TIGA BELAS

97 13 7
                                        

Side Ahsan engagement day

          
           Suasana di rumah papa Hendra sangat ramai. Para kerabat dari papa dan mama Ahsan banyak yang datang. Maklumlah, ini hal pertama
di keluarga papa Hendra.
    
          Para kerabat dan tetangga sedang menyiapkan seserahan untuk acara lamaran Ahsan dan Anindya. Papa, mama, Ahsan, dan Haikal sudah siap dengan kostum batik mereka. Sedangkan Alika, entahlah. Dia penanggung jawab acara abangnya kali ini. Ia bersama team EO nya tengah mempersiapkan gedung.

          Acara akan di gelar jam 09.30, sementara saat ini jam menunjukkan angka 08.45. Barang-barang yang akan di bawa sudah di masukkan ke dalam mobil. Setelah semua barang di masukkan, kini giliran seluruh keluarga Ahsan dan juga orang yang ikut di acaranya masuk ke dalam mobil masing-masing.

Bersama-sama, mereka semua berangkat menuju gedung tempat pertunangan Ahsan dan Anindya.

       
                           💔💔💔

        Di sebuah gedung serbaguna, Alika tengah riweh-riwehnya. Ia tengah menghias panggung yang nantinya akan di gunakan untuk prosesi tukar cincin. Ia tak memperhatikan dirinya yang acak-acakan. Yang ia pikirkan adalah suksesnya satu step besar dalam hidup abangnya.

Setelah memberikan sentuhan terakhir dekornya, ia bisa bernafas lega. Ia senang dengan kelincahan tangannya. Menetralkan lelah, ia duduk selonjoran di panggung tersebut.

Tiba-tiba sebotol air minum berperisa jeruk nampak di depan matanya. Memindai dari botol minum hingga ke wajah sang pemberi, ia baru menyadari bahwa Fadil lah yang mengangsurkan minuman itu. Hal itu tentu mengejutkannya.

"Ah, eh, Fadil?!, Kok ada di sini?!" tanya Alika heran.

"Nemenin bidadari yang lagi sibuk. Nih kak minumnya" ucapnya.

Dengan senang hati Alika menerima minuman itu. Segera ia meneguk minuman yang sudah di buka tutupnya. Rasa dingin seketika menguasai tenggorokan hingga rongga dadanya.

"Acara udah mau mulai. Tuh, tamu-tamu juga pada Dateng. Kakak mandi gih!" perintah Fadil.

"Tapi alat-alatnya belum aku beresin"
keluh Alika.

"Biar aku yang beresin, kakak mandi aja. Sini aku bantu berdiri" ucap Fadil lembut.

Ia berdiri terlebih dahulu dan  mengulurkan tangan pada Alika kemudian.

Tanpa pikir panjang Alika menerima uluran tangan Fadil.

" Ya udah makasih, Dil. Aku ke belakang dulu" pamit Alika.

"Dengan senang hati bidadariku" kelakar Fadil yang dalam hati ia aminkan sendiri ucapannya.

Alika tertawa pelan mendengarnya. Ia kemudian masuk ke dalam ruangan tempat ia bersiap-siap. Sementara Fadil membereskan sisa-sisa kekacauan yang di pakai Alika tadi.

                           
                             💔💔💔

         Gemuruh tepuk tangan menggema dalam ruangan yang penuh dengan lautan manusia itu. Saat Ahsan dan Anindya saling menyematkan cincin. Rona bahagia nampak di wajah mereka berdua, hingga menular pada seluruh yang menghadiri undangan papa Hendra.

          Alika tak bosan-bosan mengarahkan kameranya, mengabadikan momen bahagia saudaranya. Setelah puas mengambil gambar, ia beralih naik ke atas panggung.

Ia ingin memberikan hadiah untuk abangnya. Hadiah yang ia beli bersama Catur Minggu lalu. Sayangnya, kali ini Catur tidak bisa hadir, karena berbenturan dengan jadwalnya keluar kota.

Itu lah yang di sampaikan papa dan mama Catur. Dan memang itulah yang di sampaikan pada Alika semalam.

"Abang, Anin, happy engagement ya. Semoga lancar sampai pernikahan" doa tulus Alika.

"Terimakasih sayang" sambut Ahsan terharu sembari mengecup lembut kening adik perempuannya.

Haru biru menyusup di hati kakak beradik itu. Ahsan tahu, ini adalah mimpi adiknya, tapi ia yang sampai duluan di tahap ini.

Dalam hati ia getarkan sebaris doa indah untuk sang adik, semoga segera mendapat jalan terang untuk masa depan adiknya.

"Oh iya, ini hadiah buat Abang" ucap Alika sembari mengulurkan kotak kecil berbungkus kertas kado.

"Apa ini kak?!" tanya Ahsan seraya menerima pemberian Alika.

Buka aja bang" sahut Anindya.

"Iya deh."

Ahsan pun membuka kotak hadiah dari Alika. Setelah pembungkus berhasil di buka, ia buka pula kotak di dalamnya.

Sebuah jam tangan mewah rolex keluaran terbaru terpampang disana. Ahsan bukan main senangnya.

"Makasih kak."

"Sama-sama bang. Anin, pakein dong!" pinta Alika.

Dengan malu-malu Anin mengambil jam tangan itu dan memasangkannya di pergelangan calon suaminya ini.

"Makasih banget kak, Abang suka!."

"Ya bang, sama-sama."

Hari ini kakak lelaki Alika tinggal selangkah lagi menuju bahagia. Ia berharap secepatnya segera menyusul kakak dan semua sahabatnya, yang telah lebih dulu bertemu jodoh mereka masing-masing.

        
                              💔💔💔

Jember, 27 November 2021

Hemmmz.. part ter absurd ini, mah.
Moga kagak bosen bacanya.
Happy reading..
Kritik dan sarannya boleh di sempilin.
Vote dan komennya boleh di banyakin..
Heheheeee... Makasih...
See ya...

Finally Sah (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang