Side Catur And Friska's WeddingWarning : 17+
Suasana di sebuah hotel nampak ramai, karena sedang di gelar acara resepsi.Iya, Catur dan Friska tengah mengadakan resepsi mewah malam ini, setelah tadi pagi mereka sah sebagai pasangan suami istri.
Raut bahagia nampak terpancar dari keduanya.
Banyak yang tidak menyangka, seorang Catur akhirnya berlabuh pada sekretarisnya sendiri. Setelah betah berpacaran dengan Alika.
Hubungan keluarga Alika dan Catur, mau tidak mau perlahan merenggang. Papa mama Alika yang membatasi interaksi hubungan kekeluargaan mereka.
Bahkan saat ini, hanya seorang sekretaris kantor yang menjadi utusan papa Hendra untuk menyampaikan selamat pada keluarga mantan calon besannya.
"Saya utusan bapak Hendra. Beliau menitipkan ini, dan juga meminta maaf tidak bisa hadir memenuhi undangan anda. Di karenakan beliau sedang ada di luar kota" ucap sekretaris tersebut pada ayah Catur.
"Iya, sama-sama. Terimakasih karena sudah hadir di sini" balas bunda Catur.
"Kalau begitu saya permisi, Bu" pamit sekretaris tersebut.
Semakin malam, tamu semakin banyak yang berdatangan. Bahkan Friska mengeluhkan sakit pada kakinya yang mengenakan sepatu hak tinggi.
"Mas, kaki Friska sakit sekali" keluh Friska manja. Membuat bunda Arumi menggeleng pelan.
"Bentar lagi ya sayang?. Atau mau ke kamar sekarang aja?" tawar Catur, di angguki Friska.
"Catur sama istri pamit dulu ya, Bun, yah?. Kaki istri udah pegel kayaknya"
pamit Catur."Udah pegel kakinya?, Apa kagak nahan ngadonnya?!" seloroh Damar, seorang sepupu jauh Friska.
Hal itu tentu berhasil mengundang tawa orang-orang yang berada di dekat pelaminan.
Hanya tersenyum sekilas, tanpa aba-aba, Catur menggendong Friska menuju salah satu kamar hotel yang akan menjadi kamar bulan madu mereka.
Sesampainya di kamar yang ia tuju, ia segera membuka pintu dan masuk. Ia kemudian mendudukkan Friska di ranjang.
Ia dengan telaten melepas sepatu hak tinggi itu dari kaki putih nan mulus Friska. Perlakuan Catur membuat dada Friska berdebar hebat.
"Mana yang sakit, sayang?" tanya Catur lembut.
"Sini mas, telapak kaki sama betis" jawabnya manja.
Dengan telaten, Catur memijat telapak kaki dan betis Friska. Hal itu membuat sesuatu dalam diri mereka seperti menemukan titik pencarian.
Mereka saling menatap dalam. Senyum di bibir keduanya merekah bersamaan. Jantung mereka bertalu bersahutan.
Perlahan, tangan Catur menangkup wajah Cantik Friska.
"Mas memang nggak pandai berkata-kata indah. Tapi mas akan bilang, kalau hati mas sudah terpaut dengan kamu. I love you, sayang"
"Love you more, mas"
Setelahnya, mereka berpelukan mesra. Entah siapa yang memulai, bibir mereka bertemu dalam senyuman.
Beberapa menit berciuman, Catur lebih dulu melepas bibirnya dari bibir sang istri.
"Em, mas mau mandi dulu, gerah" pamitnya, Friska mengangguk.
Catur pun beralih masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally Sah (Terbit)
De TodoBanyak waktu di korbankan demi keyakinan bersama di kemudian hari. Namun keyakinan itu akhirnya meluruh seiring dengan takdir yang tak berpihak. Menutup diri, namun ada yang memaksa membuka. Mencoba masuk dengan sisi yang berbeda. Hingga kepercayaan...