LIMA

96 10 0
                                    


          Suara musik klasik menjadi sambutan selamat datang bagi para tamu undangan di kafe blossom. Catur baru saja keluar dari mobil bersama dengan Friska. Mengapa ia mengajak Friska?. Karena nomor Alika tidak aktiv, dan tidak ada kabar setelah telponnya tadi siang. Jadilah ia membawa Friska sebagai partner.

          Semakin masuk, suasana terasa semakin syahdu. Melihat di mana posisi pemilik acara, ia segera mendekat untuk mengucapkan selamat.

"Selamat malam pak dan Bu Wijaya," sapanya ramah.

"Catur, selamat malam juga" sapa balik pak Wijaya.

"Ini siapa Catur?," tanya Bu Wijaya.

"Oh, iya kenalkan. Ini Friska sekretaris saya, baru bekerja enam bulan ini. Fris?" ucap Catur memberi kode agar berkenalan dengan kolega bisnisnya.

Friska pun segera mengulurkan tangan dan di sambut sang pemilik acara.

"Saya Friska pak, Bu. Sekretaris baru bapak Catur. Selamat hari jadi pernikahan, semoga langgeng" doa tulus Friska membuat sang pemilik acara terkesan. Terimakasih Friska, salam kenal dari kami.

"Alika mana, Catur?" tanya Bu Wijaya yang memang sudah akrab dengan kekasihnya.

"Oh, Alika sedang banyak kerjaan Bu. Jadi tidak bisa menemani saya. Dia nitip salam selamat buat anda" jawab Catur dengan tenang.

Dalam hati ia merutuki lidahnya yang berbohong. Padahal ia sendiri tidak tahu, bagaimana keadaan kekasihnya hari ini?. Ada kesibukan apa?. Dan bodohnya ia baru menyadari, bahwa ia tolol.

Kalau ponselnya tidak aktiv, kan bisa ke butik, ke kantor EO dan WO nya, atau ke rumahnya. "Bodoh, bodoh, bodoh!." Rutuknya dalam hati sembari mengerutkan kening seperti orang pusing.

"Bapak kenapa?" tanya Friska penasaran dengan perubahan ekspresi bosnya.

"Oh nggak. Nggak apa-apa. Yuk, cari minum," ajak Catur.
Kemudian ia berpamitan pada pak Wijaya untuk menikmati minum.

💔💔💔
       

        Catur dan Friska pun berjalan ke meja stan minuman. Di tengah mengambil minuman, ada yang memanggil Catur.

"Bro!," sapa orang tersebut sembari menepuk punggung Catur.

Yang di panggil pun menoleh. Dan ia mendapati Daniel, rekan kerja, yang  menyapanya saat ini.

"Oh hai, Daniel. Apa kabar?" sapa balik Catur sembari berpelukan ala lelaki.

"Baik, baik. Siapa nih, baru lagi?," tanya Daniel yang melihat bahwa bukan Alika pasangan Catur kali ini.

"Iya, baru. Baru enam bulan kerja jadi sekretaris gue," jawab Catur

"Oh, gue kira ganti yang baru," kelakar Daniel.

"Gak lah!. Setia gue mah" jawab Catur.

"Duduk sana yuk. Ada Anggara sama istrinya juga tuh!" tunjuk Daniel pada salah satu meja.

"Yuk Fris, kita ke sana" ajaknya.

"Em, pak. Friska ke toilet dulu deh" pamitnya. Catur mengangguk mengiyakan.

Friska ke toilet, sementara Catur bergabung dengan para kolega bisnis yang cukup akrab dengannya.

   
                           💔💔💔

           
        Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, saat Catur tiba di halaman rumah Friska. Kondisi yang hujan membuat Catur bingung, bagaimana Friska masuk ke dalam rumah?. Sementara ia lupa tidak membawa payung di mobilnya.

Setelah berpikir, ia memutuskan untuk memayungi Friska dengan jas mahalnya.

"Masih hujan Fris, deres banget lagi. Yuk, saya payungin kamu pakai jas saya" tawar Catur tanpa menyadari bahaya yang mengintai dirinya.

"Nggak ngrepotin bapak?. Sayang jasnya pak, nanti rusak" jawab Friska.

"Nggak, nggak ngrepotin kok. Anggep aja sebagai ucapan terimakasih saya, Karena kamu udah nemenin saya di acara tadi" sambung Catur.
Yang kemudian di angguki Friska.

Catur pun melepas jasnya dan keluar dari mobil terlebih dahulu. Berpayung sehelai jasnya, ia membuka pintu di sebelah Friska.

Keduanya lalu berlari menuju pintu rumah Friska. Keduanya ada basah di beberapa bagian.

"Mari masuk pak," tawar Friska.

"Udah malem fris, saya pulang aja deh" tolak halus Catur.

"Hujannya masih deres, pak. Bisa bahaya kalau nekat jalan. Bapak masuk aja dulu, neduh. Saya buatkan teh, dan bapak bisa ganti baju dulu" bujuk Friska lagi.

Dengan segala pertimbangan, akhirnya Catur setuju untuk sementara beristirahat di rumah Friska.

Mereka masuk. Catur duduk di ruang tamu. Sementara Friska naik ke lantai atas untuk ganti baju. Setelah siap, ia membawa baju ganti juga untuk bosnya.

"Ini pak, ganti baju dulu. Bisa di kamar tamu itu" tunjuk Friska pada sebuah kamar yang ada di bawah tangga.

"Iya, makasih."

Catur masuk ke dalam kamar yang di tunjukkan Friska. Sementara Friska pergi ke dapur untuk membuat minum dan tentunya untuk menjalankan rencana gilanya.

Sambil mendidihkan air, ia menata dua cangkir. Tak lama air siap untuk di pakai menyeduh teh.

Setelah memasukkan gula, ia menyeduh teh yang ia pegang. Tak lupa, ia meneteskan obat perangsang di minuman Catur.

"Maaf pak, aku terpaksa ngelakuin ini. Aku cinta banget sama bapak. Tapi bapak sepertinya setia dengan Alika. Dan aku bukan tipe orang yang gampang nyerah sebelum apa yang aku ingin tercapai. Maaf kalau aku harus nekat pak" ucapnya dalam hati.

Selesai dengan itu, Friska membawa dua cangkir ke ruang tamu. Di sana ia melihat Catur sudah  duduk di atas sofa sembari memainkan game di ponselnya.

"Maaf pak, tehnya" ucap Friska.

Membuat Catur seketika menaruh ponselnya di atas meja. Ia menerima cangkir yang di ulurkan Friska.

                         

                            💔💔💔

Jember, 25 November 2021..

Kepanjangan?
Kependekan?
Kurang nge feel?
Bertele-tele??
Cuuss, vote dan komennya temen2. Makasih..

Finally Sah (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang