Prolog

414 22 2
                                    

Hola。◕‿◕。

Terima kasih sudah berkenan datang ke cerita pertamaku. Aku sangat senang atas kehadiran kalian sebagai pelengkap cerita ini.

Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman-teman kalian. Happy reading all (◕ᴗ◕✿)

Wulan menutup mulutnya berusaha agar isakannya tidak keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wulan menutup mulutnya berusaha agar isakannya tidak keluar. Namun, ekspresinya terlihat jelas di mata Aska, bahwa Wulan sangat terpukul atas kebohongan itu.

"Pelangi?" Aska mengambil kedua tangan Wulan dari mulutnya. "Bolehkah kamu kembali kubawa pulang?" tanya Aska penuh harap, agar anggukan halus itu ada dalam pergerakan Wulan selanjutnya.

Mungkin sekitar lima detik untuk Wulan menatap Aska dengan dada yang semakin sesak. Beberapa pemikiran berkemelut dalam otaknya, sampai kemudian kepalanya menggeleng pelan untuk menjadi sebuah jawaban 'tidak' pada pertanyaan Aska yang tiba-tiba.

Wulan menatap tautan tangan mereka. Lalu kembali menatap Aska yang masih menanti Wulan untuk meralat jawabannya. "Kenapa baru sekarang?" tanyanya parau. Air matanya mengalir tak tertahan, karena yang terjadi terlalu mengejutkan dan tiba-tiba.

"Aku mau kasih waktu ke kita buat tetap berusaha menjadi yang terbaik di jalan kita masing-masing." Aska semakin mempererat genggamannya.

Wulan menggeleng, ia menarik tangannya dari genggaman Aska. "Apa yang lebih buruk dari ditinggalkan, Aska? Di saat aku harus melanjutkan hidup, tapi tujuanku udah pergi gitu, aja." Wulan menahan isakannya, ia menatap cincin yang sudah tersemat di jari manisnya. "Kenapa harus sekarang? Di saat aku udah yakin bahwa kamu nggak akan datang lagi dan menerima orang lain dalam hidup aku." Wulan menatap Aska yang masih menanti setiap kalimatnya. "Aku nggak bisa, Ka. Aku nggak bisa ngelepasin sesuatu yang udah ku terima gitu, aja."

Warning!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!

•Cerita ini pure atas pemikiran dan usaha aku, tanpa ada plagiat sama sekali. Jadi, buat kalian mau plagiat, tolong berjuang sendiri, ya, Sayang!

•Kalian boleh panggil aku apa saja, kecuali Author.

•Kalau tertarik membaca cerita ini, tolong jangan membawa cerita lain ke sini.

•Kalau ada kesalahan informasi atau cara nyampainya, tolong langsung DM ke Wattpad atau Instagram aku, ya!"

•Jangan lupa follow akun wattpad aku. Thankyou (≧▽≦)

Bagaimana tanggapan untuk prolognya?👉

Jangan lupa follow akun Ig: @ini.adri

Terima kasih karena sudah mau baca, vote, dan komen.

Terima kasih karena sudah follow.

See you next part 🌺

Salam sayang, Adri

KALIBIRU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang