Dua Puluh Dua

87 9 0
                                    


Selamat pagi.. apa kabar???...
Heeemmm.. di tempat tinggalku lagi mendung, asem, gimana gitu???...
Di tempat tinggal kalian gimana???..
Hehee.. apa pun itu, semoga semua dlm keadaan baik ya???.
Oke, happy reading..🤗🤗🤗

         

           Adzan subuh baru saja berkumandang. Alika yang memang tidak tidur, segera mengambil air wudhu dan melaksanakan apel pagi.

Tujuh menit kemudian, ia selesai dengan kegiatannya. Setelah melipat mukenah dan merapikan bedcover ranjangnya, ia menyisir rambutnya sebentar.

        Ia kemudian turun ke dapur untuk memasak. Ini memang hal baru baginya yang biasanya sulit bangun pagi. Sampai di dapur, suasana masih sepi. Karena masih pagi buta, jadi bi minah, asisten rumahtangganya belum turun ke dapur. Mamanya juga mungkin saja belum bangun.

Ia membuka kulkas untuk mencari bahan makanan apa yang bisa di masak. Setelah sedikit berpikir, pilihannya jatuh pada daging ayam dan sayuran wortel, kentang, buncis, serta jagung manis. Ia memutuskan untuk memasak menu sup ayam pagi ini.

        Mengikat rambutnya asal, ia mulai memanaskan air. Setelahnya ia memotong-motong sayuran dan daging ayam. Tak lama, bersamaan dengan air yang mulai mendidih, Alika mencuci semua bahan dan memasukkannya ke dalam kuali, ketika air benar-benar mendidih.

Sambil menunggu ayam dan kawan-kawannya setengah masak, Alika mencuci beras. Setelah bersih ia masukkan beras ke dalam ricecoocker.

Ia beralih kembali ke sup ayamnya. Ia tambahkan garam dan kawan-kawan ke dalamnya. Di rasa sudah cukup matang, ia mematikan api dan memindahkan sup ayam ke dalam mangkuk besar.

Sebagai pelengkap, ia juga menggoreng ikan dan berencana membuat sambal terasi.

            Semua sudah selesai ia masak, bersamaan dengan langkah seseorang memasuki dapur. Ia menoleh dan mendapati mamanya berdiri di ambang pintu dan menatapnya heran.

"Pagi kak?," Sapa mamanya.

"Pagi ma, baru bangun?" tanyanya.

"Tumben udah di dapur aja, biasanya juga masih ngebo!" goda mamanya.

"Sekali-kali ma," sahutnya singkat.

"Mama bantu apa nih?."

"Udah Mateng semua sih ma. Boleh tolong angkat ke meja makan ma?," Pintanya.

"Boleh."

Mama Alika dengan senang hati membantu membawakan makanan ke meja makan.

                               💔💔💔

            Anggota keluarga Alika sudah duduk di kursi masing-masing. Suasana bertambah ramai karena ada Egyn dan Tama yang melengkapi kursi makan yang kosong pagi ini.

Alika sudah rapi dengan pakaian kerjanya yang santai. Celana tiga perempat dengan potongan line A berwarna hitam dengan atasan kaos lengan panjang berwarna biru langit. Rambut yang biasa ia gerai, kali ini nampak ia ikat.

              Ahsan dan Anin baru terlihat turun dari lantai atas, ketika orang-orang yang ada di meja makan baru memulai sarapan. Senyum canggung nampak di bibir keduanya, ketika semua orang memperhatikan mereka, kecuali Alika. Ia masa bodo.

"Dalem rumah bang, nggak akan ketabrak mobil!," Seloroh Haikal sembari melirik tangan pengantin baru yang saling terpaut.

Hal itu membuat Ahsan dan Anin melepaskan tangan mereka dengan segera, dan hal itu menimbulkan tawa ringan di ruang makan itu.

Lagi-lagi kecuali Alika. Ia terlihat tidak tertarik dengan situasi baru ini, ia menatap piring makannya dengan kosong, namun tangannya tetap mengarahkan makanan ke mulutnya sendiri. Ia sampai tidak menyadari Abang dan Anin sudah duduk di depannya.

Ahsan menerima piring berisi nasi dan sup ayam dari istrinya. Namun mata hatinya yang jeli, menangkap aura berbeda dari adik perempuannya. Pandangan adiknya kosong. Walau adiknya itu tak berhenti menyuap makanan.

Benar saja, bukan hanya pandangannya yang kosong, titikan air mata perlahan membasahi pipi adiknya. Bahkan sebagian ikut tertelan bersama nasi yang ia suap. Ahsan urung makan.

"Kakak, baik-baik saja kah?," tanya Ahsan hati-hati.

"Eh iya bang, sup nya asin. Alika kebanyakan masukin garam kali ya?!," Sahutnya sama sekali tidak nyambung.

"Nggak kak. Masakan kak Ika enak kok," potong Haikal sembari meraih sendok kakaknya.

Dengan perasaan tidak karuan, ia menyuapi kakaknya. Tangannya tak lupa mengusap sisa air mata yang nyaris mengering.

Bukan mengering, air mata makin menetes dari mata bengkak kakaknya. Haikal terpaksa menaruh sendok yang ia pegang. Ia beralih memeluk kakaknya.

"Plis kak, jangan nangis di depan keluarga kita. Tunjukin kalau kak Ika kuat," bisiknya pelan yang di angguki Alika.

"Kalian kenapa sih?!," tanya mama penasaran.

"Nggak ma, Alika cuma capek aja."

"Beneran?," tanya mama penasaran.

"Iya ma."

Semua kembali menikmati sarapan pagi ini. Walau akhirnya mereka harus merelakan Alika beranjak duluan. Karena Alika ada telpon mendadak dari butiknya.

                             💔💔💔

Faidatul Mar'ah

Jember, 14 Desember 2021

Yang ngetik kelilipan bawang nih..
Nggak tau yang baca. Tapi semoga masih berkenan membaca.
Oke, vote dan komennya jangan lupa, makasih..

Finally Sah (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang