Rangga menginjakkan kakinya di rumah yg beberapa tahun lalu ia beli. Rumah yg banyak kenangan antara dia dan istrinya.
Rangaa berjalan cepat ke arah kamar bayinya saat mendengar suara tangis yg amat nyelengking.
"kenapa bi?" tanya Rangga pada pengasuh Zhidan.
"anu...ini den Zhidan nangis terus dari tadi mas, padahal sudah saya kasih susu, tapi, tetep gak mau" ucap pengasuh tersebut yg bernama Iyem.
"yaudah, bi. Biar saya aja yg nidurin Zhidan, bibi bisa langsung tidur aja" ucap Rangga pada Iyem seraya mengambil bayi yg masih berumur lima bulan itu.
"yaudah, mas" Iyem pun keluar dari kamar Zhidan.
Rangga menimang anaknya yg sudah mulai tenang. Padahal ini sudah jam sepuluh malam, tapi anaknya belum juga mau tidur.
"bobo ya Zhi, udah malem loh" ucap Rangga pada anaknya yg masih membuka mata.
Sebenarnya, Tasya sangat ingin merawat Zhidan, tapi, Rangga tidak mau karna ia mau merasakan bagaimana mengurus anaknya sendiri tanpa merepotkan oranglain .
Lagi lagi Rangga menguap, sungguh ia sudah sangat lelah karna pekerjaan yg begitu menumpuk.
Sudah setengah jam lamanya, akhirnya Zhidan pun tertidur. Rangga menaruh Zhidan di box bayi dengan perlahan.
Tiba tiba ponselnya berdering.
Halo?
Pak Rangga, bisa ke rumah sakit Medika sekarang juga?
Siapa yg sakit?
Pak Argantara terkena serangan jantung, pak
Coba kamu telfon anaknya, nanti saya segera kesana
Pak Argantara tidak mau anak anaknya tahu tentang ini pak
Yaudah, saya segera kesana
Rangga kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Ia mengecup wajah Zhidan sebelum meninggalkan anak itu.
Bahkan ia belum mengganti pakaian dan bersih bersih.
"bi, saya titip Zhidan ya" ucap Rangga pada Iyem yg saat ini berada di teras rumah dengan suaminya.
"iya, mas. Mas Rangga mau kemana?"
"saya ada urusan sebentar" jawab Rangga lalu berjalan cepat menuju mobilnya.
-
Rangga terus berlari di koridor rumah sakit. Bagaimana pun Argantara adalah bosnya yg sangat baik padanya.
"gimana keadaan pak Argantara?" tanya Rangga pada sekertaris Argantara.
"di dalam sudah ada non Putri, bapak masuk ke dalam saja"
Rangga mengerutkan dahinya "bukannya anaknya tidak boleh tahu?"
"saya terpaksa pak, tadi kondisi pak Argantara cukup menghawatirkan"
Rangga hanya menganggukkan kepalanya "kalo gitu saya di sini saja" ucap Rangga seraya menaruh bokongnya di kursi.
Belum sempat bokongnya menyentuh kursi, tiba tiba sekretaris tersebut berkata "mending bapak masuk saja, soalnya sudah di tunggu sedari tadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT WIDOWER
RandomPUTRI CAHYANI ARGANTARA seorang gadis berumur 20 tahun, yang saat ini sedang mengejar kuliahnya. Beberapa minggu ini ia sangat sibuk dengan skripsi karna sebentar lagi ia akan sidang dan wisuda. Ayah nya seorang pengusaha hebat, dan ibunya meninggal...