Kringg...kring...kringgg..Suara jam weaker memenuhi kamar seorang gadis. Namun si empunya kamar tetap bergeming dalam lelapnya. Hingga ia nyaris mengumpat, karena silau matahari menerpa tepat di wajahnya. Kalau saja ia tak segera menyadari, bahwa mamanya ada di kamarnya.
"Mama, jam berapa sih?" tanyanya sembari menguap kecil.
"Setengah tujuh" jawab singkat sang mama.
"What?!. Mama kenapa baru bangunin sih?!" gerutunya.
"Lah kamu juga kebo!. Jam weaker segitu nyaringya nggak kedengeran di telinga kamu. Bolot amat sih?!" balas sang mama.
"Udah ah, Ika mandi dulu" pamitnya.
Alika segera beranjak ke kamar mandi. Untuk mandi kilat tentunya, heheee. Sementara sang mama membantu merapihkan kamar anak gadis satu-satunya. Setelahnya beliau turun ke bawah, untuk menunggu sang putri di meja makan.
Sepuluh menit kemudian, Alika telah duduk di meja makan. Ia bisa secepat itu bersiap-siap, karena ia tipe gadis yang tidak suka ribet. Sang mama, Irena, mengambilkan makan untuknya lalu duduk di depannya. Segera saja Alika menyantap makanan yang di sajikan mamanya. Menyadari rumah yang sepi, Alika menghentikan suapannya.
"Pada ke mana yang lain, ma?. Kok udah sepi, sih?," tanyanya sembari menatap mamanya.
"Papa berangkat setengah jam yang lalu barengan sama Abang. Katanya mau ada meeting gitu, dengan perusahaan yang jadi jasa desain interior di kantornya papa" jelas mama Irena.
"Si bungsu juga udah berangkat dari tadi. Dia ada kelas pagi dosen yang killer katanya," sambung mama lagi.
"Oh, gitu"
Setelahnya ia melanjutkan makan. Dan hanya tak lama berselang, sepiring nasi goreng sudah meluncur masuk ke dalam perut Alika. Setelah meminum susu coklat kesukaannya, ia berpamitan pada sang mama untuk berangkat kerja.
Alika bekerja di Event and wedding organizer miliknya sendiri. Yang dalam pendiriannya di bantu tiga sahabat karibnya, Meta, Anindya, dan Arvika.
💔💔💔
Setelah mobil CRV merah metalik nya terparkir, Alika segera turun dan memasuki kantor EO dan WO nya. Di meja resepsionis ia di sambut Meta dan Arvika.
"Baru bangun, buk?!" Seloroh Meta.
"Ngapain aja sih, semalem?" Sambung Arvika.
"Biasalah, vc sama si Catur" jawabnya dengan pipi bersemu.
"Heleh, vc melulu, di kawinin juga kagak!" tembak Arvika yang memang memiliki modelan gaya bicara yang ceplas-ceplos.
"Ya mau gimana lagi? Dia juga masih belum mau nikah dalam waktu dekat ini. Mau nabung dulu katanya" jawab Alika setenang mungkin.
"Empat tahun nabung mulu, tapi kagak ada jluntrungannya. Niat ngawinin kagak sih?!" sahut Meta yang mulai gemas juga dengan Alika.
"Ya niat dong. Tunggu aja lah, tanggal baiknya. Oh ya, si Anin mana?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"Nah, ini yang mu kita kasih kabar ke elo. Dia gak bisa masuk hari ini, karena ada acara. Katanya, ada yang mau ta'aruf gitu," terang Meta.
"Seriusan?!" tanya Alika
"Serius lah neng, masa becandaan. Dia di jodohin sama rekan kerja papanya, kalau nggak salah" timpal Arvika.
"Syukur, deh. Akhirnya temen aku pada nikah!" girang Alika.
"Cuman elo yang kagak jelas gimana-gimananya!."
"Lah, emang kalian jelas?!" gurau Alika.
"Wah elo burem apa gimana matanya?! Perut gue udah kek balon mau meletus!. Nih, si Arvi juga hamil dua bulan."
" What?! Arvi, amu hamil?!" Alika menganga tak percaya.
"Iya dong, hasil racikan mas Bagas nih!" kelakar Arvika absurd.
"Gila!"
timpal Meta dan Alika, kemudian mereka bertiga tertawa bersama.
💔💔💔
Faidatul Mar'ah
Jember, 23 November 2021
Hai, hai..
Ketemu lagi sama aku, si kang halu amatir...
Ini cerita pertamaku, dan sifatnya fiksi.
Dalam penulisannya tentu banyak kekurangan.
Karenanya, di persilakan bagi yang berkenan komen dan Krisan, sama vote juga.
Terima kasih..
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally Sah (Terbit)
AcakBanyak waktu di korbankan demi keyakinan bersama di kemudian hari. Namun keyakinan itu akhirnya meluruh seiring dengan takdir yang tak berpihak. Menutup diri, namun ada yang memaksa membuka. Mencoba masuk dengan sisi yang berbeda. Hingga kepercayaan...