Happy reading..
Jam dinding di kamar Alika menunjukkan pukul 13.00, saat ia terbangun. Sesosok tangan kokoh memeluknya dari belakang. Ia sudah hafal tangan itu. Tangan Haikal.Perlahan ia melepas belitan tangan adiknya. Ia berniat ke kamar mandi. Kegiatannya tersebut rupanya mengusik pemuda tampan itu dari tidurnya.
"Mau ke mana, kak?" tanyanya. Membuat Alika yang hendak berdiri urung.
"Mandi dek," jawabnya parau.
"Oh. Di tungguin apa gimana?!" goda Haikal.
"Nggak usah dek, makasih. Kamu juga mandi sana!" perintah Alika yang di angguki Haikal.
Alika masuk ke kamar mandi sementara Haikal kembali ke kamarnya sendiri. Ia juga akan mandi.
Di gedung tempat di gelarnya acara resepsi Ahsan dan Anin, tengah ramai dengan tamu yang mulai berdatangan. Team WO yang di tugaskan Alika benar-benar bekerja sesuai permintaan Alika.Deretan hidangan sudah berjajar rapi di sana, lengkap dengan pramusajinya.
Gedung yang di sulap menjadi istana semalam oleh team Alika, membuat para tamu betah berada di sana. Suasana putih berpadu silver, serasa pas untuk hari bahagia pasangan tersebut.
💔💔💔Di kamar Anin, suasana pengantin begitu terasa. Harum bebungaan mendominasi ruangan tersebut. Namun ranjang di biarkan rapi. Karena nanti selepas resepsi, Anin akan di bawa Ahsan ke rumah orang tuanya.
Di kamar itu, nampak Anin tengah di rias. Terusan berwarna hijau dengan bawah agak mengembang, melekat indah di tubuhnya. Kerudung putih bertahtakan tiara semakin memanjakan penampilannya. Sementara Ahsan sudah siap dengan kemeja hijau tua dan jas hitam yang semakin menonjolkan sisi tampannya.
Para perias keluar, karena tugas mereka sudah selesai. Setelah orang-orang itu keluar, Ahsan mendekat ke arah pengantinnya yang tengah duduk di meja rias.Dari pantulan kaca, mereka berdua saling berpandangan dan saling melempar senyum. Ahsan berjongkok di depan Anin, membuat anin keheranan dengan suaminya.
"Adek?" panggil Ahsan seraya memegang hangat tangan isteri cantiknya itu.
"Iya bang?" jawab Anin tersenyum.
"Terimakasih sudah menerima Abang sebagai suami. Semoga Abang bisa menjadi suami yang amanah buat adek dan buat keluarga kita nantinya. Bila dalam kita berumah tangga nantinya, Abang ada keliru, tolong jangan sungkan buat ngingetin Abang" ucap Ahsan tulus.
"Amin, bang. Terimakasih juga karena sudah memilih Anin untuk mendampingi Abang. Semoga Anin juga bisa menjadi isteri yang amanah, jangan sungkan juga untuk menegur Anin, jika dalam perjalanan kita nantinya, Anin melakukan kesalahan" jawab Anin tulus.
"Iya dek, kita sama-sama belajar intinya. I love you, habibatiy."
"I love you too, Habibi" jawab Anin malu-malu.
Ahsan dengan terharu kembali mengecup kening Anin lama, membuat anin tersipu di buatnya. Kecupan itu baru terlepas, setelah mereka mendengar suara pintu terbuka.
Mereka segera menjauhkan diri. Mereka melihat bahwa kedua bunda yang berdiri di ambang pintu. Tatapan dua wanita paruh baya itu menggoda keduanya.
Abang, tahan dulu ya?, sekarang sudah waktunya kita berangkat ke gedung resepsi" goda mama Irena.
"Iya nak, puasin aja entar malem. Sekarang pending dulu" timpal bunda Fatimah.
"Bunda, jangan gitu. Anin malu" akunya sembari bersembunyi di balik pundak kekar suaminya.
"DDuh mbak, yang pengantin baru emang beda!" seloroh bunda Fatimah.
"Iya mbak, kelihatan nggak sabarannya!" timpal mama Irena. Membuat pengantin baru itu mati kutu.
Setelahnya mereka bersama-sama menuju gedung resepsi yang telah di tentukan sebelumnya.
💔💔💔Haikal dan serangkainya mendapat tugas menyambut para tamu. Sementara Alika tengah sibuk mengarahkan semua yang tergabung dalam teamnya untuk berusaha bekerja sebaik mungkin. Ia terlihat berjalan ke sana kemari. Meneliti kalau-kalau ada yang kurang. Sang MC acara sudah siap di posisinya. Begitu juga dengan yang bertugas lainnya.
Suara iring-iringan mobil pengantin terdengar. Para tamu yang hadir di minta berdiri menyambut kedatangan raja dan ratu semalam itu. Alika orang pertama yang akan menyambut dua keluarga tersebut.Dengan earphone yang menempel di telinganya, ia mengarahkan MC, kameramen, musik pengiring, untuk bersiap-siap mengambil bagiannya masing-masing.
"Cek 1.4, 1.6, silahkan menyambut mempelai" pintanya pada MC.
"Cek 1.4, 1.6, siap. Ganti" ucap sang MC.
Alika mengarahkan kedua mempelai itu untuk berpegangan tangan. Dan MC memulai tugasnya.
"Cek 2.3, musik silahkan." perintah Alika.
"Cek 2.3 siap, ganti."
"Para hadirin tamu undangan sekalian, mari kita sambut pangantin kita, raja dan ratu semalam kita, Abang Ahsan Hendra Putra bersama kakak Anindya Salsabila Sulaiman. Selamat berbahagia, semoga samawa. Pengantin di persilahkan menaiki pelaminan, iringan tepuk tangannya pemirsa," ucap Andi sang MC dengan bersemangat, memancing tepuk tangan dari seluruh yang hadir di sana.
Ahsan dan Anin saling melempar senyum ke arah para tamu undangan.
Mereka terus berjalan di atas karpet hijau yang melapisi lantai hingga ke pelaminan.Masih dengan earphonenya, Alika mengarahkan kamera dan team-team lainnya untuk siaga dengan tugasnya.
Sang pengantin sudah sampai dan duduk di kursi pelaminan, dengan tangan yang masih bertautan.
Alika yang menjadi saksi akan hal itu, merasa bahagia dan terharu bersamaan.Para orang tua juga sudah duduk di kursi di samping kanan dan kiri pengantin. Ah, dua keluarga yang terlihat sekali binar bahagianya. Alika senang akan itu.
💔💔💔
Serangkaian acara adat sudah selesai di jalankan. Sekarang saatnya mempelai menerima ucapan dari para tamu undangan, yang perlahan mulai menaiki pelaminan.Semakin banyak dan rapat. Alika memilih menepi sebentar. Ia memilih mendatangi meja, di mana dua sahabat dengan keluarga masing-masing tengah berkumpul.
Capeknya berkurang begitu melihat Raka, bayi Meta dan Syahreza tengah menikmati susu formula.
"Raka ganteng, ikut mama yuk" ajak Alika. Iya, sejak hari di mana ia menjadi saksi kelahiran Raka, Meta menyebutnya mama. Dan Alika senang akan hal itu.
"Higienis nggak, tangan elo?!" Canda Meta.
"Oh iya. Sebentar ya Raka, mama bebersih tangan dulu."
Masih sambil berdiri, Alika mengeluarkan botol mungil hand sanitizer dari saku celananya. Setelah memakai dan di rasa aman, Alika menerima baby Raka dari tangan mamanya.
Bayi gembul itu terlihat anteng di tangan Alika. Ke empat pasang mata yang melihat hal itu, saling pandang. Seolah mereka menyampaikan pemikiran yang sama.
"Baby Raka mama bawa ke om Ahsan ya?" pinta Alika pada bunda si bayi.
"ya ma, bawa aja. Hati-hati" pesan Meta.
"Iya bunda, tenang aja."
Alika berlalu menuju pelaminan. Di ikuti pandangan iba dari dua sahabatnya.
💔💔💔Jember, 30 November 2021
Part yang panjang. Eh, kepanjangan nggak sih???, Heheee..
Vote komennya jangan lupa.
Makasih..
Salam sayang kang halu amatir
Faidatul Mar'ah
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally Sah (Terbit)
RandomBanyak waktu di korbankan demi keyakinan bersama di kemudian hari. Namun keyakinan itu akhirnya meluruh seiring dengan takdir yang tak berpihak. Menutup diri, namun ada yang memaksa membuka. Mencoba masuk dengan sisi yang berbeda. Hingga kepercayaan...