Pukul sebelas siang, dengan menggunakan jasa taksi online. Mama Irena sampai di depan sebuah pertokoan perhiasan.Setelah taksi berhenti, mama Irena turun.
"Mas, tunggu aja di sini ya?. Saya nggak lama kok" pesan mama Irena.
"Baik, Bu"
Sopir taksi online tersebut pun mencari tempat parkir yang aman. Sementara mama Irena masuk ke dalam salah satu toko perhiasan yang ada di sana.
"Siang mbak" sapa mama Irena pada seorang penjaga toko perhiasan tersebut.
"Siang Bu. Ada yang bisa saya bantu?"
"Ah iya, ini loh, cincin saya patah. Saya mau tuker sama yang baru" ucap mama Irena sembari menyodorkan cincin yang beliau maksud.
"Iya Bu, tunggu sebentar saya cek dulu seberapa parah patahnya"
Pelayan toko tersebut mengecek cincin milik mama Irena.
"Ibu mau ganti dengan yang mana?"
"Sebentar mbak. Sepertinya yang bermata putih itu bagus deh. Boleh saya lihat, mbak?"
"Ah iya Bu, sebentar" pelayan tersebut mengambilkan cincin yang mama Irena maksud.
"Silahkan di coba, Bu" mama Irena pun menerima cincin tersebut.
Manis dan cantik.
Kesan yang mama Irena berikan ketika cincin tersebut berhasil melingkar di jari manisnya.
"Cantik mbak, bagus. Ada kembarannya nggak mbak?"
"Mau kembarannya sama anaknya Bu?."
"Iya mbak"
"Ada Bu, sebentar"
Pelayan tersebut kembali mengambilkan apa yang di maksudkan mama Irena.
Di tengah mama Irena menunggu, seseorang datang dan berdiri di sampingnya.
"Siang mbak?"
"Siang Bu, ada yang bisa saya bantu?" sapa seorang palagan yang lainnya.
"Cincin nikah atas nama Arumi sudah siap?" tanya bunda Arumi.
"Oh, sudah Bu. Sebentar saya ambilkan"
Pelayan itu beralih ke belakang mengambilkan pesanan.
"Bu, ini cincin kembarannya"
"Oh iya mbak, bagus. Di bungkus terpisah ya mbak?."
"Atas nama siapa ya Bu?"
"Irena"
Mama Irena menunggu di buatkan nota.
Hingga kemudian, dua wanita paruh baya itu, sama-sama menoleh dan terkejut.
Mama Irena dengan tanda tanya di kepalanya, bunda Arumi dengan kegusarannya.
"Loh, mbak Arumi?. Apa kabar?" sapa mama Irena sembari mengulurkan tangan.
"Wah, mbak Irena. Baik mbak, mbak gimana?" tanya balik bunda Arumi sembari menerima uluran tangan mama Irena.
"Baik mbak, Alhamdulillah. Mbak Arumi cari perhiasan?"
"Em, iya. Ambil pesenan mbak"
"Oh. Memang ada yang mau tunangan?"
"Loh, Alika nggak ada cerita?!"
"Nggak ada sih mbak. Memang tentang apa?"
"Duh gini deh mbak, kita selesaikan dulu transaksi, habis ini kita cari tempat buat ngobrol. Mbak Irena bawa mobil?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally Sah (Terbit)
AcakBanyak waktu di korbankan demi keyakinan bersama di kemudian hari. Namun keyakinan itu akhirnya meluruh seiring dengan takdir yang tak berpihak. Menutup diri, namun ada yang memaksa membuka. Mencoba masuk dengan sisi yang berbeda. Hingga kepercayaan...