baik" sahut mereka berempat singkat.

"Itu siapa mas?" tanya Arvika pada Catur, ketika melihat seorang perempuan berdiri di belakang Catur.

Finally Sah (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang