Lima Tahun Kemudian
Di sebuah rumah minimalis berlantai dua. Seorang perempuan tengah berjalan-jalan di halaman rumah yang di tanami beberapa jenis bunga.
Perempuan dengan hijab yang menutupi kepalanya itu, tengah mengandung anak ke dua dari pernikahannya dengan suami tercintanya.
Perempuan itu, adalah Alika.
Iya. Pernikahan Alika dengan Fadil telah memasuki usia ke lima tahun. Anak pertama mereka laki-laki. Lahir di usia pernikahan Alika dan Fadil yang memasuki tahun ke dua.
Alika masih bekerja di wedding dan event organizer juga di butik miliknya. Namun belakangan ini, ia lebih sering bekerja dari rumah. Karena kehamilannya yang ke dua ini, lebih rewel dan memang sudah memasuki Hpl.
Merasa lelah berjalan-jalan di halaman, Alika masuk ke dalam rumah. Karena sedari tengah malam tadi, ia sudah merasakan kontraksi. Walaupun masih ringan dan jarang.
Setelah mencuci kaki dan tangan, ia beranjak masuk ke dalam kamar putranya. Yang ternyata, si empunya kamar tengah berangkulan dengan sang papa.
Hari Minggu adalah hari malasnya seorang papa Fadil. Ia akan seharian mengurung anaknya di kamar bersamanya.
Inilah kebahagiaan yang tak ternilai nominalnya untuk Alika.
💔💔💔
Pukul 01.00 dinihari, di ruangan bersalin di sebuah rumah sakit, ramai dengan suara tangisan bayi yang baru lahir.
Bayi itu adalah buah cinta kedua Alika dan Fadil. Ia berjenis kelamin laki-laki.
Fadil dengan terharu mengadzankan putra keduanya.
Setelahnya, ia menyerahkan kembali bayi yang masih merah itu pada perawat untuk di bersihkan darahnya.
Sementara Alika tengah di bersihkan oleh dokter dan beberapa perawat.
Satu jam kemudian, ibu dan anak itu di pindahkan ke ruang perawatan, mengingat kondisi bayi dan ibu yang terbilang bagus.
Kini, ruang perawatan kelas satu itu, penuh dengan kehadiran dua keluarga Alika dan Fadil.
Melihat adiknya sudah lahir, Zayyan, sang putra pertama Fadil, segera meminta gendong papanya. Ia ingin melihat makhluk mungil itu dari dekat.
"Adek yan, papa?" tanyanya imut dan antusias.
"Iya dong, itu adek Abang Zayyan. Seneng nggak, udah ketemu sama adek sekarang?"
"Ceneng, dong papa?. Ayo adek, ni Abang yan. Ceyamat datang di dunia. Nanti kita main boya, ya?" sambut Zayyan dengan lucunya.
"Emang Abang tahu dari mana, kalau adek abang laki-laki?" pancing Alika.
"Emmm, adek pakai aju biyu, ma. Adi, adek pasti yaki-yaki!" seru Zayyan.
"Wah, pinter ya abang. Anak siapa sih, ini?!" goda oma Laila.
"Anak papa!"
"Wah, anak papa aja nih, nggak anak mama juga?!" goda Alika.
"Anak mama uga, hehee"
"Abang ikut pulang, yuk. Tidur di rumah aja sama om" ajak Haikal.
"Kok Puyang, om?" tanyanya dengan muka heran.
"Biar adek bang Zayyan, tidurnya nyaman. Adek kan baru lahir, nggak bisa denger orang berisik. Abang kan tidurnya berisik, tuh. Nah, nanti adek jadi nggak nyenyak kalau denger Abang berisik" bujuk Haikal di buat-buat.
"Iya, om?!"
"Iya. Makanya, yuk, pulang sama om. Besok ke sini lagi, barengan sama ayah Ahsan, bunda Anin, bang Fikar, juga kak Ica" bujuk Haikal lagi.
"Oke. Pa, ma, abang ikut om puyang ya?"
"Beneran, bang?" tanya Fadil.
"Iya, pa. Om, gendong" pinta Zayyan pada om nya.
Haikal segera meraih ponakan ceriwisnya ke dalam dekapannya.
"Ya udah, kami semua pulang dulu ya?. Biar kalian bisa istirahat" pamit mama Laila.
"Iya, ma. Hati-hai di jalan ma, pa" sahut Fadil.
"Iya"
"Putri papa, selamat atas kelahiran anak kedua kalian. Papa dan semuanya pulang dulu ya. Kalian istirahat aja" pamit papa Hendra pada putrinya.
"Makasih, papa. Papa hati-hati di jalan."
"Iya."
"Yuk nak, papa pulang dulu" pamit papa Bagus.
"Iya pa, makasih" balas Alika.
"Mama juga pulang, Zayyan kami bawa" pamit mama Irena.
"Iya ma, makasih udah bantu jagain Zayyan" tutur Fadil.
"Itu sudah tugas kami."
"Baik-baik di sini bang, kak. Aku pulang dulu. Bang Zayyan, dada dong, sama papa, mama, sama adek juga" pinta Haikal pada ponakannya.
"Libet om. Dada cemua, Abang puyang duyu!" serunya lucu, membuat semua orang tertawa.
Akhirnya, keluarga mereka semua keluar dari ruangan tersebut.
Kini tinggallah Fadil, Alika, dan bayi baru mereka.
Fadil tak henti-hentinya melempar senyum pada Alika. Yang di sambut dengan senyum hangat pula.
"Sayang, makasih udah bersedia lahirin buah cinta kita. Makasih atas segala pengorbanan kamu buat keluarga kita. Aku mencintaimu" ucap Fadil tulus.
"Sama-sama, bang. Makasih udah jadi suami dan papa yang baik buat anak-anak kita. Makasih untuk tak lelah nyurahin cinta buat aku, dari aku masih buta sama kehadiran kamu, sampai udah lahir dua penerus kamu. Makasih, aku juga mencintaimu" balas Alika.
Fadil pun kembali mendekatkan wajahnya untuk mencium kening Alika, kemudian mencium mesra bibir istrinya itu. Yang walaupun empat tahun lebih tua darinya, masih seperti sebaya dengannya.
"Lengkap sudah, kebahagiaan kita, bang" syukur Alika.
"Mana ada, sayang?. Kita masih akan bikin lagi nanti, next Alika!" seloroh Fadil yang mendapat cubitan manja di perutanya.
"Abang mah, ini aja aku belum pulih udah mau bikin lagi!" protes Alika dengan malu-malu.
"Kan nanti sayang, nggak sekarang!" balas Fadil.
"Iya deh iya, yang masih muda mah, beda!" pungkas Alika pasrah.
"Wo iya jelas!" balas Fadil.
Mereka pun tertawa bersama, hingga tawa mereka berhasil membangunkan bayi mereka.
Bayi itu punenangis kencang. Dengan segera, Fadil mengambil putra bayinya untuk di serahkan pada mamanya agar di susui.
Dan benar saja, bayi merah itu seketika diam ketika menemukan sumber kehidupannya.
"Kasih nama siapa ya bang, si adek?."
"Em, gimana kalau Agus Zaky Rahadian?, Bagus nggak, yang?"
"Bagus sih, bang. Terus panggilnya apa?"
"Zaky, aja"
"Oke. Halo adek Zaky, adeknya bang Zayyan. Selamat datang di keluarga papa, mama, ya sayang?. Kami mencintaimu" ucap Alika pada anak keduanya itu.
Fadil sangat terharu menyaksikan pemandangan di depannya itu.
Andai dulu ia kekeh melepaskan Alika. Ia tidak akan tahu, apakah ia bisa sebahagia seperti saat ini.
Karena nyatanya, bisa bersama dengan orang yang paling ia cintai, adalah hal yang paling tidak bisa di tukar dengan apapun.
💔💔💔
Faidatul Mar'ah
Jember, 18 Januari 2022
Extra part selesai, itu artinya cerita ini juga sudah selesai, Alhamdulillah..
Thanks buat yang udah baca, vote, dan komen.
Love you all..♥️💛💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally Sah (Terbit)
CasualeBanyak waktu di korbankan demi keyakinan bersama di kemudian hari. Namun keyakinan itu akhirnya meluruh seiring dengan takdir yang tak berpihak. Menutup diri, namun ada yang memaksa membuka. Mencoba masuk dengan sisi yang berbeda. Hingga kepercayaan...